5 Fakta Spesifikasi Drone UAV Saab Skeldar V-200
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saab Skeldar ( UMS Skeldar V-200 ) adalah sebuah UAV VTOL rentang menengah yang dikembangkan oleh perusahaan kedirgantaraan Swedia Saab.
Skeldar V-200 dirancang untuk pengawasan, intelijen, transportasi kargo ringan, juga perang. Drone dengan kecepatan maksimum 140 km/jam tersebut sudah dikembangkan sejak 2005. Drone tersebut ideal untuk menunjang pengawasan maritim. Nah, berikut faktanya:
1. Indonesia Salah Satu Pengguna Pertama
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, pengawasan wilayah maritim Indonesia tentu penting. Karenanya, pada 2017 silam Indonesia menjadi operator perdana Skeldar V-200 di dunia, setelah wahana udara ini merampungkan berbagai tes dan uji coba pada kuartal keempat 2016.
Wahana udara tanpa awak untuk keperluan intai maritim sejenis Skeldar V-200 sebetulnya sudah dimiliki instansi Badan Keamana Laut, yang punya Rajawali 350 dengan kemampuan lebih rendah daripada Skeldar V-200.
2. Bentuknya Mirip Helikopter
Wujud Skeldar V-200 mirip helikopter berukuran sedang. Panjangnya mencapai 5 meter. Bahkan, karakteristiknya pun serupa helikopter. Antara lain kemampuan lepas-landas dan mendarat secara vertikal (VTOL/Vertical Take-off and Landing), mampu mengapung di satu titik di udara (hovering), dan terbang mundur, yang dioperasikan oleh tim terdiri empat atau lima personel saja.
Artinya, Skeldar V-200 dapat terbang mudah dari geladak kapal perang untuk menyajikan data operasi secara seketika ke pusat pengendalian operasi di darat atau laut, pun ke unit-unit operasional lainnya.
3. Remotely Piloted Aerial Systems
Pabrikan Skeldar V-200, UMS Skeldar, menyatakan, UAV helikopter intai maritim ini memiliki kemampuan high endurance RPAS (Remotely Piloted Aerial Systems).
Skeldar V-200 punya dua bilah baling-baling, ditenagai mesin dua silinder dua langkah (two stroke engine), dengan sistem pembakaran internal likuid, bertenaga 55 dk pada 6.000 rpm.
4. Dikembangkan Sejak 2004
Skeldar V-200 mulai dikembangkan pada 2004. UAV maritim tersebut bisa terbang pada radius 150 kilometer (mirip dengan Jakarta-Bandung melalui tol Cipularang) dengan masa terbang hingga enam jam, dan mampu membawa beban hingga 50 kilogram, pada kecepatan 130 kilometer per jam.
5.Memiliki Kemampuan Intai Canggih
Berbagai misi intai dapat dilakukan Skeldar V-200. Antara lain reconnaissance, identifikasi, pencarian target, hingga perang elektronika. Semuanya berbasis sistem kendali-komunikasi Line of Sight, serta penyajian informasi data visual seketika (real time) ke pusat pengendalinya di darat atau kapal patroli dan kapal komando.
Sensor-sensor penginderaannya juga lengkap, mendekati sistem dan skala pesawat termpur. Misalnya Lidar (Light Detection and Ranging), kamera hiper spektral, sistem signal intelijen elektronika dan intelijen, dan sistem datalink. Sehingga bisa menyajikan data seketika ke sistem-sistem komunikasi lain yang kompatibel.
Skeldar V-200 dirancang untuk pengawasan, intelijen, transportasi kargo ringan, juga perang. Drone dengan kecepatan maksimum 140 km/jam tersebut sudah dikembangkan sejak 2005. Drone tersebut ideal untuk menunjang pengawasan maritim. Nah, berikut faktanya:
1. Indonesia Salah Satu Pengguna Pertama
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, pengawasan wilayah maritim Indonesia tentu penting. Karenanya, pada 2017 silam Indonesia menjadi operator perdana Skeldar V-200 di dunia, setelah wahana udara ini merampungkan berbagai tes dan uji coba pada kuartal keempat 2016.
Wahana udara tanpa awak untuk keperluan intai maritim sejenis Skeldar V-200 sebetulnya sudah dimiliki instansi Badan Keamana Laut, yang punya Rajawali 350 dengan kemampuan lebih rendah daripada Skeldar V-200.
2. Bentuknya Mirip Helikopter
Wujud Skeldar V-200 mirip helikopter berukuran sedang. Panjangnya mencapai 5 meter. Bahkan, karakteristiknya pun serupa helikopter. Antara lain kemampuan lepas-landas dan mendarat secara vertikal (VTOL/Vertical Take-off and Landing), mampu mengapung di satu titik di udara (hovering), dan terbang mundur, yang dioperasikan oleh tim terdiri empat atau lima personel saja.
Artinya, Skeldar V-200 dapat terbang mudah dari geladak kapal perang untuk menyajikan data operasi secara seketika ke pusat pengendalian operasi di darat atau laut, pun ke unit-unit operasional lainnya.
3. Remotely Piloted Aerial Systems
Pabrikan Skeldar V-200, UMS Skeldar, menyatakan, UAV helikopter intai maritim ini memiliki kemampuan high endurance RPAS (Remotely Piloted Aerial Systems).
Skeldar V-200 punya dua bilah baling-baling, ditenagai mesin dua silinder dua langkah (two stroke engine), dengan sistem pembakaran internal likuid, bertenaga 55 dk pada 6.000 rpm.
4. Dikembangkan Sejak 2004
Skeldar V-200 mulai dikembangkan pada 2004. UAV maritim tersebut bisa terbang pada radius 150 kilometer (mirip dengan Jakarta-Bandung melalui tol Cipularang) dengan masa terbang hingga enam jam, dan mampu membawa beban hingga 50 kilogram, pada kecepatan 130 kilometer per jam.
5.Memiliki Kemampuan Intai Canggih
Berbagai misi intai dapat dilakukan Skeldar V-200. Antara lain reconnaissance, identifikasi, pencarian target, hingga perang elektronika. Semuanya berbasis sistem kendali-komunikasi Line of Sight, serta penyajian informasi data visual seketika (real time) ke pusat pengendalinya di darat atau kapal patroli dan kapal komando.
Sensor-sensor penginderaannya juga lengkap, mendekati sistem dan skala pesawat termpur. Misalnya Lidar (Light Detection and Ranging), kamera hiper spektral, sistem signal intelijen elektronika dan intelijen, dan sistem datalink. Sehingga bisa menyajikan data seketika ke sistem-sistem komunikasi lain yang kompatibel.
(dan)