Bukan Werewolf, tapi Bulan Purnama Punya Berdampak Unik Terhadap Hewan-hewan Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Cahaya bulan memainkan peran penting dalam ekosistem, memengaruhi perilaku berbagai spesies hewan di seluruh dunia. Dari sinkronisasi perkawinan hingga strategi berburu dan menghindari predator, respons terhadap cahaya bulan menunjukkan betapa terhubungnya kehidupan satwa liar dengan siklus alami Bulan.
Tidak hanya gravitasi Bulan yang berinteraksi dengan Matahari menyebabkan pasang surut laut. Orbit Bulan mengelilingi Bumi juga menghasilkan fase-fase Bulan dengan tingkat luminositas yang berbeda.
Para ilmuwan berpendapat bahwa cahaya Bulan pada titik tertentu setiap musim semi mungkin memberikan isyarat kepada karang bahwa kondisi tepat untuk melepaskan telur dan sperma.
Siklus Bulan secara tidak langsung memengaruhi perilaku beberapa hewan selama pasang tinggi dan rendah, dengan membatasi mereka dari area mencari makan yang subur seperti lumpur pantai.
Namun, sinar matahari yang dipantulkan oleh Bulan juga memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku hewan. Misalnya, bagi hewan yang bergantung pada penglihatan untuk mencari makan, cahaya bulan adalah sumber daya. Bagi yang berisiko diburu pada malam hari, cahaya tersebut menjadi ancaman.
1. Lalat Mayfly di Afrika
Seperti halnya karang, lalat mayfly (Povilla adusta) di Danau Victoria, Afrika Timur, menyinkronkan perkawinan mereka dengan Bulan.
Serangga ini muncul dalam jumlah besar dari tahap larva akuatik mereka (yang berlangsung empat hingga lima bulan) dua hari setelah bulan purnama. Sebagai dewasa seksual (tahap imago), jenis mayfly ini hanya hidup selama satu hingga dua jam, sehingga mereka terburu-buru untuk menampilkan diri, kawin, dan bertelur sebelum mati.
Menggunakan siklus Bulan sebagai penanda waktu membantu mereka memastikan bahwa calon pasangan akan ada—dan cahaya bulan juga membantu mereka menyelesaikan tugas mendesak tersebut.
2. Burung Nightjar
Burung nightjar adalah burung yang berburu serangga terbang saat senja dan fajar. Pergerakan burung nightjar Eropa (Caprimulgus europaeus) selama bulan purnama unik. Mereka memperpanjang waktu mencari makan mereka hingga malam hari, karena mereka bisa menangkap lebih banyak serangga dalam cahaya bulan.
Burung-burung ini tetap berada di area lokal selama bulan purnama, ketika mereka memiliki waktu tambahan untuk mencari makan. Kemudian, sekitar 12 hari setelah bulan mulai menyusut, selama migrasi musim semi dan musim gugur, burung nightjar berangkat dalam penerbangan panjang mereka ke dan dari Eropa dan Afrika Selatan.
Bulan juga menentukan kapan burung nightjar bertelur. Mereka memastikan telur mereka menetas saat bulan purnama, sehingga mereka memiliki kondisi mencari makan terbaik ketika anak-anak mereka sangat membutuhkan makanan.
3. Burung Swift
Burung swift hitam (Cypseloides niger) membangun sarang di tebing terpencil di bagian barat AS dan Kanada. Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa burung swift Eropa (Apus apus) terbang terus-menerus selama sepuluh bulan dalam setahun ketika mereka tidak berkembang biak, termasuk migrasi mereka antara Eropa dan Afrika tropis.
Selama sepuluh hari di sekitar setiap bulan purnama selama periode non-berkembang biak, mereka naik ke ketinggian tinggi (3.000-4.000 meter) setelah senja dan tetap di sana sepanjang malam. Sebaliknya, sekitar setiap bulan baru, mereka tetap di ketinggian relatif rendah.
Data percepatan penerbangan menunjukkan burung swift terbang lebih aktif selama waktu yang lebih terang ketika mereka berada di ketinggian tinggi, dibandingkan saat mereka terbang dalam kegelapan—menunjukkan bahwa mereka menangkap lebih banyak serangga (dan menggunakan lebih banyak energi) sekitar waktu setiap bulan purnama.
