Jam Kiamat Disetel Ulang, Bumi Berada 100 Detik Diambang Kehancuran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ilmuwan yang tergabung dalam Buletin Ilmuwan Atom kembali menyetel ulang jam kiamat yang kini berada 100 detik di ambang kehancuran. Ini kali kedua bumi dinilai berada dalam situasi gawat karena sebelumnya, atau 2020 lalu ilmuwan juga menyetel ulang jam kiamat pada waktu 100 detik menjelang tengah malam.
Pada, Kamis (20 Januari 2022) mala, Buletin Ilmuwan Atom menyetel jam kiamat di posisi 100 detik menjelang tengah malam. Tengah malam sendiri menggambarkan akhir dunia atau kemusnahan massal.
Sharon Squassoni, Wakil Ketua Bulletin's Science and Security Board mengatakan, penyetelan ulang jam kiamat pada 100 deik hingga tengah malam mencerminkan penilaian dewan bahwa manusia berada dalam momen berbahaya.
"Perkembangan positif pada tahun 2021 gagal untuk melawan tren negatif jangka panjang," kata Sharon Squassoni, seperti dikutip CNN, Jumat (21/1/2022).
Squasson juga seorang profesor riset di Institut Kebijakan Sains dan Teknologi Internasional di Universitas George Washington menegaskan, untuk kedua kalinya, penyetelan di 100 detik menjelang kiamat adalah waktu yang sama ketika Covid-19 mewabah pada 2020.
Seperti diketahui, Buletin Ilmuwan Atom adalah sekelompok ilmuwan atom yang bekerja di Proyek Manhattan, nama kode untuk pengembangan bom atom selama Perang Dunia II.
Awalnya, kelompok ini dibuat untuk mengukur ancaman nuklir, tetapi pada tahun 2007 Buletin membuat keputusan untuk memasukkan perubahan iklim dalam perhitungannya.
Selama tiga perempat abad terakhir, waktu jam telah berubah, sesuai dengan seberapa dekat para ilmuwan percaya ras manusia sangat dekat dengan kehancuran total. Beberapa tahun waktu berubah, dan beberapa tahun tidak.
Jam Kiamat ditetapkan setiap tahun oleh para ahli di Dewan Sains dan Keamanan Buletin dengan berkonsultasi dengan Board of Sponsors.
Lawrence Krauss, mantan anggota Bulletin's Board of Sponsors, mengatakan prihatin tentang bagaimana para ilmuwan harus mengukur yang tersisa sebelum memutuskan seberapa jauh untuk memindahkan jarum jam. "Sekarang, jam itu berdetak dalam hitungan detik; dulu beberapa menit," kata Krauss kepada CNN.
Pada, Kamis (20 Januari 2022) mala, Buletin Ilmuwan Atom menyetel jam kiamat di posisi 100 detik menjelang tengah malam. Tengah malam sendiri menggambarkan akhir dunia atau kemusnahan massal.
Sharon Squassoni, Wakil Ketua Bulletin's Science and Security Board mengatakan, penyetelan ulang jam kiamat pada 100 deik hingga tengah malam mencerminkan penilaian dewan bahwa manusia berada dalam momen berbahaya.
"Perkembangan positif pada tahun 2021 gagal untuk melawan tren negatif jangka panjang," kata Sharon Squassoni, seperti dikutip CNN, Jumat (21/1/2022).
Squasson juga seorang profesor riset di Institut Kebijakan Sains dan Teknologi Internasional di Universitas George Washington menegaskan, untuk kedua kalinya, penyetelan di 100 detik menjelang kiamat adalah waktu yang sama ketika Covid-19 mewabah pada 2020.
Seperti diketahui, Buletin Ilmuwan Atom adalah sekelompok ilmuwan atom yang bekerja di Proyek Manhattan, nama kode untuk pengembangan bom atom selama Perang Dunia II.
Awalnya, kelompok ini dibuat untuk mengukur ancaman nuklir, tetapi pada tahun 2007 Buletin membuat keputusan untuk memasukkan perubahan iklim dalam perhitungannya.
Selama tiga perempat abad terakhir, waktu jam telah berubah, sesuai dengan seberapa dekat para ilmuwan percaya ras manusia sangat dekat dengan kehancuran total. Beberapa tahun waktu berubah, dan beberapa tahun tidak.
Jam Kiamat ditetapkan setiap tahun oleh para ahli di Dewan Sains dan Keamanan Buletin dengan berkonsultasi dengan Board of Sponsors.
Lawrence Krauss, mantan anggota Bulletin's Board of Sponsors, mengatakan prihatin tentang bagaimana para ilmuwan harus mengukur yang tersisa sebelum memutuskan seberapa jauh untuk memindahkan jarum jam. "Sekarang, jam itu berdetak dalam hitungan detik; dulu beberapa menit," kata Krauss kepada CNN.
(ysw)