Ahli Geokimia Ungkap Asal-usul Air di Bumi, Ini Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah ilmuwan yang dipimpin ahli geokimia dari Museum Sejarah Nasional Prancis berhasil mengungkap asal-usul air yang ada di planet bumi . Ternyata air ini sudah ada sebelum bumi terbentuk menjadi sebuah planet.
Dikutip dari Science Alert, Jumat (4/2/2022), bumi diketahui merupakan satu-satunya planet di tata surya dengan air melimpah.
Ada tanda tanya besar tentang dari mana dan bagaimana asalnya, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa itu ada di Tata Surya sebelum Bumi terbentuk.
Menurut tim yang dipimpin ahli geokimia Jerome Aleon dari Museum Sejarah Alam Nasional Prancis, isotop air dalam meteorit sejak lahirnya Tata Surya cocok dengan isotop air yang ditemukan di Bumi saat ini.
Dalam makalahnya, para peneliti menyatakan dengan mengetahui komposisi isotop awal air di Tata Surya sangat penting untuk memahami asal usul air di bumi .
"Di sini kami menggunakan komposisi isotop hidrogen dalam inklusi kaya kalsium-aluminium (CAI) dari batuan Tata Surya tertua, untuk menetapkan komposisi isotop hidrogen air pada awal pembentukan Tata Surya," kata Aleon.
Menggunakan batu meteroit Efremovka yang ditemukan di Kazakhstan pada 1962, Aleon dan timnya meneliti asal-usul air di bumi.
Aleon memilih batu meteorit ini karena usianya lebih tua dari bumi, batu Efremovka ini diperkirakan berasal dari 4,57 miliar tahun yang lalu sedangkan bumi diperkirakan berusia 4,54 miliar tahun.
Kemudian tim mengukur kadar air di meteorit menggunakan pencitraan sinar ion terfokus untuk mengidentifikasi dan menyelidiki semua mineral dalam sampel mereka.
Lalu Aleon membandingkan hasilnya dengan delapan bahan referensi terestrial dengan berbagai kandungan air. Selanjutnya, mereka memeriksa rasio isotop hidrogen dalam meteorit tersebut.
Mineral dan rasio dalam meteorit Efremovka mengungkapkan bahwa, dalam 200.000 tahun pertama sejarah Tata Surya kita, sebelum planetesimal (yaitu benih planet) terbentuk, ada dua reservoir gas besar.
Salah satu reservoir ini berisi gas matahari yang darinya materi di Tata Surya akhirnya mengembun. Sedangkan satu reservoir lainnya mengandung banyak air.
Air ini mungkin berasal dari gelombang besar material antarbintang yang jatuh ke Tata Surya bagian dalam pada saat selubung protostellar runtuh.
"Menarik, air itu sangat mirip dengan air bumi dalam komposisi isotopnya. Hal ini menunjukkan bahwa air hadir di Tata Surya awal sebelum bumi ada," ungkapnya.
Aleon membeberkan, isotop hidrogen yang diteliti ini diperkirakan terbentuk dalam 100.000 tahun pertama ketika arus besar materi antarbintang jatuh ke bagian dalam Tata Surya.
Dengan kata lain, ungkap Aleon, air yang ada di bumi sudah ada lebih dahulu sebelum planet yang didiami manusia ini terbantuk.
Dikutip dari Science Alert, Jumat (4/2/2022), bumi diketahui merupakan satu-satunya planet di tata surya dengan air melimpah.
Ada tanda tanya besar tentang dari mana dan bagaimana asalnya, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa itu ada di Tata Surya sebelum Bumi terbentuk.
Menurut tim yang dipimpin ahli geokimia Jerome Aleon dari Museum Sejarah Alam Nasional Prancis, isotop air dalam meteorit sejak lahirnya Tata Surya cocok dengan isotop air yang ditemukan di Bumi saat ini.
Dalam makalahnya, para peneliti menyatakan dengan mengetahui komposisi isotop awal air di Tata Surya sangat penting untuk memahami asal usul air di bumi .
"Di sini kami menggunakan komposisi isotop hidrogen dalam inklusi kaya kalsium-aluminium (CAI) dari batuan Tata Surya tertua, untuk menetapkan komposisi isotop hidrogen air pada awal pembentukan Tata Surya," kata Aleon.
Menggunakan batu meteroit Efremovka yang ditemukan di Kazakhstan pada 1962, Aleon dan timnya meneliti asal-usul air di bumi.
Aleon memilih batu meteorit ini karena usianya lebih tua dari bumi, batu Efremovka ini diperkirakan berasal dari 4,57 miliar tahun yang lalu sedangkan bumi diperkirakan berusia 4,54 miliar tahun.
Kemudian tim mengukur kadar air di meteorit menggunakan pencitraan sinar ion terfokus untuk mengidentifikasi dan menyelidiki semua mineral dalam sampel mereka.
Lalu Aleon membandingkan hasilnya dengan delapan bahan referensi terestrial dengan berbagai kandungan air. Selanjutnya, mereka memeriksa rasio isotop hidrogen dalam meteorit tersebut.
Mineral dan rasio dalam meteorit Efremovka mengungkapkan bahwa, dalam 200.000 tahun pertama sejarah Tata Surya kita, sebelum planetesimal (yaitu benih planet) terbentuk, ada dua reservoir gas besar.
Salah satu reservoir ini berisi gas matahari yang darinya materi di Tata Surya akhirnya mengembun. Sedangkan satu reservoir lainnya mengandung banyak air.
Air ini mungkin berasal dari gelombang besar material antarbintang yang jatuh ke Tata Surya bagian dalam pada saat selubung protostellar runtuh.
"Menarik, air itu sangat mirip dengan air bumi dalam komposisi isotopnya. Hal ini menunjukkan bahwa air hadir di Tata Surya awal sebelum bumi ada," ungkapnya.
Aleon membeberkan, isotop hidrogen yang diteliti ini diperkirakan terbentuk dalam 100.000 tahun pertama ketika arus besar materi antarbintang jatuh ke bagian dalam Tata Surya.
Dengan kata lain, ungkap Aleon, air yang ada di bumi sudah ada lebih dahulu sebelum planet yang didiami manusia ini terbantuk.
(ysw)