Mutasi Baru Virus Corona, Lebih Mudah Masuk ke Dalam Sel Manusia
loading...
A
A
A
CALIFORNIA - Sejak pertama kali kemunculannya diketahui pada akhir 2019 lalu, virus corona terus bermutasi kemudian menyebabkan pandemik. Bahkan, para peneliti percaya virus ini sudah menjadi lebih berbahaya dan tersebar di beberapa wilayah saja, seperti di benua Amerika dan Eropa.
Para peneliti dari Scripps Research Institute di Florida mengatakan, mutasi virus ini memengaruhi protein spike atau protein penancap dari SARS-CoV-2. Protein spike pada virus, merupakan struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel tubuh inangnya. Baca Juga - Melebihi Harga Motor 600cc, Jangan Harap Kawasaki Ninja ZX-25R Dijual Murah
Untuk mengetahui masalah ini, tim peneliti telah menjalankan serangkaian percobaan. Hasilnya, mutasi yang disebut D614G ini memberikan virus lebih banyak protein spike dan membuatnya lebih stabil. Artinya, virus menjadi lebih mudah masuk ke dalam sel tubuh manusia. BACA JUGA - Dampak Corona, Gereja Tua Romawi Muncul Kembali dari Dasar Danau
“Virus dengan mutasi ini jauh lebih menular daripada virus yang tidak memiliki mutasi dalam sistem kultur sel yang kami gunakan," kata salah satu ahli dalam tim peneliti, Hyeryun Choe, dikutip dari CNN.
Mutasi D614G digadang hampir 10 kali lebih menular dibandingkan yang muncul di China. Menurut laporan Daily Mail, D614G hanya mewabah di New York, Italia, dan Inggris, sementara di negara lain belum terindentifikasi.
Para ilmuwan terus melakukan penelitian untuk mengetahui alasan virus tersebut hanya menyerang beberapa wilayah saja. Sebagian ilmuwan berpendapat, D614G hanya menjangkit di wilayah-wilayah dengan angka kematian akibat COVID-19 terbanyak di dunia.
Para peneliti dari Scripps Research Institute di Florida mengatakan, mutasi virus ini memengaruhi protein spike atau protein penancap dari SARS-CoV-2. Protein spike pada virus, merupakan struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel tubuh inangnya. Baca Juga - Melebihi Harga Motor 600cc, Jangan Harap Kawasaki Ninja ZX-25R Dijual Murah
Untuk mengetahui masalah ini, tim peneliti telah menjalankan serangkaian percobaan. Hasilnya, mutasi yang disebut D614G ini memberikan virus lebih banyak protein spike dan membuatnya lebih stabil. Artinya, virus menjadi lebih mudah masuk ke dalam sel tubuh manusia. BACA JUGA - Dampak Corona, Gereja Tua Romawi Muncul Kembali dari Dasar Danau
“Virus dengan mutasi ini jauh lebih menular daripada virus yang tidak memiliki mutasi dalam sistem kultur sel yang kami gunakan," kata salah satu ahli dalam tim peneliti, Hyeryun Choe, dikutip dari CNN.
Mutasi D614G digadang hampir 10 kali lebih menular dibandingkan yang muncul di China. Menurut laporan Daily Mail, D614G hanya mewabah di New York, Italia, dan Inggris, sementara di negara lain belum terindentifikasi.
Para ilmuwan terus melakukan penelitian untuk mengetahui alasan virus tersebut hanya menyerang beberapa wilayah saja. Sebagian ilmuwan berpendapat, D614G hanya menjangkit di wilayah-wilayah dengan angka kematian akibat COVID-19 terbanyak di dunia.
(wbs)