Mengungkap Mitos Batu Emas di Myanmar yang Melawan Gravitasi
loading...
A
A
A
LAOS - Pagoda Kyaiktiyo, juga dikenal sebagai Batu Emas , adalah situs ziarah Buddhis yang terkenal di Negara Bagian Mon, Myanmar. Para arkeolog masih belum mengetahui kenapa batu tersebut tak jatuh meski condong ke jurang.
Dikutip dari Express, Senin (10/1/2022), batu emas terletak di atas bukit Kyaiktiyo di pegunungan Yoma Timur. Ajaibnya, batu yang berdiameter 7,6 meter itu sangat seimbang meski berada di tepi jurang.
Para ilmuwan belum mengetahui rahasia dari keseimbangan batu tersebut. Namun para pemeluk agama lokal percaya bahwa batu itu tetap seimbang karena kekuatan ajaib Buddha.
ng
Di antara batu dan bukit di atasnya, sehelai rambut Buddha diyakini ditempatkan dan membantunya menjaga keseimbangan.
Kisah dan sejarah batu emas tersebut dieksplorasi selama film dokumenter Smithsonian Channel, 'Wonders of Burma: Shrines of Gold', di mana narator mencatat keberadaan batu yang "menentang gravitasi".
Mereka berkata: "Ini adalah keajaiban alam yang disakralkan oleh cerita." Legenda dimulai dengan kerajaan seribu tahun yang lalu jauh di wilayah yang disebut 'Upper Mon'.
Suatu hari, raja bertemu dengan seorang pertapa yang memegang sehelai rambut di dalam topinya yang dikatakan milik Sang Buddha dan menawarkannya kepada raja.
Dikutip dari Express, Senin (10/1/2022), batu emas terletak di atas bukit Kyaiktiyo di pegunungan Yoma Timur. Ajaibnya, batu yang berdiameter 7,6 meter itu sangat seimbang meski berada di tepi jurang.
Para ilmuwan belum mengetahui rahasia dari keseimbangan batu tersebut. Namun para pemeluk agama lokal percaya bahwa batu itu tetap seimbang karena kekuatan ajaib Buddha.
ng
Di antara batu dan bukit di atasnya, sehelai rambut Buddha diyakini ditempatkan dan membantunya menjaga keseimbangan.
Kisah dan sejarah batu emas tersebut dieksplorasi selama film dokumenter Smithsonian Channel, 'Wonders of Burma: Shrines of Gold', di mana narator mencatat keberadaan batu yang "menentang gravitasi".
Mereka berkata: "Ini adalah keajaiban alam yang disakralkan oleh cerita." Legenda dimulai dengan kerajaan seribu tahun yang lalu jauh di wilayah yang disebut 'Upper Mon'.
Suatu hari, raja bertemu dengan seorang pertapa yang memegang sehelai rambut di dalam topinya yang dikatakan milik Sang Buddha dan menawarkannya kepada raja.