China Rancang Pesawat Luar Angkasa yang Bisa Lepas Landas dan Mendarat di Bandara
loading...
A
A
A
BEIJING - China sudah mampu meluncurkan pesawat ruang angkasa tanpa propulsi roket. Ini berarti pesawat luar angkasa tidak akan membutuhkan lokasi peluncuran atau dapat lepas landas dan mendarat di bandara.
China sedang mengembangkan pesawat luar angkasa yang dikenal sebagai Tengyun, yang memiliki sistem lepas landas dan pendaratan horizontal (HTHL). Itu memberikan keunggulan dibandingkan dengan X-37B Orbital Test Vehicle (OTV) milik Amerika Serikat yang diluncurkan dengan roket.
“Teknologi pesawat luar angkasa China terinspirasi oleh X-37B AS, tetapi OTV Amerika masih perlu diluncurkan dengan roket, sementara China kini telah mengatasi keterbatasan ini,” kata pemimpin redaksi majalah Naval and Merchant Ships, Su Ming dikutip SINDOnews dari laman defence.pk Senin (20/12/2021).
Dia mengacu pada uji terbang Tengyun yang dikembangkan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) pada Juli 2021. Tengyun diluncurkan pada penerbangan suborbital oleh kapal induk, bukan roket. (Baca juga; Peluncuran Roket Kuaizhou-1A China Gagal, 2 Satelit Hilang )
“Tes HTHL yang berhasil menunjukkan pesawat luar angkasa China di masa depan akan dapat lepas landas dari bandara mana pun di negara ini. Itu berarti penerbangan pesawat ruang angkasa di masa depan bisa berubah dari saat ini 30 kali setahun menjadi lebih dari 1.000 kali setahun, seperti pesawat biasa,” ujar Su Ming.
Dalam video tersebut, Su Ming mengatakan X-37B berpotensi digunakan sebagai senjata untuk menyerang satelit negara lain. Dia menyarankan lengan robot kuat yang melekat pada modul inti stasiun ruang angkasa Tiangong baru China dapat digunakan untuk melawan ini. (Baca juga; Untuk Kedua Kali, China Luncurkan Satelit Komunikasi Tianlian II )
CASC mengumumkan proyek kedirgantaraan sipil Tengyun pada tahun 2016, untuk mengembangkan sistem transportasi ruang angkasa yang dapat digunakan kembali. China memiliki tujuan komersial jangka panjang untuk pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali, sehingga memotong biaya operasi satelit komersial.
“Proyek-proyek ini dapat digunakan untuk mengembangkan telekomunikasi daerah pedesaan terpencil, dan untuk mengeksplorasi pasar baru di negara-negara terbelakang,” kata Zhou Chenming, seorang peneliti dari institut sains dan teknologi militer Yuan Wang di Beijing.
China sedang mengembangkan pesawat luar angkasa yang dikenal sebagai Tengyun, yang memiliki sistem lepas landas dan pendaratan horizontal (HTHL). Itu memberikan keunggulan dibandingkan dengan X-37B Orbital Test Vehicle (OTV) milik Amerika Serikat yang diluncurkan dengan roket.
“Teknologi pesawat luar angkasa China terinspirasi oleh X-37B AS, tetapi OTV Amerika masih perlu diluncurkan dengan roket, sementara China kini telah mengatasi keterbatasan ini,” kata pemimpin redaksi majalah Naval and Merchant Ships, Su Ming dikutip SINDOnews dari laman defence.pk Senin (20/12/2021).
Dia mengacu pada uji terbang Tengyun yang dikembangkan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) pada Juli 2021. Tengyun diluncurkan pada penerbangan suborbital oleh kapal induk, bukan roket. (Baca juga; Peluncuran Roket Kuaizhou-1A China Gagal, 2 Satelit Hilang )
“Tes HTHL yang berhasil menunjukkan pesawat luar angkasa China di masa depan akan dapat lepas landas dari bandara mana pun di negara ini. Itu berarti penerbangan pesawat ruang angkasa di masa depan bisa berubah dari saat ini 30 kali setahun menjadi lebih dari 1.000 kali setahun, seperti pesawat biasa,” ujar Su Ming.
Dalam video tersebut, Su Ming mengatakan X-37B berpotensi digunakan sebagai senjata untuk menyerang satelit negara lain. Dia menyarankan lengan robot kuat yang melekat pada modul inti stasiun ruang angkasa Tiangong baru China dapat digunakan untuk melawan ini. (Baca juga; Untuk Kedua Kali, China Luncurkan Satelit Komunikasi Tianlian II )
CASC mengumumkan proyek kedirgantaraan sipil Tengyun pada tahun 2016, untuk mengembangkan sistem transportasi ruang angkasa yang dapat digunakan kembali. China memiliki tujuan komersial jangka panjang untuk pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali, sehingga memotong biaya operasi satelit komersial.
“Proyek-proyek ini dapat digunakan untuk mengembangkan telekomunikasi daerah pedesaan terpencil, dan untuk mengeksplorasi pasar baru di negara-negara terbelakang,” kata Zhou Chenming, seorang peneliti dari institut sains dan teknologi militer Yuan Wang di Beijing.
(wib)