Tembus Ketinggian 39 Km, Awan Vulkanik Gunung Tonga Melebihi Gunung Krakatau
loading...
A
A
A
AWAN vulkanik yang disemburkan Gunung Berapi Tonga ketika meletus pada 15 Januari 2022 menembus ketinggian 39 Km di atas permukaan laut. Ketinggian awan vulkanik letusan Gunung Berapi Tonga mencapai rekor tertinggi yang pernah terekam.
Sebagai perbandingan, data dari laman live science, awan vulkanik letusan Gunung Krakatau pada 26 Agustus 1883 diperkirakan mencapai ketinggian 24 Km. Ada juga yang menyebut ketinggiannya sampai 27 Km di atas permukaan laut.
"Berdasarkan analisis data awal dari satelit cuaca global, awan vulkanik Tonga menunjukkan mencapai ketinggian 39 Km (24 mil). Kami akan menyempurnakan keakuratannya dalam beberapa hari mendatang, tetapi jika benar, itu adalah awan tertinggi yang pernah kami lihat," kata Simon Proud, peneliti Universitas Oxford melalui akun Twitter pada Senin 17 Januari 2022.
Gunung berapi Tonga menyemburkan sulfur dioksida dalam jumlah besar ke lapisan atmosfer bumi yang terkadang dapat menghasilkan efek pendinginan pada iklim di Bumi. Efek ini terdeteksi, misalnya, setelah letusan Gunung Pinatubo tahun 1991 di Filipina. Letusan gunung berapi paling kuat kedua di abad ke-20, mendinginkan suhu Bumi hingga dua tahun. (Baca juga; Letusan Gunung Berapi Setara 500 Bom Hiroshima, Orang-orang Tonga Menjadi Tuli )
Namun menurut data dari Administrasi Atmosfer dan Kelautan Nasional Amerika Serikat (US National Atmospheric and Oceanic Administrasi/NOAA), Gunung Berapi Tonga hanya menyemburkan 400.000 metrik ton belerang dioksida ke atmosfer. Jika dibandingkan letusan Gunung Pinatubo,jumlah belerang dioksida itu baru sekitar 2% saja.
"Pada titik ini perkiraan jumlah sulfur dioksida yang dipancarkan oleh letusan Gunung Berapi Tonga hanya sebagian kecil dari yang disemburkan oleh letusan Gunung Pinatubo. Karena itu, saya tidak berharap melihat penurunan suhu global yang signifikan," kata Karen Rosenlof, ahli kimia atmosfer di NOAA kepada laman Space.com yang dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (20/1/2022). (Baca juga; Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Tonga Picu Gelombang Aneh di Lautan )
Sebagai perbandingan, data dari laman live science, awan vulkanik letusan Gunung Krakatau pada 26 Agustus 1883 diperkirakan mencapai ketinggian 24 Km. Ada juga yang menyebut ketinggiannya sampai 27 Km di atas permukaan laut.
"Berdasarkan analisis data awal dari satelit cuaca global, awan vulkanik Tonga menunjukkan mencapai ketinggian 39 Km (24 mil). Kami akan menyempurnakan keakuratannya dalam beberapa hari mendatang, tetapi jika benar, itu adalah awan tertinggi yang pernah kami lihat," kata Simon Proud, peneliti Universitas Oxford melalui akun Twitter pada Senin 17 Januari 2022.
Gunung berapi Tonga menyemburkan sulfur dioksida dalam jumlah besar ke lapisan atmosfer bumi yang terkadang dapat menghasilkan efek pendinginan pada iklim di Bumi. Efek ini terdeteksi, misalnya, setelah letusan Gunung Pinatubo tahun 1991 di Filipina. Letusan gunung berapi paling kuat kedua di abad ke-20, mendinginkan suhu Bumi hingga dua tahun. (Baca juga; Letusan Gunung Berapi Setara 500 Bom Hiroshima, Orang-orang Tonga Menjadi Tuli )
Namun menurut data dari Administrasi Atmosfer dan Kelautan Nasional Amerika Serikat (US National Atmospheric and Oceanic Administrasi/NOAA), Gunung Berapi Tonga hanya menyemburkan 400.000 metrik ton belerang dioksida ke atmosfer. Jika dibandingkan letusan Gunung Pinatubo,jumlah belerang dioksida itu baru sekitar 2% saja.
"Pada titik ini perkiraan jumlah sulfur dioksida yang dipancarkan oleh letusan Gunung Berapi Tonga hanya sebagian kecil dari yang disemburkan oleh letusan Gunung Pinatubo. Karena itu, saya tidak berharap melihat penurunan suhu global yang signifikan," kata Karen Rosenlof, ahli kimia atmosfer di NOAA kepada laman Space.com yang dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (20/1/2022). (Baca juga; Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Tonga Picu Gelombang Aneh di Lautan )
(wib)