Bagaimana Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa? Begini Opsi Penanganannya

Selasa, 01 Maret 2022 - 22:25 WIB
loading...
Bagaimana Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa? Begini Opsi Penanganannya
Penanganan orang yang meninggal di luar angkasa, adalah masalah yang belum dipetakan. Foto/Ilustrasi/distractify
A A A
BAGAIMANA jika seseorang meninggal ketika sedang menjalankan misi ke luar angkasa atau berada di antariksa? Pertanyaan ini, membahas nasib orang yang meninggal di luar angkasa, diibaratkan sama seperti membahas wilayah luar angkasa yang luas, ini adalah masalah yang belum dipetakan.

“Idenya mungkin tidak nyaman untuk direnungkan, tetapi itu adalah salah satu dari banyak percakapan yang perlu dipecahkan apabila manusia menjadi spesies yang menjelajah ruang angkasa,” kata Christopher Newman, Professor of Space Law and Policy dari Northumbria University, Newcastle, menyampaikan pandangannya yang dimuat di laman Space.com, Selasa (1/3/2022).

Apalagi pertanyaan ini makin banyak disampaikan seiring berkembangnya wisata luar angkasa, seperti ditawarkan Virgin Galactic dan Blue Origin. Kesempatan ini menawarkan warga sipil atau selebriti untuk berwisata ke luar angkasa, namun mereka hanya mendapatkan pelatih atau persiapan yang minim.



Berbeda dengan para astronot profesional yang telah menjalani pelatihan ketat dan pemeriksaan medis sebelum pergi ke luar angkasa. Jadi risiko kematian saat misi ruang angkasa atau ketika berada di antariksa bisa ditekan sekecil mungkin.

Berbeda dengan orang sipil, yang berwisata ke luar angkasa atau bila koloni Mars terwujud, masih dianggap cukup berisiko, bahkan menyebabkan kematian. Lalu, bagaimana menangani jika seseorang meninggal dalam misi wisata komersial?

“Pada misi pendek, kemungkinan tubuh orang yang meninggal akan dibawa kembali ke Bumi. Tubuh perlu diawetkan dan disimpan untuk menghindari kontaminasi dari kru yang masih hidup,” kata Newman.



Waktu yang dihabiskan di luar angkasa untuk misi wisata saat ini mulai dari beberapa menit hingga beberapa hari. Ini berarti risiko kematian di luar angkasa oleh sebab alami sangat rendah, meskipun bukan tidak mungkin.
Bagaimana Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa? Begini Opsi Penanganannya


Bagaimana jika seseorang meninggal di luar angkasa ketika memulai misi yang lebih jauh ke luar angkasa, dan bahkan suatu hari menetap secara permanen di luar angkasa. Hukum antariksa internasional memberikan posisi default, artinya negara yang telah mendaftarkan pesawat ruang angkasa memiliki yurisdiksi atas objek ruang angkasa dan personelnya.

“Jadi prosedurnya disesuaikan dengan kesepakatan sebelum misi dijalankan. Bisa juga prosedurnya disesuaikan dengan kebiasaan atau tradisi suatu negara atau kepercayaan dan keyakinan setiap individu,” ujarnya.



Dalam perjalanan pulang pergi ke Mars, yang akan memakan waktu bertahun-tahun, opsi yang mungkin dilakukan terhadap jenazah orang yang meninggal akan dibekukan di ruang angkasa untuk mengurangi beratnya. Tujuannya agar membuatnya lebih mudah untuk disimpan dalam perjalanan kembali ke Bumi.
Bagaimana Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa? Begini Opsi Penanganannya


Ada juga opsi untuk membuang jenazah orang yang meninggal di ruang angkasa, seperti dalam film Star Trek ketika tubuh Spock dibuang ke luar angkasa. Ini mungkin opsi yang tidak diinginkan dalam kehidupan nyata.

Negara-negara yang punya aktivitas di luar angkasa mungkin keberatan memiliki mayat manusia yang mengambang di antariksa. Ini dapat menambah masalah dengan banyaknya sampah atau puing-puing luar angkasa. Keluarga almarhum mungkin juga lebih menginginkan jenazah orang yang mereka cintai dikembalikan ke Bumi.

Kemudian menguburkan jenazah orang yang meninggal di wilayah koloni planet tertentu juga bukan perkara mudah. Memakamkan jenazah di planet lain, mungkin secara biologis dapat mencemari planet itu. Proses kremasi juga cenderung mencemari, dan bisa menghabiskan banyak sumber energi.

“Pada waktunya, tidak diragukan lagi akan ada solusi teknis untuk penangganan jenazah orang yang meninggal di luar angkasa. Tentu, masalah etika seputar kematian di luar angkasa melintasi batas-batas antropologis, hukum, dan budaya,” pungkasnya.

Dikutip dari laman popularmechanics, sejauh ini, belum ada kasus individu yang meninggal karena sebab alami di luar angkasa. Ada 18 kasus kematian astronot, tetapi semuanya akibat bencana atau kecelakaan dari aktivitas atau misi luar angkasa.

Pesawat ulang-alik Columbia (tujuh kematian, pecah akibat kegagalan struktural), pesawat ulang-alik Challenger (tujuh kematian, hancur saat peluncuran), Soyuz 11 (tiga kematian, ventilasi udara robek saat turun, dan satu-satunya kematian yang secara teknis terjadi di luar angkasa ), Soyuz 1 (satu kematian, kegagalan parasut kapsul saat masuk kembali).
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1119 seconds (0.1#10.140)