Robot Pembantu Medis Mampu Lakukan Swab Tenggorokan
loading...
A
A
A
KOPENHAGEN - Para ilmuwan berhasil mengembangkan prototipe robot untuk melakukan swab test COVID-19 melalui tenggorokan. Prototipe robot ini menggunakan lengan cetak 3D sekali pakai. (Baca juga: Hasil Swab Test, 1 Pedagang di Pasar Bogor Terkonfirmasi Positif Covid-19 )
Para peneliti di Denmark telah mengembangkan prototipe robot hanya dalam empat pekan. Secepat mungkin, mereka mengembangkan kebutuhan medis di seluruh dunia dalam melawan pandemik COVID-19.
Robot swab tenggorokan menjadi robot otomatis pertama di dunia yang dapat mengambil sampel dari seseorang. Robot ini rencananya akan di uji coba pada pasien COVID-19 akhir Juni mendatang.
Para peneliti mengutarakan robot akan memegang swab dan bergerak menuju tempat yang tepat di tenggorokan. Di mana sampel harus dikumpulkan setiap waktu untuk mengetahui siapa saja yang menjadi karir COVID-19.
Robot akan menempatkan swab dalam sebuah gelas dan sekrup untuk menutup sampel tanpa input manusia. Hal ini untuk mengurangi risiko petugas kesehatan terhadap virus yang mematikan.
Sebanyak 10 peneliti di University of Southern Denmark (USD) telah bekerja sepanjang waktu di Lab Industri 4.0. Mereka mengatakan tujuannya adalah untuk menciptakan sesuatu yang akan mengurangi risiko infeksi bagi staf kesehatan ketika melakukan usap tenggorokan.
Profesor Thiusius Rajeeth Savarimuthu dari SDU Robotics telah mengembangkan robot seusai berbicara dengan petugas kesehatan. Robot swab adalah proyek pertamanya setelah COVID-19 muncul.
Savarimuthu merupakan orang pertama yang menguji prototipe robot. Dia juga terkesan dengan hasil kerja yang sangat baik dari tim peneliti.
"Saya terkejut melihat betapa lembut robot ini berhasil mendaratkan swab di tenggorokan, di tempat yang menjadi tujuannya, jadi itu sukses besar," katanya, dikutip dari Dailymail.
Savarimuthu berharap, prototipe robot dapat dikembangkan lebih lanjut di masa depan nanti. Bukan hanya untuk usap tenggorokan terkait COVID-19, tapi juga untuk semua virus.
Tim USD tidak sendiran, mereka dibantu oleh para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Odense (OUH). Ini dilakukan untuk memastikan pergerakan robot dapat mengenai tempat yang tepat di belakang tenggorokan pasien.
Direktur OUH, Kim Brixen, mengungkapkan, robot swab tenggorokan memberikan keuntungan besar bagi tenaga kesehatan. Mereka tidak lagi merasakan sakit, lelah atau bosan dengan pekerjaan yang monoton.
"Tugas itu menjadi hari kerja yang panjang untuk pekerjaan monoton. Pada saat yang sama, karyawan sangat dibutuhkan untuk tugas atau fungsi lain," kata Brixen.
Pengujian skala besar adalah bagian utama dari respons terhadap pandemik COVID-19. Banyak di antara masyarakat yang akan kembali untuk mendapatkan tindakan medis tersebut.
"Robot memiliki potensi besar untuk skrining massal COVID-19 di sektor kesehatan dan juga dalam kaitannya dengan kontrol perbatasan atau di bandara," tambah Brixen.
Tantangan bagi tim sekarang adalah bagaimana meningkatkan pengembangan dan menemukan investor. Mereka harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan gelombang virus kedua.
Para peneliti di Denmark telah mengembangkan prototipe robot hanya dalam empat pekan. Secepat mungkin, mereka mengembangkan kebutuhan medis di seluruh dunia dalam melawan pandemik COVID-19.
Robot swab tenggorokan menjadi robot otomatis pertama di dunia yang dapat mengambil sampel dari seseorang. Robot ini rencananya akan di uji coba pada pasien COVID-19 akhir Juni mendatang.
Para peneliti mengutarakan robot akan memegang swab dan bergerak menuju tempat yang tepat di tenggorokan. Di mana sampel harus dikumpulkan setiap waktu untuk mengetahui siapa saja yang menjadi karir COVID-19.
Robot akan menempatkan swab dalam sebuah gelas dan sekrup untuk menutup sampel tanpa input manusia. Hal ini untuk mengurangi risiko petugas kesehatan terhadap virus yang mematikan.
Sebanyak 10 peneliti di University of Southern Denmark (USD) telah bekerja sepanjang waktu di Lab Industri 4.0. Mereka mengatakan tujuannya adalah untuk menciptakan sesuatu yang akan mengurangi risiko infeksi bagi staf kesehatan ketika melakukan usap tenggorokan.
Profesor Thiusius Rajeeth Savarimuthu dari SDU Robotics telah mengembangkan robot seusai berbicara dengan petugas kesehatan. Robot swab adalah proyek pertamanya setelah COVID-19 muncul.
Savarimuthu merupakan orang pertama yang menguji prototipe robot. Dia juga terkesan dengan hasil kerja yang sangat baik dari tim peneliti.
"Saya terkejut melihat betapa lembut robot ini berhasil mendaratkan swab di tenggorokan, di tempat yang menjadi tujuannya, jadi itu sukses besar," katanya, dikutip dari Dailymail.
Savarimuthu berharap, prototipe robot dapat dikembangkan lebih lanjut di masa depan nanti. Bukan hanya untuk usap tenggorokan terkait COVID-19, tapi juga untuk semua virus.
Tim USD tidak sendiran, mereka dibantu oleh para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Odense (OUH). Ini dilakukan untuk memastikan pergerakan robot dapat mengenai tempat yang tepat di belakang tenggorokan pasien.
Direktur OUH, Kim Brixen, mengungkapkan, robot swab tenggorokan memberikan keuntungan besar bagi tenaga kesehatan. Mereka tidak lagi merasakan sakit, lelah atau bosan dengan pekerjaan yang monoton.
"Tugas itu menjadi hari kerja yang panjang untuk pekerjaan monoton. Pada saat yang sama, karyawan sangat dibutuhkan untuk tugas atau fungsi lain," kata Brixen.
Pengujian skala besar adalah bagian utama dari respons terhadap pandemik COVID-19. Banyak di antara masyarakat yang akan kembali untuk mendapatkan tindakan medis tersebut.
"Robot memiliki potensi besar untuk skrining massal COVID-19 di sektor kesehatan dan juga dalam kaitannya dengan kontrol perbatasan atau di bandara," tambah Brixen.
Tantangan bagi tim sekarang adalah bagaimana meningkatkan pengembangan dan menemukan investor. Mereka harus bersiap untuk menghadapi kemungkinan gelombang virus kedua.
(iqb)