4. Burung Hantu Barn Owl
Burung hantu barn owl (Tyto alba) memiliki dua warna—merah dan putih. Mangsa utama mereka, tikus, mendeteksi burung hantu lebih mudah dalam cahaya bulan dan merespons dengan berhenti sejenak.
Tidak hanya gravitasi Bulan yang berinteraksi dengan Matahari menyebabkan pasang surut laut. Orbit Bulan mengelilingi Bumi juga menghasilkan fase-fase Bulan dengan tingkat luminositas yang berbeda.
Para ilmuwan berpendapat bahwa cahaya Bulan pada titik tertentu setiap musim semi mungkin memberikan isyarat kepada karang bahwa kondisi tepat untuk melepaskan telur dan sperma.
Siklus Bulan secara tidak langsung memengaruhi perilaku beberapa hewan selama pasang tinggi dan rendah, dengan membatasi mereka dari area mencari makan yang subur seperti lumpur pantai.
Namun, sinar matahari yang dipantulkan oleh Bulan juga memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku hewan. Misalnya, bagi hewan yang bergantung pada penglihatan untuk mencari makan, cahaya bulan adalah sumber daya. Bagi yang berisiko diburu pada malam hari, cahaya tersebut menjadi ancaman.
1. Lalat Mayfly di Afrika
Seperti halnya karang, lalat mayfly (Povilla adusta) di Danau Victoria, Afrika Timur, menyinkronkan perkawinan mereka dengan Bulan.Serangga ini muncul dalam jumlah besar dari tahap larva akuatik mereka (yang berlangsung empat hingga lima bulan) dua hari setelah bulan purnama. Sebagai dewasa seksual (tahap imago), jenis mayfly ini hanya hidup selama satu hingga dua jam, sehingga mereka terburu-buru untuk menampilkan diri, kawin, dan bertelur sebelum mati.
Menggunakan siklus Bulan sebagai penanda waktu membantu mereka memastikan bahwa calon pasangan akan ada—dan cahaya bulan juga membantu mereka menyelesaikan tugas mendesak tersebut.
2. Burung Nightjar
Burung nightjar adalah burung yang berburu serangga terbang saat senja dan fajar. Pergerakan burung nightjar Eropa (Caprimulgus europaeus) selama bulan purnama unik. Mereka memperpanjang waktu mencari makan mereka hingga malam hari, karena mereka bisa menangkap lebih banyak serangga dalam cahaya bulan.Burung-burung ini tetap berada di area lokal selama bulan purnama, ketika mereka memiliki waktu tambahan untuk mencari makan. Kemudian, sekitar 12 hari setelah bulan mulai menyusut, selama migrasi musim semi dan musim gugur, burung nightjar berangkat dalam penerbangan panjang mereka ke dan dari Eropa dan Afrika Selatan.
Bulan juga menentukan kapan burung nightjar bertelur. Mereka memastikan telur mereka menetas saat bulan purnama, sehingga mereka memiliki kondisi mencari makan terbaik ketika anak-anak mereka sangat membutuhkan makanan.
3. Burung Swift
Burung swift hitam (Cypseloides niger) membangun sarang di tebing terpencil di bagian barat AS dan Kanada. Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa burung swift Eropa (Apus apus) terbang terus-menerus selama sepuluh bulan dalam setahun ketika mereka tidak berkembang biak, termasuk migrasi mereka antara Eropa dan Afrika tropis.Selama sepuluh hari di sekitar setiap bulan purnama selama periode non-berkembang biak, mereka naik ke ketinggian tinggi (3.000-4.000 meter) setelah senja dan tetap di sana sepanjang malam. Sebaliknya, sekitar setiap bulan baru, mereka tetap di ketinggian relatif rendah.
Data percepatan penerbangan menunjukkan burung swift terbang lebih aktif selama waktu yang lebih terang ketika mereka berada di ketinggian tinggi, dibandingkan saat mereka terbang dalam kegelapan—menunjukkan bahwa mereka menangkap lebih banyak serangga (dan menggunakan lebih banyak energi) sekitar waktu setiap bulan purnama.