Cairan Berbahaya Sianida Diyakini Bisa Bantu Manusia Menemukan Keberadaan Alien
loading...
A
A
A
AMERIKA SERIKAT - Cairan berbahaya sianida diyakini akan mampu bantu manusia menemukan keberadaan alien . Sianida juga diyakini merupakan salah satu substansi pemicu kehidupan organik yang terbentuk di bumi. Hal itu diungkap dalam salah satu penelitian Scripps Research.
Diketahui cairan sianida memang bukan likuid yang asing buat masyarakat. Di Indonesia nama sianida berkali-kali dikaitkan dengan peristiwa pembunuhan yang fenomenal yakni meninggalnya Mirna di sebuah kedai kopi di mall mewah di pusat Jakarta. Saat itu pelaku pembunuhan, Jessica menggunakan sianida dalam melakukan aksi kriminal itu.
Hanya saja sianida tidak selalu berguna untuk tindakan kriminal. Baru-baru ini sekelompok peneliti dari Scripps Research, Amerika Serikat berkonklusi bahwa sianida telah membantu kehidupan berevolusi di bumi pada 4 miliar tahun lalu.
Menurut mereka mencari keberadaan sianida di planet asing diyakini dapat membantu kita menemukan adanya kehidupan. “Ketika kami mencari tanda-tanda kehidupan, kami mendasarkan pencarian pada biokimia yang kami tahu ada dalam kehidupan saat ini. Fakta bahwa reaksi metabolisme yang sama dapat didorong oleh sianida menunjukkan bahwa kehidupan bisa sangat berbeda,” kata peneliti utama studi tersebut dan Profesor Kimia Scripps Research, Dr Ramanarayanan Krishnamurthy.
Untuk membuktikan analisa peneliti dari Scripps Research mencoba melakukan serangkaian reaksi kimia. Dalam uji coba itu digabungkan karbon dioksida dan air guna menciptakan senyawa asam trikarbosilat terbalik atau siklus r-TCA. Menurut mereka senyawa itu sangat diperlukan untuk kehidupan.
Siklus itu juga digunakan oleh beberapa bakteri yang saat ini ada di Bumi. Hanya saja saat itu siklus tersebut bergantung pada penggunaan protein kompleks yang belum terbentuk di planet ini selama masa pertumbuhannya 4 miliar tahun yang lalu.
Science Focus menyebutkan penelitian-penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa logam tertentu dapat memicu reaksi yang sama di bawah kondisi yang sangat panas dan sangat asam. Dari situ tim Scripps Research memiliki firasat ada senyawa kimia lain mungkin juga dapat melakukannya.
Mereka juga memahami bahwa sianida sudah ada hadir di atmosfer saat itu. Kemudian mereka memetakan serangkaian reaksi yang berpotensi menggunakan sianida untuk menghasilkan molekul organik yang lebih kompleks dari karbon dioksida dan kemudian mengujinya di laboratorium.
“Kami benar-benar tidak perlu melakukan sesuatu yang istimewa, kami mencampur molekul-molekul ini, menunggu dan reaksi terjadi secara spontan,” ujar Ramanarayanan Krishnamurthy.
Meskipun percobaan memang tidak menawarkan bukti konklusif bahwa sianida terlibat dalam proses ini di awal Bumi, namun menurut mereka temuan itu jadi ide segar dalam upaya mencari asal-usul kehidupan di bumi. "Termasuk juga cara baru untuk mencari kehidupan di planet lain," ungkap Ramanarayanan Krishnamurthy.
Diketahui cairan sianida memang bukan likuid yang asing buat masyarakat. Di Indonesia nama sianida berkali-kali dikaitkan dengan peristiwa pembunuhan yang fenomenal yakni meninggalnya Mirna di sebuah kedai kopi di mall mewah di pusat Jakarta. Saat itu pelaku pembunuhan, Jessica menggunakan sianida dalam melakukan aksi kriminal itu.
Hanya saja sianida tidak selalu berguna untuk tindakan kriminal. Baru-baru ini sekelompok peneliti dari Scripps Research, Amerika Serikat berkonklusi bahwa sianida telah membantu kehidupan berevolusi di bumi pada 4 miliar tahun lalu.
Menurut mereka mencari keberadaan sianida di planet asing diyakini dapat membantu kita menemukan adanya kehidupan. “Ketika kami mencari tanda-tanda kehidupan, kami mendasarkan pencarian pada biokimia yang kami tahu ada dalam kehidupan saat ini. Fakta bahwa reaksi metabolisme yang sama dapat didorong oleh sianida menunjukkan bahwa kehidupan bisa sangat berbeda,” kata peneliti utama studi tersebut dan Profesor Kimia Scripps Research, Dr Ramanarayanan Krishnamurthy.
Untuk membuktikan analisa peneliti dari Scripps Research mencoba melakukan serangkaian reaksi kimia. Dalam uji coba itu digabungkan karbon dioksida dan air guna menciptakan senyawa asam trikarbosilat terbalik atau siklus r-TCA. Menurut mereka senyawa itu sangat diperlukan untuk kehidupan.
Siklus itu juga digunakan oleh beberapa bakteri yang saat ini ada di Bumi. Hanya saja saat itu siklus tersebut bergantung pada penggunaan protein kompleks yang belum terbentuk di planet ini selama masa pertumbuhannya 4 miliar tahun yang lalu.
Science Focus menyebutkan penelitian-penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa logam tertentu dapat memicu reaksi yang sama di bawah kondisi yang sangat panas dan sangat asam. Dari situ tim Scripps Research memiliki firasat ada senyawa kimia lain mungkin juga dapat melakukannya.
Mereka juga memahami bahwa sianida sudah ada hadir di atmosfer saat itu. Kemudian mereka memetakan serangkaian reaksi yang berpotensi menggunakan sianida untuk menghasilkan molekul organik yang lebih kompleks dari karbon dioksida dan kemudian mengujinya di laboratorium.
“Kami benar-benar tidak perlu melakukan sesuatu yang istimewa, kami mencampur molekul-molekul ini, menunggu dan reaksi terjadi secara spontan,” ujar Ramanarayanan Krishnamurthy.
Meskipun percobaan memang tidak menawarkan bukti konklusif bahwa sianida terlibat dalam proses ini di awal Bumi, namun menurut mereka temuan itu jadi ide segar dalam upaya mencari asal-usul kehidupan di bumi. "Termasuk juga cara baru untuk mencari kehidupan di planet lain," ungkap Ramanarayanan Krishnamurthy.
(wsb)