Ilmuwan Sebut Rumput Laut Mampu Netralisir Efek Senjata Nuklir
loading...
A
A
A
KIEV - Perang Rusia dan Ukraina yang dikhawatirkan dapat memicu penggunaan senjata nuklir membuat dunia cemas. Menyikapi hal itu ilmuwan mengungkapkan bahwa mereka telah merancang strategi bagi manusia untuk bertahan hidup jika terjadi konflik nuklir dengan melibatkan penggunaan rumput laut.
Seperti dilansir dari Mirror Jumat (22/4/ 2022), sebuah laporan baru-baru ini oleh kelompok Aliansi untuk Memberi Makan Bumi dalam Bencana merencanakan jalan keluar dari krisis nuklir seperti yang ditakuti oleh para ilmuwan setelah perang di Ukraina.
Karena rumput laut hanya membutuhkan sedikit sinar matahari dan dapat menolak radiasi, maka rumput laut sangat cocok sebagai bahan dasar pertanian skala besar.
Efek tabrakan asteroid dan letusan gunung berapi besar juga termasuk di antara skenario yang membutuhkan tindakan serupa.
"Kami mencoba untuk mempromosikan kesiapsiagaan, yaitu budaya sehingga lembaga, pemerintah dan perusahaan swasta siap untuk bencana global yang mungkin terjadi dalam waktu dekat," kata ilmuwan Juan GarcÃa MartÃnez.
Para ahli mengatakan kelangsungan hidup manusia membutuhkan respons dalam tiga fase.
Tahap pertama melibatkan pembantaian massal ternak dan ikan yang dapat menciptakan interval waktu sementara sumber makanan alternatif ditemukan.
Setelah itu, pengolahan gula dari kayu di hutan mati perlu dilakukan karena akan membantu memasok energi ke manusia yang terkena dampak.
Tahap ketiga akan melihat penanaman tanaman pokok seperti kentang dan rumput laut, dimulai di dekat khatulistiwa.
Bibit tanaman ini perlu disemai dengan cepat karena rumput laut membantu menyediakan nutrisi penting.
Martinez menambahkan, sangat penting bagi para pemimpin dunia untuk membuat rencana bersama menghadapi bencana seperti ini karena keberhasilan semua fase ini akan bergantung pada kerja sama politik antar negara.
"Kami percaya bahwa dengan meningkatkan kesadaran persiapan skenario seperti itu akan mengurangi kemungkinan risiko kehancuran peradaban," katanya.
Para ahli memperingatkan bahwa sementara senjata nuklir akan menyebabkan hilangnya banyak nyawa, sebagian besar kematian justru berasal dari kelaparan massal.
Seperti dilansir dari Mirror Jumat (22/4/ 2022), sebuah laporan baru-baru ini oleh kelompok Aliansi untuk Memberi Makan Bumi dalam Bencana merencanakan jalan keluar dari krisis nuklir seperti yang ditakuti oleh para ilmuwan setelah perang di Ukraina.
Karena rumput laut hanya membutuhkan sedikit sinar matahari dan dapat menolak radiasi, maka rumput laut sangat cocok sebagai bahan dasar pertanian skala besar.
Efek tabrakan asteroid dan letusan gunung berapi besar juga termasuk di antara skenario yang membutuhkan tindakan serupa.
"Kami mencoba untuk mempromosikan kesiapsiagaan, yaitu budaya sehingga lembaga, pemerintah dan perusahaan swasta siap untuk bencana global yang mungkin terjadi dalam waktu dekat," kata ilmuwan Juan GarcÃa MartÃnez.
Para ahli mengatakan kelangsungan hidup manusia membutuhkan respons dalam tiga fase.
Tahap pertama melibatkan pembantaian massal ternak dan ikan yang dapat menciptakan interval waktu sementara sumber makanan alternatif ditemukan.
Setelah itu, pengolahan gula dari kayu di hutan mati perlu dilakukan karena akan membantu memasok energi ke manusia yang terkena dampak.
Tahap ketiga akan melihat penanaman tanaman pokok seperti kentang dan rumput laut, dimulai di dekat khatulistiwa.
Bibit tanaman ini perlu disemai dengan cepat karena rumput laut membantu menyediakan nutrisi penting.
Martinez menambahkan, sangat penting bagi para pemimpin dunia untuk membuat rencana bersama menghadapi bencana seperti ini karena keberhasilan semua fase ini akan bergantung pada kerja sama politik antar negara.
"Kami percaya bahwa dengan meningkatkan kesadaran persiapan skenario seperti itu akan mengurangi kemungkinan risiko kehancuran peradaban," katanya.
Para ahli memperingatkan bahwa sementara senjata nuklir akan menyebabkan hilangnya banyak nyawa, sebagian besar kematian justru berasal dari kelaparan massal.
(wbs)