Amerika Serikat Luncurkan Proyek Orbital Prime untuk Bersihkan Sampah Antariksa
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (US Space Force) meluncurkan proyek Orbital Prime untuk membersihkan sampah luar angkasa selama dua hingga empat tahun. Space Force juga meminta pihak swasta ikut membantu membersihkan puing-puing di luar angkasa sebelum menimbulkan kekacauan yang lebih besar.
Wakil Kepala Operasi Luar Angkasa Letnan Jenderal David Thompson mengatakan, Space Force mendorong pengujian sistem program Orbital Prime di orbit dalam waktu dua hingga empat tahun. Permohonan pertama akan jatuh tempo pada 17 Februari 2022.
“Kami menuntut tindakan dan memberikan kesempatan untuk kemitraan (kerja sama) dalam mencari solusi inovatif untuk mendaur ulang, menggunakan kembali, atau membuang benda-benda (puing-puing luar angkasa) ini," kata David Thompson dikutip SINDOnews dari laman Spacedotcom, Senin (7/2/2022).
Permintaan kerja sama dari Angkatan Luar Angkasa AS terjadi beberapa minggu setelah uji anti-satelit oleh Rusia pada November 2021 menghasilkan begitu banyak puing-puing di luar angkasa. Keadaan itu meningkatkan risiko benturan atau hantaman terhadap Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Space Force berharap dapat mengatasi masalah sampah antariksa yang banyak berada di orbit rendah Bumi melalui pengujian teknologi penghilangan puing di orbit. AS menyiapkan anggaran untuk Tahap 1 sekitar USD250.000 dan Tahap 2 senilai USD1,5 juta.
Meskipun ada lebih dari 20.000 potongan puing ruang angkasa yang dapat dilacak, Angkatan Luar Angkasa mengkhawatirkan ancaman sejumlah objek yang lebih kecil seperti sekrup atau bintik cat yang tidak akan dapat dilacak.
“Visi kami dalam kemitraan ini adalah untuk secara agresif mengeksplorasi kemampuan (membersihkan puing antariksa) tersebut hari ini. Dengan harapan kami dan pihak lain dapat membelinya sebagai layanan di masa depan,” kata Thompson.
Wakil Kepala Operasi Luar Angkasa Letnan Jenderal David Thompson mengatakan, Space Force mendorong pengujian sistem program Orbital Prime di orbit dalam waktu dua hingga empat tahun. Permohonan pertama akan jatuh tempo pada 17 Februari 2022.
“Kami menuntut tindakan dan memberikan kesempatan untuk kemitraan (kerja sama) dalam mencari solusi inovatif untuk mendaur ulang, menggunakan kembali, atau membuang benda-benda (puing-puing luar angkasa) ini," kata David Thompson dikutip SINDOnews dari laman Spacedotcom, Senin (7/2/2022).
Permintaan kerja sama dari Angkatan Luar Angkasa AS terjadi beberapa minggu setelah uji anti-satelit oleh Rusia pada November 2021 menghasilkan begitu banyak puing-puing di luar angkasa. Keadaan itu meningkatkan risiko benturan atau hantaman terhadap Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Space Force berharap dapat mengatasi masalah sampah antariksa yang banyak berada di orbit rendah Bumi melalui pengujian teknologi penghilangan puing di orbit. AS menyiapkan anggaran untuk Tahap 1 sekitar USD250.000 dan Tahap 2 senilai USD1,5 juta.
Meskipun ada lebih dari 20.000 potongan puing ruang angkasa yang dapat dilacak, Angkatan Luar Angkasa mengkhawatirkan ancaman sejumlah objek yang lebih kecil seperti sekrup atau bintik cat yang tidak akan dapat dilacak.
“Visi kami dalam kemitraan ini adalah untuk secara agresif mengeksplorasi kemampuan (membersihkan puing antariksa) tersebut hari ini. Dengan harapan kami dan pihak lain dapat membelinya sebagai layanan di masa depan,” kata Thompson.
(wib)