20.000 Spesies Serangga Terancam Punah Dipicu Perubahan Iklim
loading...
A
A
A
LONDON - Penelitian terbaru menemukan perubahan iklim dan kegiatan pertanian mengancam keanekaragaman hayati serangga dan mengurangi populasi serangga di beberapa tempat hingga setengahnya.
Seperti dilansir dari AFP Jumat (22/4/2022) melaporkan sebuag studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature menemukan bahwa peningkatan suhu dan perubahan cara penggunaan tanah, telah dikaitkan dengan penurunan populasi serangga di seluruh dunia.
Dalam studi tersebut, tim ilmuwan dari Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan Universitas College London (UCL) menganalisis hampir 20.000 spesies serangga di seluruh dunia.
Mereka menemukan bahwa daerah pertanian dengan intensitas tinggi dan daerah beriklim hangat memiliki jumlah serangga 49 persen lebih rendah daripada habitat tanpa perubahan iklim.
Populasi serangga di ekosistem tropis terkena dampak paling parah akibat ulah manusia.
“Hilangnya populasi serangga dapat membahayakan tidak hanya lingkungan alam, di mana serangga berperan penting dalam ekosistem tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia dan ketahanan pangan karena tidak adanya penyerbuk seperti lebah,” kata penulis studi, Dr. Charlie Outhwaite.
Sementara itu, penulis senior studi tersebut, Dr. Tim Newbold mengatakan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pertanian intensitas tinggi menghadirkan tantangan yang sulit karena permintaan pangan meningkat karena peningkatan populasi dunia.
Seperti dilansir dari AFP Jumat (22/4/2022) melaporkan sebuag studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature menemukan bahwa peningkatan suhu dan perubahan cara penggunaan tanah, telah dikaitkan dengan penurunan populasi serangga di seluruh dunia.
Dalam studi tersebut, tim ilmuwan dari Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan Universitas College London (UCL) menganalisis hampir 20.000 spesies serangga di seluruh dunia.
Mereka menemukan bahwa daerah pertanian dengan intensitas tinggi dan daerah beriklim hangat memiliki jumlah serangga 49 persen lebih rendah daripada habitat tanpa perubahan iklim.
Populasi serangga di ekosistem tropis terkena dampak paling parah akibat ulah manusia.
“Hilangnya populasi serangga dapat membahayakan tidak hanya lingkungan alam, di mana serangga berperan penting dalam ekosistem tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia dan ketahanan pangan karena tidak adanya penyerbuk seperti lebah,” kata penulis studi, Dr. Charlie Outhwaite.
Sementara itu, penulis senior studi tersebut, Dr. Tim Newbold mengatakan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pertanian intensitas tinggi menghadirkan tantangan yang sulit karena permintaan pangan meningkat karena peningkatan populasi dunia.
(wbs)