Ilmuwan AS Sebut Ukuran Otak Manusia Menyusut, Pertanda Apa?

Kamis, 18 November 2021 - 10:04 WIB
loading...
Ilmuwan AS Sebut Ukuran Otak Manusia Menyusut, Pertanda Apa?
Penulis dan brain scientist dari Los Angeles Natural History Museum JM Stibel mengatakan bahwa ukuran otak manusia telah sangat berkurang dalam kurun 50.000 tahun terakhir. Foto/Ilustrasi/scitechdaily
A A A
LOS ANGELES - Penulis dan brain scientist dari Los Angeles Natural History Museum JM Stibel mengatakan bahwa ukuran otak manusia telah sangat berkurang dalam kurun 50.000 tahun terakhir. Hasil penelitian yang ditulis dalam jurnal Brain, Behavior and Evolution, JM Stibel mengungkapkan fakta bahwa ukuran otak telah berkurang lebih dari 5 persen pada homosapiens modern.

JM Stibel juga menemukan bukti bahwa ukuran otak relatif terhadap tubuh - yang dikenal sebagai ensefalisasi - juga telah menurun, terutama akibat obesitas. Faktor lingkungan seperti kesehatan, pendidikan, dan teknologi, kemungkinan berpengaruh terhadap penyusutan ukuran otak.

JM Stibel juga menunjukkan data adanya penurunan signifikan dalam IQ selama 30 tahun terakhir di banyak bagian dunia, dengan penurunan terbesar terjadi di negara-negara industri. Itu berarti bahwa faktor lingkungan, mungkin tidak dapat membantu meningkatkan atau mempertahankan tingkat kecerdasan dalam jangka panjang.

Perlu dicatat, JM Stibel di sini hanya menggunakan IQ sebagai ukuran kecerdasan. Tolok ukur ini dianggap tidak mewakili ukuran kecerdasan secara menyeluruh, meskipun secara luas masih diterima sebagai tolok ukur standar nilai fungsi kognitif. (Baca juga; Cacing Pita Sepanjang 8 Meter Hidup di Dalam Otak Pria AS Ini )

Untuk itu, JM Stibel mencatat dalam penelitiannya bahwa ukuran kecerdasan secara umum dalam satu abad terakhir ini telah meningkat. Dan, itu sebanding dengan pencapaian tingkat pendidikan masyarakat saat ini. Jadi penelitian ini belum menjelaskan dampak signifikan dari penyusutan ukuran otak manusia.

Tentang penyusutan ukuran otak manusia juga pernah diungkapkan Dr Jeremy DeSilva dari Dartmouth College dan Dr James Traniello dari Universitas Boston. Soal penyusutan ukuran otak manusia disampaikan dalam makalah yang diterbitkan Frontiers in Ecology and Evolution yang dikutip laman scitechdaily pada Oktober 2021.

“Fakta mengejutkan tentang manusia saat ini adalah bahwa otak kita lebih kecil dibandingkan dengan otak nenek moyang Pleistosen kita. Mengapa otak kita mengecil menjadi misteri besar bagi para antropolog,” jelas Dr Jeremy DeSilva. (Baca juga; Ilmuwan Buktikan Keberadaan Hibrid Manusia Purba dari 50.000 Tahun Lalu )

Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Untuk menguraikan misteri ini, tim peneliti dari berbagai bidang akademik berangkat untuk mempelajari pola sejarah evolusi otak manusia.

Para peneliti menerapkan analisis titik perubahan pada kumpulan data 985 fosil dan tengkorak manusia modern. Mereka menemukan bahwa ukuran otak manusia meningkat pada masa 2,1 juta tahun yang lalu dan 1,5 juta tahun yang lalu atau selama kala Pleistosen.

Namun, ukurannya mulai berkurang sekitar 3.000 tahun yang lalu pada kala Holosen. Kala Holosen ditandai berakhirnya zaman glasial yaitu sekitar 11,7 ribu tahun lalu.

Ketika itu, permukaan air laut naik dan menggenangi paparan Sunda dan Paparan Sahul. Muncullah Kepulauan Indonesia dalam wujudnya yang sekarang. “Memahami mengapa otak bertambah atau berkurang, sulit dipelajari jika hanya dengan menggunakan fosil,” jelas Traniello.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3094 seconds (0.1#10.140)