Arkeolog Temukan Kerangka Keledai Hibrid Pertama dari 4.500 Tahun Lalu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Arkeolog menemukan sejumlah kerangka keledai hasil hibrid pertama yang digunakan bangsa Mesopotamia untuk menarik kereta perang. keledai hibrid ini diperkirakan dari 4.500 tahun lalu atau sebelum kuda digunakan sebagai penarik kereta perang.
Analisis DNA purba dari tulang hewan yang digali di Suriah utara menjawab pertanyaan lama tentang jenis hewan apa yang disebut Kunga yang digambarkan sebagai penarik kereta perang.
“Dari kerangkanya, kami tahu mereka adalah equid (hewan mirip kuda), tetapi mereka tidak sesuai dengan ukuran keledai dan mereka tidak sesuai dengan ukuran keledai liar Suriah,” kata rekan penulis studi Eva-Maria Geigl, seorang ahli genom di Institut Jacques Monod di Paris sepertri dikutip Live Science, Sabtu (15/1/2022).
Geigl mengatakan, banyak catatan kuno yang menyebutkan kalau Kunga adalah hewan yang sangat berharga dan sangat mahal saat itu. Karena untuk mengembang biakkan hewan ini sangat sulit.
Hewan hibrid ini hasil kawin silang keledai peliharaan betina dengan keledai liar jantan. "Untuk menangkap keledai liar jantan sangat sulit, karena mereka berlari lebih cepat daripada keledai dan Kunga serta sulit dijinakkan," katanya.
Kunga disebutkan dalam beberapa teks kuno di tablet tanah liat dari Mesopotamia. Hewan ini digambarkan menarik gerobak perang beroda empat di "Standar Ur" yang terkenal, sebuah mosaik Sumeria dari sekitar 4.500 tahun yang lalu yang sekarang dipajang di British Museum di London.
"Para arkeolog telah menduga bahwa mereka adalah semacam keledai hibrida, tetapi mereka tidak tahu dengan apa keledai itu dihibridisasi," kata Geigl.
Sejarawan menilai bahwa bangsa Sumeria adalah yang pertama membiakkan kunga dari sebelum 2500 SM. Setidaknya ini 500 tahun sebelum kuda peliharaan pertama diperkenalkan dari stepa utara Pegunungan Kaukasus, menurut sebuah studi tahun 2020 di jurnal Science Advances.
Catatan kuno menunjukkan negara penerus bangsa Sumeria, seperti Asyur terus membiakkan dan menjual kunga selama berabad-abad. Bukti ini terukir dalam panel batu dari ibu kota Asyur, Niniwe, sekarang di British Museum, menunjukkan dua pria memimpin keledai liar yang mereka miliki.
Kunga menjadi andalan karena bisa berlari lebih cepat daripada kuda. Jadi praktik menggunakannya untuk menarik kereta perang mungkin berlanjut setelah masuknya kuda peliharaan ke Mesopotamia .
"Tapi akhirnya kunga terakhir mati dan tidak ada lagi yang dibiakkan dari keledai betinda dan keledai jantan liar. Mungkin karena kuda peliharaan lebih mudah berkembang biak sehingga kunga ditinggalkan," kata Geigl.
Analisis DNA purba dari tulang hewan yang digali di Suriah utara menjawab pertanyaan lama tentang jenis hewan apa yang disebut Kunga yang digambarkan sebagai penarik kereta perang.
“Dari kerangkanya, kami tahu mereka adalah equid (hewan mirip kuda), tetapi mereka tidak sesuai dengan ukuran keledai dan mereka tidak sesuai dengan ukuran keledai liar Suriah,” kata rekan penulis studi Eva-Maria Geigl, seorang ahli genom di Institut Jacques Monod di Paris sepertri dikutip Live Science, Sabtu (15/1/2022).
Geigl mengatakan, banyak catatan kuno yang menyebutkan kalau Kunga adalah hewan yang sangat berharga dan sangat mahal saat itu. Karena untuk mengembang biakkan hewan ini sangat sulit.
Hewan hibrid ini hasil kawin silang keledai peliharaan betina dengan keledai liar jantan. "Untuk menangkap keledai liar jantan sangat sulit, karena mereka berlari lebih cepat daripada keledai dan Kunga serta sulit dijinakkan," katanya.
Kunga disebutkan dalam beberapa teks kuno di tablet tanah liat dari Mesopotamia. Hewan ini digambarkan menarik gerobak perang beroda empat di "Standar Ur" yang terkenal, sebuah mosaik Sumeria dari sekitar 4.500 tahun yang lalu yang sekarang dipajang di British Museum di London.
"Para arkeolog telah menduga bahwa mereka adalah semacam keledai hibrida, tetapi mereka tidak tahu dengan apa keledai itu dihibridisasi," kata Geigl.
Sejarawan menilai bahwa bangsa Sumeria adalah yang pertama membiakkan kunga dari sebelum 2500 SM. Setidaknya ini 500 tahun sebelum kuda peliharaan pertama diperkenalkan dari stepa utara Pegunungan Kaukasus, menurut sebuah studi tahun 2020 di jurnal Science Advances.
Catatan kuno menunjukkan negara penerus bangsa Sumeria, seperti Asyur terus membiakkan dan menjual kunga selama berabad-abad. Bukti ini terukir dalam panel batu dari ibu kota Asyur, Niniwe, sekarang di British Museum, menunjukkan dua pria memimpin keledai liar yang mereka miliki.
Kunga menjadi andalan karena bisa berlari lebih cepat daripada kuda. Jadi praktik menggunakannya untuk menarik kereta perang mungkin berlanjut setelah masuknya kuda peliharaan ke Mesopotamia .
"Tapi akhirnya kunga terakhir mati dan tidak ada lagi yang dibiakkan dari keledai betinda dan keledai jantan liar. Mungkin karena kuda peliharaan lebih mudah berkembang biak sehingga kunga ditinggalkan," kata Geigl.
(ysw)