Bukan Mitos, Ikan Paus Bertanduk Ternyata Ada dan Hidup di Arktik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama ini, hewan bertanduk biasanya dimiliki oleh binatang yang ada di darat. Namun di perairan Arktik yang dingin, terdapat ikan paus bertanduk satu yang menyerupai hewan dongeng kuda unicorn.
Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), ikan tersebut disebut narwhal yang mengacu pada kulit abu-abu paus yang belang-belang. Narwhals adalah sumber penghidupan yang penting bagi orang Inuit, kelompok masyarakat adat yang terkait secara budaya di Greenland, Kanada, dan Alaska.
Ahli biologi kutub dari University of Washington Kristen Laidre mengatakan, narwhal adalah salah satu hewan yang paling sulit untuk dipelajari. Ikan yang merupakan saudara dekat dari paus beluga ini memiliki ukuran yang sama dan kerap melakukan kawin silang. "Narwhal pada dasarnya sangat sulit dipahami dan licik," katanya seperti dikutip Live Science, Selasa (23/11/2021).
Hal yang paling unik dari narwhal adalah gading spiral yang mengesankan. Tetapi hanya beberapa narwhal yang memilikinya, biasanya jantan dewasa dengan panjang sekitar 4,6 meter dan berat 1.590 kilogram.
Tanduk yang tumbuh di kepala narwhal sebenarnya adalah gigi panjang yang menonjol, tumbuh hingga panjang 3 meter, menurut Pusat Sains Kutub di Universitas Washington. Ini jarang terjadi, tetapi beberapa jantan memiliki dua tanduk biasanya satu lebih kecil dari yang lain.
Beberapa teori menyatakan bahwa tanduk atau gading itu alat untuk bertahan hidup. Karena paus mungkin menggunakannya untuk memecah es di permukaan, menombak ikan, atau menggali makanan di dasar laut.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal The Anatomical Record menemukan bahwa gading misterius narwhal penuh dengan ujung saraf sensitif yang memungkinkan paus mendeteksi perubahan lingkungan, seperti fluktuasi suhu dan salinitas. Temuan ini menunjukkan bahwa gading mungkin juga merupakan organ sensorik.
Narwhals hidup di Samudra Arktik dan di sekitar garis pantai Kanada, Greenland, Norwegia, dan Rusia, menurut World Wildlife Fund (WWF). Mereka dapat ditemukan di daerah pesisir selama musim panas dan lebih jauh di laut selama musim dingin.
Ahli biologi memperkirakan bahwa narwhals hidup antara 30 dan 40 tahun, menurut NOAA. Narwhal betina mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 4 hingga 7 tahun, sedangkan jantan antara 8 atau 9 tahun.
Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menganggap narwhal sebagai spesies yang populasinya tidak terancam punah. IUCN memperkirakan bahwa saat ini ada sekitar 123.000 ekor ikan dewasa yang dibagi menjadi 12 subpopulasi di Kutub Utara.
Tetapi mirip dengan semua satwa liar Arktik lainnya, narwhal cenderung berjuang dalam menghadapi perubahan iklim. Rekor suhu hangat di Kutub Utara telah menyebabkan es laut menghilang pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Kenyataan lain, narwhal adalah mamalia laut yang paling rentan terhadap peningkatan aktivitas manusia di Kutub Utara. Karena makhluk yang terisolasi ini sangat sensitif terhadap aktivitas kapal.
Peningkatan lalu lintas kapal kemungkinan akan mengakibatkan tabrakan yang lebih mematikan. Narwhals, mirip dengan paus lainnya, mengandalkan pendengaran untuk memahami lingkungan mereka.
Sumber kebisingan buatan manusia dapat mengganggu kemampuan narwhal untuk mendengar dan berkomunikasi dan dapat menghambat kemampuan mereka untuk menemukan mangsa atau pasangannya, bernavigasi, dan menghindari pemangsa.
Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), ikan tersebut disebut narwhal yang mengacu pada kulit abu-abu paus yang belang-belang. Narwhals adalah sumber penghidupan yang penting bagi orang Inuit, kelompok masyarakat adat yang terkait secara budaya di Greenland, Kanada, dan Alaska.
Ahli biologi kutub dari University of Washington Kristen Laidre mengatakan, narwhal adalah salah satu hewan yang paling sulit untuk dipelajari. Ikan yang merupakan saudara dekat dari paus beluga ini memiliki ukuran yang sama dan kerap melakukan kawin silang. "Narwhal pada dasarnya sangat sulit dipahami dan licik," katanya seperti dikutip Live Science, Selasa (23/11/2021).
Hal yang paling unik dari narwhal adalah gading spiral yang mengesankan. Tetapi hanya beberapa narwhal yang memilikinya, biasanya jantan dewasa dengan panjang sekitar 4,6 meter dan berat 1.590 kilogram.
Tanduk yang tumbuh di kepala narwhal sebenarnya adalah gigi panjang yang menonjol, tumbuh hingga panjang 3 meter, menurut Pusat Sains Kutub di Universitas Washington. Ini jarang terjadi, tetapi beberapa jantan memiliki dua tanduk biasanya satu lebih kecil dari yang lain.
Beberapa teori menyatakan bahwa tanduk atau gading itu alat untuk bertahan hidup. Karena paus mungkin menggunakannya untuk memecah es di permukaan, menombak ikan, atau menggali makanan di dasar laut.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam jurnal The Anatomical Record menemukan bahwa gading misterius narwhal penuh dengan ujung saraf sensitif yang memungkinkan paus mendeteksi perubahan lingkungan, seperti fluktuasi suhu dan salinitas. Temuan ini menunjukkan bahwa gading mungkin juga merupakan organ sensorik.
Narwhals hidup di Samudra Arktik dan di sekitar garis pantai Kanada, Greenland, Norwegia, dan Rusia, menurut World Wildlife Fund (WWF). Mereka dapat ditemukan di daerah pesisir selama musim panas dan lebih jauh di laut selama musim dingin.
Ahli biologi memperkirakan bahwa narwhals hidup antara 30 dan 40 tahun, menurut NOAA. Narwhal betina mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 4 hingga 7 tahun, sedangkan jantan antara 8 atau 9 tahun.
Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menganggap narwhal sebagai spesies yang populasinya tidak terancam punah. IUCN memperkirakan bahwa saat ini ada sekitar 123.000 ekor ikan dewasa yang dibagi menjadi 12 subpopulasi di Kutub Utara.
Tetapi mirip dengan semua satwa liar Arktik lainnya, narwhal cenderung berjuang dalam menghadapi perubahan iklim. Rekor suhu hangat di Kutub Utara telah menyebabkan es laut menghilang pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Kenyataan lain, narwhal adalah mamalia laut yang paling rentan terhadap peningkatan aktivitas manusia di Kutub Utara. Karena makhluk yang terisolasi ini sangat sensitif terhadap aktivitas kapal.
Peningkatan lalu lintas kapal kemungkinan akan mengakibatkan tabrakan yang lebih mematikan. Narwhals, mirip dengan paus lainnya, mengandalkan pendengaran untuk memahami lingkungan mereka.
Sumber kebisingan buatan manusia dapat mengganggu kemampuan narwhal untuk mendengar dan berkomunikasi dan dapat menghambat kemampuan mereka untuk menemukan mangsa atau pasangannya, bernavigasi, dan menghindari pemangsa.
(ysw)