8 Hari di Luar Angkasa, Dennis Tito Jadi Turis Pertama ke Antariksa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dennis Tito menjadi orang pertama yang berplesiran ke luar angkasa . Multi jutawan asal Amerika Serikat ini pergi ke luar angkasa sebagai turis perdana pada 28 April 2001.
Melansir dari berbagai sumber, delapan hari di luar angkasa, Tito kala itu menghabiskan uang lebih dari USD20 juta atau sekitar Rp309,8 miliar. Ia pun mengaku senang dapat melihat Bumi dari luar angkasa.
"Jadi sama sekali tidak ada kekhawatiran - itu benar-benar perasaan yang baik dan gembira bahwa akhirnya hari itu datang," kata Dennis seperti dilansir BBC.
Peluncuran Tito ke luar angkasa sempat berpolemik. NASA sebagai otoritas penerbangan ke angkasa Amerika Serikat sempat menolak penerbangan Tito, karena dia bukan Astronot. Karena itulah Rusia mengambil alih dan mengantarkan Tito ke luar angkasa setelah kesepakatan Space Adventures dilakukan 2000.
Ia kemudian kembali ke Bumi dan meluncur mulus di Kazakhtan atau bagian selatan Rusia. Dari perjalanan ini puluhan tahun kemudian munculah ide menjadikan antariksa sebagai wisata perjalanan.
Insinyur Multimiliuner
Dilansir dari Wikipedia, Dennis Anthony Tito lahir pada 8 Agustus 1940 merupakan seorang insinyur yang memiliki kekayaan triliunan dolar. Sumber kekayaannya salah satunya dari firma Wilshire Associates yang mengurusi aset jutawaan dunia.
Ketertarikannya terhadap angkasa luar telah tumbuh sejak lama, bahkan sedari kecil dirinya telah bercita cita ke luar angkasa.
Karena itulah, ia kemudian membuat dirinya menggeluti antariksa hingga akhinya memiliki gelar sarjana Ilmu Pengetahuan dalam Astronautika dan Aeronautika dari Universitas New York pada tahun 1962 dan gelar Magister Ilmu Pengetahuan dalam Ilmu Teknik dari kampus satelit Institut Politeknik Rensselaer di Hartford, Connecticut.
Selain itu ia juga pernah tergabung sebagai saintis jet di Agensi Angkasa Lepas Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Dilansir berbagai sumber, hubungan dengan NASA retak usai dirinya nekat berpergian ke luar angkasa. Disinilah ia kemudian berfokus mengembangkan usahanya.
Kini Tito masih menjabat sebagai Ketua Pegawai Eksekutif atau Pengurus Lembaga Pengarah Firma miliknya yang berkantor pusat di Santa Monica, Amerika Serikat. Ia juga tercatat memiliki jabatan mentereng di berbagai negara maju dan berkembang seperti Singapura dan Hongkong.
Melansir dari berbagai sumber, delapan hari di luar angkasa, Tito kala itu menghabiskan uang lebih dari USD20 juta atau sekitar Rp309,8 miliar. Ia pun mengaku senang dapat melihat Bumi dari luar angkasa.
"Jadi sama sekali tidak ada kekhawatiran - itu benar-benar perasaan yang baik dan gembira bahwa akhirnya hari itu datang," kata Dennis seperti dilansir BBC.
Peluncuran Tito ke luar angkasa sempat berpolemik. NASA sebagai otoritas penerbangan ke angkasa Amerika Serikat sempat menolak penerbangan Tito, karena dia bukan Astronot. Karena itulah Rusia mengambil alih dan mengantarkan Tito ke luar angkasa setelah kesepakatan Space Adventures dilakukan 2000.
Ia kemudian kembali ke Bumi dan meluncur mulus di Kazakhtan atau bagian selatan Rusia. Dari perjalanan ini puluhan tahun kemudian munculah ide menjadikan antariksa sebagai wisata perjalanan.
Insinyur Multimiliuner
Dilansir dari Wikipedia, Dennis Anthony Tito lahir pada 8 Agustus 1940 merupakan seorang insinyur yang memiliki kekayaan triliunan dolar. Sumber kekayaannya salah satunya dari firma Wilshire Associates yang mengurusi aset jutawaan dunia.
Ketertarikannya terhadap angkasa luar telah tumbuh sejak lama, bahkan sedari kecil dirinya telah bercita cita ke luar angkasa.
Karena itulah, ia kemudian membuat dirinya menggeluti antariksa hingga akhinya memiliki gelar sarjana Ilmu Pengetahuan dalam Astronautika dan Aeronautika dari Universitas New York pada tahun 1962 dan gelar Magister Ilmu Pengetahuan dalam Ilmu Teknik dari kampus satelit Institut Politeknik Rensselaer di Hartford, Connecticut.
Selain itu ia juga pernah tergabung sebagai saintis jet di Agensi Angkasa Lepas Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Dilansir berbagai sumber, hubungan dengan NASA retak usai dirinya nekat berpergian ke luar angkasa. Disinilah ia kemudian berfokus mengembangkan usahanya.
Kini Tito masih menjabat sebagai Ketua Pegawai Eksekutif atau Pengurus Lembaga Pengarah Firma miliknya yang berkantor pusat di Santa Monica, Amerika Serikat. Ia juga tercatat memiliki jabatan mentereng di berbagai negara maju dan berkembang seperti Singapura dan Hongkong.
(ysw)