2 Hari Setelah Uji Coba Rudal Anti-Satelit, 7 Astronot ISS Kembali Beraktivitas Normal
loading...
A
A
A
FLORIDA - Tujuh astronot yang bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional (Internasional Space Stasion/ISS) telah kembali beraktivitas normal setelah beberapa hari berlindung untuk menghindari dampak uji coba penembakan rudal anti-satelit oleh Rusia. Stasiun Luar Angkasa Internasional juga tidak melakukan manuver untuk menghindari puing orbit dari satelit mata-mata Cosmos 1408 yang hancur ditembak.
NASA menyebutkan penutup palka modul tempat berlindung ketujuh astronot sudah dibuka kembali pada Rabu 17 November 2021. Para astronot mulai Senin 15 November 2021 pagi berlindung di sejumlah modul, yaitu modul Kibo (Jepang), modul Columbus (Eropa), serta modul serba guna Bigelow dan airlock Quest milik NASA.
“Stasiun luar angkasa tidak perlu melakukan manuver penghindaran sampah antariksa. Risiko tabrakan tertinggi kini telah berlalu,” keterangan NASA dikutip space.com, Jumat (19/11/2021). (Baca juga; 8 Kali Kecepatan Peluru, Puing Satelit Rusia Bisa Hancurkan Stasiun Luar Angkasa Internasional )
Selama keadaan darurat, tujuh astronot awak di Stasiun Luar Angkasa Internasional harus meninggalkan jadwal kerja mereka. Ketujuh astronot itu, adalah Thomas Marshburn, Raja Chari, Mark Vande Hei dan Kayla Barron dari NASA, Matthias Maurer (Badan Antariksa Eropa), dan dua kosmonot Rusia Pyotr Dubrov dan Anton Shkaplerov.
Untuk Marshburn, Barron, Chari dan Maurer yang baru tiba di stasiun luar angkasa tiga hari sebelumnya, uji coba penembakan rudal anti-satelit seolah memberikan sambutan dramatis yang tak terduga. Militer Rusia mengklaim bahwa tes tersebut tidak menimbulkan bahaya di orbit, meskipun ada dua kosmonotnya bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional. (Baca juga; Dramatis! Kru ISS Diminta Berlindung Saat Rusia Hancurkan Satelit )
NASA mengatakan terus melakukan inspeksi visual untuk memastikan stasiun luar angkasa internasional aman bagi kru dari ancaman puing-puing antariksa. Komando Luar Angkasa AS dan NASA terus membuat katalog fragmen puing antariksa dan menganalisis lintasannya untuk mendapatkan data detail tentang risiko di masa depan.
Sebab, bukan hanya Stasiun Luar Angkasa Internasional saja yang berada dalam bahaya, tetapi juga ribuan satelit yang terbang di orbit Bumi. Termasuk konstelasi Starlink yang memancarkan internet SpaceX atau satelit lain yang yang mengamati Bumi. (Baca juga; Rudal Rusia Tembak Jatuh Satelit, Puingnya Berhamburan di Luar Angkasa )
NASA menyebutkan penutup palka modul tempat berlindung ketujuh astronot sudah dibuka kembali pada Rabu 17 November 2021. Para astronot mulai Senin 15 November 2021 pagi berlindung di sejumlah modul, yaitu modul Kibo (Jepang), modul Columbus (Eropa), serta modul serba guna Bigelow dan airlock Quest milik NASA.
“Stasiun luar angkasa tidak perlu melakukan manuver penghindaran sampah antariksa. Risiko tabrakan tertinggi kini telah berlalu,” keterangan NASA dikutip space.com, Jumat (19/11/2021). (Baca juga; 8 Kali Kecepatan Peluru, Puing Satelit Rusia Bisa Hancurkan Stasiun Luar Angkasa Internasional )
Selama keadaan darurat, tujuh astronot awak di Stasiun Luar Angkasa Internasional harus meninggalkan jadwal kerja mereka. Ketujuh astronot itu, adalah Thomas Marshburn, Raja Chari, Mark Vande Hei dan Kayla Barron dari NASA, Matthias Maurer (Badan Antariksa Eropa), dan dua kosmonot Rusia Pyotr Dubrov dan Anton Shkaplerov.
Untuk Marshburn, Barron, Chari dan Maurer yang baru tiba di stasiun luar angkasa tiga hari sebelumnya, uji coba penembakan rudal anti-satelit seolah memberikan sambutan dramatis yang tak terduga. Militer Rusia mengklaim bahwa tes tersebut tidak menimbulkan bahaya di orbit, meskipun ada dua kosmonotnya bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional. (Baca juga; Dramatis! Kru ISS Diminta Berlindung Saat Rusia Hancurkan Satelit )
NASA mengatakan terus melakukan inspeksi visual untuk memastikan stasiun luar angkasa internasional aman bagi kru dari ancaman puing-puing antariksa. Komando Luar Angkasa AS dan NASA terus membuat katalog fragmen puing antariksa dan menganalisis lintasannya untuk mendapatkan data detail tentang risiko di masa depan.
Sebab, bukan hanya Stasiun Luar Angkasa Internasional saja yang berada dalam bahaya, tetapi juga ribuan satelit yang terbang di orbit Bumi. Termasuk konstelasi Starlink yang memancarkan internet SpaceX atau satelit lain yang yang mengamati Bumi. (Baca juga; Rudal Rusia Tembak Jatuh Satelit, Puingnya Berhamburan di Luar Angkasa )
(wib)