Temuan Sensor Baru yang Mampu Deteksi Kanker Lebih Cepat

Jum'at, 24 April 2020 - 00:03 WIB
loading...
Temuan Sensor Baru yang...
Insinyur di MIT telah mengembangkan partikel nano yang dapat dikirim ke paru-paru untuk mendeteksi adanya kanker. Hasilnya terlihat melalui tes urin. Dok. Istimewa
A A A
NEW YORK - Biasanya, orang yang memiliki risiko tinggi terkena kanker adalah perokok berat dan secara rutin mereka diskrining menggunakan Computed Tomography atau yang lebih dikenal dengan CT Scan. Namun, tes ini memiliki tingkat kesalahan yang cukup tinggi karena mengambil nodul jinak di paru-paru.

Para peneliti di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) telah mengembangkan metode baru untuk diagnosis dini kanker paru-paru. Tes urin dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan penyakit yang terkait dengan kanker paru-paru.

Para peneliti menggunakan jenis tes non-invasif yang dapat mengurangi tingkat kesalahan data. Tes ini juga membantu mendeteksi lebih banyak tumor pada tahap awal penyakit.

Deteksi dini sangat penting dilakukan karena terkait erat dengan tingkat kelangsungan hidup pasien. Setidaknya, dengan deteksi lebih dini, pasien dapat menjaga pola hidup sehat sebelum penyakit penyebar ke lokasi yang lebih jauh di dalam tubuh.

"Jika Anda melihat diagnosa dan terapi kanker, ada anggapan baru tentang pentingnya deteksi dan pencegahan kanker sejak dini. Kami benar-benar membutuhkan teknologi baru yang akan memberi kami kemampuan untuk melihat kanker sehingga dapat mencegah dan melakukan penanganan sejak dini," Kata seorang insinyur biologi Amerika Serikat (AS), Sangeeta Bhatia, dikutip dari kanal MIT.

Bhatia dan rekan-rekannya menemukan metode baru untuk mendeteksi kanker paru-paru yang didasari pada partikel nano. Mereka melakukan uji coba pada tikus dengan disuntikkan atau dihirup, partikel nano dapat mendeteksi tumor sekecil 1,8 milimeter kubik pada tikus.

Bhatia merupakan peneliti senior dalam penelitian ini yang muncul di Science Translational. Mengembangkan hal baru merupakan hobby yang sekaligus pekerjaannya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Selama beberapa tahun, laboratorium Bhatia telah mengembangkan partikel nano yang dapat mendeteksi kanker dengan berinteraksi pada enzim yang disebut protease. Enzim ini membantu sel-sel tumor untuk keluar dari lokasi aslinya dengan memotong protein dari matriks ekstraseluler.

Untuk menemukan protein tersebut, Bhatia menciptakan partikel nano yang dilapisi dengan peptida (fragmen protein pendek) yang ditargetkan oleh protease terkait kanker. Partikel akan berkumpul di pusat tumor, di mana peptida dibelah dan melepaskan biomarker yang kemudian dapat dideteksi dalam sampel urin.

Sebelumnya, laboratorium Bhatia telah mengembangkan sensor untuk kanker usus besar dan ovarium. Dalam penelitian terbaru, para peneliti juga ingin menerapkan teknologi tersebut untuk kanker paru-paru yang membunuh sekitar 150.000 orang di AS setiap tahun.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4266 seconds (0.1#10.140)