Rusia dan AS Bermusuhan di Perang Ukraina, NASA dan Roscosmos Tetap Mesra
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Perang Ukraina membuat Amerika Serikat (AS) dan Rusia menebar sikap permusuhan yang nyata. AS memutuskan menjatuhkan sanksi baru untuk Rusia, sebaliknya Moskow mengancam menyerang siapa pun, termasuk AS, jika membantu Ukraina.
Sikap keras Rusia dan AS di palagan perang Ukraina, bertolak belakang dengan kemesraan yang terjalin dalam kerja sama di luar angkasa. Dua badan riset dan luar angkasa AS maupun Rusia, NASA dan Roscosmos , menegaskan kerja sama yang terjalin baik tidak akan terganggu dampak perang di Ukraina.
"NASA terus bekerja dengan semua mitra internasional kami, termasuk Perusahaan Antariksa Negara (Rusia) Roscosmos, untuk operasi yang aman dan berkelanjutan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)," kata NASA dalam sebuah pernyataan yang dikirim juru bicaranya, Joshua Finch melalui email ke Space.com yang dikutip SINDOnews, Jumat (25/2/2022).
NASA menjelaskan, aktivitas ekspor baru akan terus untuk memungkinkan kerja sama ruang angkasa sipil AS-Rusia tetap berjalan. Tidak ada perubahan pada kerja sama badan antariksa kedua negara untuk misi operasi ke orbit dan stasiun bumi.
Tentu kenyataan ini bertolak belakang dengan pengumuman Presiden AS Joe Biden yang menyatakan bahwa akan ada "batasan baru pada apa yang dapat diekspor ke Rusia." Namun, pernyataan Presiden Joe Biden tidak secara langsung menyebut NASA, kerja sama NASA dengan Rusia di luar angkasa atau stasiun luar angkasa.
"Kami memperkirakan bahwa kami akan memotong lebih dari setengah impor teknologi tinggi Rusia. Itu akan memukul kemampuan mereka untuk terus memodernisasi militer mereka. Itu akan menurunkan industri kedirgantaraan mereka, termasuk program luar angkasa mereka," kata Biden.
Pernyataan Biden mendapat respons Direktur Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin. Dia memposting serangkaian tweet yang mengasumsikan bahwa sanksi baru ini akan mengganggu kemitraan antariksa kedua negara.
"Apakah kamu ingin menghancurkan kerja sama kita di ISS?. Jika Anda memblokir kerja sama dengan kami, siapa yang akan menyelamatkan ISS dari deorbiting yang tidak terkendali dan jatuh ke Amerika Serikat atau Eropa?" Rogozin mentweet dalam bahasa Rusia.
“Ada juga opsi untuk menjatuhkan struktur seberat 500 ton ke India dan China. Apakah Anda ingin mengancam mereka dengan cara seperti itu? prospek? ISS tidak terbang di atas Rusia, jadi semua risiko ada di tangan Anda. Apakah Anda siap untuk itu?" tambah Rogozin.
Namun, terlepas statemen Rogozin, pernyataan NASA terbaru tampaknya menunjukkan setidaknya untuk saat ini, sanksi baru tidak akan mengganggu kolaborasi internasional di luar angkasa. Tentu layak dicermati bagaimana perkembangan selanjutnya kerja sama AS dan Rusia untuk misi luar angkasa.
Sikap keras Rusia dan AS di palagan perang Ukraina, bertolak belakang dengan kemesraan yang terjalin dalam kerja sama di luar angkasa. Dua badan riset dan luar angkasa AS maupun Rusia, NASA dan Roscosmos , menegaskan kerja sama yang terjalin baik tidak akan terganggu dampak perang di Ukraina.
"NASA terus bekerja dengan semua mitra internasional kami, termasuk Perusahaan Antariksa Negara (Rusia) Roscosmos, untuk operasi yang aman dan berkelanjutan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)," kata NASA dalam sebuah pernyataan yang dikirim juru bicaranya, Joshua Finch melalui email ke Space.com yang dikutip SINDOnews, Jumat (25/2/2022).
NASA menjelaskan, aktivitas ekspor baru akan terus untuk memungkinkan kerja sama ruang angkasa sipil AS-Rusia tetap berjalan. Tidak ada perubahan pada kerja sama badan antariksa kedua negara untuk misi operasi ke orbit dan stasiun bumi.
Tentu kenyataan ini bertolak belakang dengan pengumuman Presiden AS Joe Biden yang menyatakan bahwa akan ada "batasan baru pada apa yang dapat diekspor ke Rusia." Namun, pernyataan Presiden Joe Biden tidak secara langsung menyebut NASA, kerja sama NASA dengan Rusia di luar angkasa atau stasiun luar angkasa.
"Kami memperkirakan bahwa kami akan memotong lebih dari setengah impor teknologi tinggi Rusia. Itu akan memukul kemampuan mereka untuk terus memodernisasi militer mereka. Itu akan menurunkan industri kedirgantaraan mereka, termasuk program luar angkasa mereka," kata Biden.
Pernyataan Biden mendapat respons Direktur Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin. Dia memposting serangkaian tweet yang mengasumsikan bahwa sanksi baru ini akan mengganggu kemitraan antariksa kedua negara.
"Apakah kamu ingin menghancurkan kerja sama kita di ISS?. Jika Anda memblokir kerja sama dengan kami, siapa yang akan menyelamatkan ISS dari deorbiting yang tidak terkendali dan jatuh ke Amerika Serikat atau Eropa?" Rogozin mentweet dalam bahasa Rusia.
“Ada juga opsi untuk menjatuhkan struktur seberat 500 ton ke India dan China. Apakah Anda ingin mengancam mereka dengan cara seperti itu? prospek? ISS tidak terbang di atas Rusia, jadi semua risiko ada di tangan Anda. Apakah Anda siap untuk itu?" tambah Rogozin.
Namun, terlepas statemen Rogozin, pernyataan NASA terbaru tampaknya menunjukkan setidaknya untuk saat ini, sanksi baru tidak akan mengganggu kolaborasi internasional di luar angkasa. Tentu layak dicermati bagaimana perkembangan selanjutnya kerja sama AS dan Rusia untuk misi luar angkasa.
(wib)