Arkeolog Pindahkan Batu Candi ke Museum, Alasannya Bikin Merinding
loading...
A
A
A
MALANG - Arkeolog yang menemukan batu candi di situs Srigading, Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang akhirnya memindahkan temuan tersebut ke Museum Singhasari, Malang. Pemindahan ini dilakukan atas permintaan warga sekitar yang merasa ada kemunculan sosok gaib di batu candi tersebut.
Ekskavasi atau penggalian Situs Srigading di Kabupaten Malang mengungkap misteri peradaban era Kerajaan Mataram Kuno. Dari ekskavasi dua tahap situs yang ada di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, arkeolog menemukan beberapa benda bersejarah yang jadi bagian candi.
Salah satu yang ditemukan adalah batuan ambang relung candi. Batuan ini ditemukan pada ekskavasi tahap pertama yang berlangsung pada Senin 7 Februari 2022 hingga Sabtu 12 Februari 2022. Usai diekskavasi dan dipindahkan batu ini dititipkan dan disimpan sementara di salah satu rumah warga sekitar situs.
Baca Juga: Misetri Yoni Keramat di Situs Srigading Peninggalan Mataram Kuno Makan Tumbal 20 Nyawa Pencuri
Dari sinilah kejadian janggal kerap kali terjadi di atas batuan ambang relung candi itu. Konon di batuan tersebut muncul sosok tinggi besar berwarna hitam menjulang tinggi hingga dua meter lebih. Sang makhluk yang diduga penunggu batu ini menampakkan dirinya dalam kondisi duduk bersila di atas batu itu.
Dari penelusuran metafisika, diduga sang makhluk tak kasat mata yang menyerupai raksasa ini adalah penunggu candi. Dia kerap kali menampakkan diri atau mengganggu orang-orang yang memiliki tujuan negatif kepada situs peninggalan Mataram Kuno era Mpu Sindok ini.
Pamong Budaya Ahli Muda Museum Singhasari Yossi Indra Hardyanto membenarkan hal tersebut. Ini pula yang menjadikan alasan mengapa batuan itu akhirnya segera dipindahkan ke Museum Singhasari Malang.
"Di dekat rumah itu ada tukang sayur yang beraktivitasnya belanjanya mulai dari jam 3 pagi. Nah dia itu sering ditampakkan makhluk ini. Tapi nggak cuma satu orang saja yang cerita, tapi ada beberapa orang," ujar Yossi Indra, ditemui di Museum Singhasari Malang, Rabu (2/3/2022).
Ia menjelaskan, sosok yang menampakkan diri seperti orang tinggi besar hampir dua meter lebih dengan posisi duduk di atas batu bersila. Mengingat ada desakan warga sekitar situs untuk dipindahkan maka pihaknya mengambil langkah cepat dengan mengambil dan mengamankan sementara di Museum Singhasari.
Anehnya saat berada di Museum Singhasari beberapa hari sang makhluk tak kasat mata ini sama sekali tak menampakkan dirinya. Bahkan dari penelusuran selama di museum, batuan ini memang menyimpan energi. Tetapi energi yang dikeluarkan energi positif dan tak bersifat mengganggu.
Yossi mengakui selama berada di Museum Singhasari penunggu batu ambang relung ini seolah sudah jinak dan tak lagi mengganggu petugas penjaga dan pengunjung museum. Ia seolah nyaman dipindahkan di dalam ruangan museum.
"Pengalaman selama ini yang kami sampaikan, benda-benda seperti ini punya energi dalam artian tidak bisa dipakai semua orang. Kalau dicuri pun banyak kejadian ada yang meninggal, ada yang gila, ada yang sakit, apakah itu berkaitan dengan kegiatan pencurian itu atau tidak, Wallahualam," tukasnya.
Ekskavasi atau penggalian Situs Srigading di Kabupaten Malang mengungkap misteri peradaban era Kerajaan Mataram Kuno. Dari ekskavasi dua tahap situs yang ada di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, arkeolog menemukan beberapa benda bersejarah yang jadi bagian candi.
Salah satu yang ditemukan adalah batuan ambang relung candi. Batuan ini ditemukan pada ekskavasi tahap pertama yang berlangsung pada Senin 7 Februari 2022 hingga Sabtu 12 Februari 2022. Usai diekskavasi dan dipindahkan batu ini dititipkan dan disimpan sementara di salah satu rumah warga sekitar situs.
Baca Juga: Misetri Yoni Keramat di Situs Srigading Peninggalan Mataram Kuno Makan Tumbal 20 Nyawa Pencuri
Dari sinilah kejadian janggal kerap kali terjadi di atas batuan ambang relung candi itu. Konon di batuan tersebut muncul sosok tinggi besar berwarna hitam menjulang tinggi hingga dua meter lebih. Sang makhluk yang diduga penunggu batu ini menampakkan dirinya dalam kondisi duduk bersila di atas batu itu.
Dari penelusuran metafisika, diduga sang makhluk tak kasat mata yang menyerupai raksasa ini adalah penunggu candi. Dia kerap kali menampakkan diri atau mengganggu orang-orang yang memiliki tujuan negatif kepada situs peninggalan Mataram Kuno era Mpu Sindok ini.
Pamong Budaya Ahli Muda Museum Singhasari Yossi Indra Hardyanto membenarkan hal tersebut. Ini pula yang menjadikan alasan mengapa batuan itu akhirnya segera dipindahkan ke Museum Singhasari Malang.
"Di dekat rumah itu ada tukang sayur yang beraktivitasnya belanjanya mulai dari jam 3 pagi. Nah dia itu sering ditampakkan makhluk ini. Tapi nggak cuma satu orang saja yang cerita, tapi ada beberapa orang," ujar Yossi Indra, ditemui di Museum Singhasari Malang, Rabu (2/3/2022).
Ia menjelaskan, sosok yang menampakkan diri seperti orang tinggi besar hampir dua meter lebih dengan posisi duduk di atas batu bersila. Mengingat ada desakan warga sekitar situs untuk dipindahkan maka pihaknya mengambil langkah cepat dengan mengambil dan mengamankan sementara di Museum Singhasari.
Anehnya saat berada di Museum Singhasari beberapa hari sang makhluk tak kasat mata ini sama sekali tak menampakkan dirinya. Bahkan dari penelusuran selama di museum, batuan ini memang menyimpan energi. Tetapi energi yang dikeluarkan energi positif dan tak bersifat mengganggu.
Yossi mengakui selama berada di Museum Singhasari penunggu batu ambang relung ini seolah sudah jinak dan tak lagi mengganggu petugas penjaga dan pengunjung museum. Ia seolah nyaman dipindahkan di dalam ruangan museum.
"Pengalaman selama ini yang kami sampaikan, benda-benda seperti ini punya energi dalam artian tidak bisa dipakai semua orang. Kalau dicuri pun banyak kejadian ada yang meninggal, ada yang gila, ada yang sakit, apakah itu berkaitan dengan kegiatan pencurian itu atau tidak, Wallahualam," tukasnya.
(ysw)