Ilmuwan Berhasil Tumbuhkan Tanaman di Tanah Bulan, Siap Jadi Petani Luar Angkasa?
loading...
A
A
A
HOUSTON - Para peneliti mencapai terobosan baru dalam penelitian luar angkasa . Mereka berhasil bercocok tanam menggunakan tanah yang berasal dari bulan.
Ternyata, bibit tanaman yang tumbuh dari tanah bulan memiliki ciri khusus. Yakni, lebih stres. Sehingga pertumbuhan terhambat. Meski demikian, mereka tetap tumbuh.
Para ilmuwan menganggap keberhasilan penelitian ini membuka berbagai kemungkinan baru. Termasuk terhadap bagaimana keinginan manusia untuk menetap di planet lain.
Atau, membantu penjelajah ruang angkasa di masa depan bertahan dalam misi yang lebih lama. Sebab, mereka bisa menanam tanaman mereka sendiri. Termasuk juga wacana seperti film sains fiksi dimana petani luar angkasa menanam tanaman di planet lain. Studi terbaru itu diterbitkan di jurnal Communications Biology oleh para peneliti di University of Florida.
Mereka memang sengaja berfokus untuk menumbuhkan tanaman di sampel tanah dari dari bulan, lebih tepat disebut lunar regolith. Sampel tanah itu dibawah ke bumi setengah abad yang lalu oleh pesawat luar angkasa ketiga Amerika, Apollo, yang berhasil mendarat di bulan.
Eksperimen tersebut menggunakan 12 gram atau hanya beberapa sendok the tanah dari bulan yang dikumpulkan selama misi Apollo 11, 12, dan 17. Lalu, digabung dengan tanah/abu vulkanik bumi yang memiliki komposisi serupa dengan tanah di bulan.
Selanjutnya, para peneliti menanam benih selada thale (Arabidopsis thaliana). Tanaman itu tumbuh cepat. Hanya butuh 3 hari. Tapi hasilnya kurus dan lebuh kecil dibandingkan yang ada di bumi.
”Contoh tanah ini dikumpulkan oleh Neil Armstrong, Buzz Aldrin, Pete Conrad, Alan Bean, Gene Cernan, Harrison Schmidt, dan penjelajah bulan lainnya pada 1960-an dan 1970-an,” tulis tim peneliti dalam sebuah opini.
Foto 2021 ini menunjukkan perbedaan antara tanaman selada thale yang tumbuh di abu vulkanik dari Bumi, yang memiliki ukuran partikel dan komposisi mineral yang mirip dengan tanah bulan, kiri, dibandingkan dengan yang tumbuh di tanah bulan, kanan, setelah 16 hari. Foto: Tyler Jones/UF/IFAS
”Melihat benih tumbuh jadi kecambah rasanya sangat menakjubkan. Artinya, penelitian kami suatu hari nanti dapat membantu astronot menumbuhkan tanaman sebagai sumber makanan dan oksigen selama misi luar angkasa dan tinggal lama di bulan,”.
Budidaya tanaman di luar angkasa memang diperlukan bagi calon penjelajah ruang angkasa untuk bertahan dalam misi yang lebih lama. Demikian disebut Rob Ferl, salah satu penulis studi dan profesor ilmu hortikultura di University of Florida.
”Untuk misi luar angkasa masa depan yang lebih lama, kita mungkin akan menggunakan bulan sebagai hub atau landasan peluncuran. Maka, masuk akal jika kami ingin menggunakan tanah yang sudah ada di sana untuk menanam tanaman,” kata Ferl dalam sebuah pernyataan.
Para peneliti menemukan bahwa tanaman tumbuh lebih baik di abu vulkanik bumi daripada di tanah bulan. Tapi mereka bisa tumbuh.
Tanah di bulan ternyata sangat berbeda dari tanah tempat tanaman biasanya tumbuh di Bumi.
”Bulan itu sangat, sangat miskin air, karbon, nitrogen, dan fosfor. Jadi secara alami tanah bulan tidak memiliki banyak nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman,” beber Stephen Elardo, asisten profesor geologi di University of Florida.
Ternyata, bibit tanaman yang tumbuh dari tanah bulan memiliki ciri khusus. Yakni, lebih stres. Sehingga pertumbuhan terhambat. Meski demikian, mereka tetap tumbuh.
Para ilmuwan menganggap keberhasilan penelitian ini membuka berbagai kemungkinan baru. Termasuk terhadap bagaimana keinginan manusia untuk menetap di planet lain.
Atau, membantu penjelajah ruang angkasa di masa depan bertahan dalam misi yang lebih lama. Sebab, mereka bisa menanam tanaman mereka sendiri. Termasuk juga wacana seperti film sains fiksi dimana petani luar angkasa menanam tanaman di planet lain. Studi terbaru itu diterbitkan di jurnal Communications Biology oleh para peneliti di University of Florida.
Mereka memang sengaja berfokus untuk menumbuhkan tanaman di sampel tanah dari dari bulan, lebih tepat disebut lunar regolith. Sampel tanah itu dibawah ke bumi setengah abad yang lalu oleh pesawat luar angkasa ketiga Amerika, Apollo, yang berhasil mendarat di bulan.
Eksperimen tersebut menggunakan 12 gram atau hanya beberapa sendok the tanah dari bulan yang dikumpulkan selama misi Apollo 11, 12, dan 17. Lalu, digabung dengan tanah/abu vulkanik bumi yang memiliki komposisi serupa dengan tanah di bulan.
Selanjutnya, para peneliti menanam benih selada thale (Arabidopsis thaliana). Tanaman itu tumbuh cepat. Hanya butuh 3 hari. Tapi hasilnya kurus dan lebuh kecil dibandingkan yang ada di bumi.
”Contoh tanah ini dikumpulkan oleh Neil Armstrong, Buzz Aldrin, Pete Conrad, Alan Bean, Gene Cernan, Harrison Schmidt, dan penjelajah bulan lainnya pada 1960-an dan 1970-an,” tulis tim peneliti dalam sebuah opini.
Foto 2021 ini menunjukkan perbedaan antara tanaman selada thale yang tumbuh di abu vulkanik dari Bumi, yang memiliki ukuran partikel dan komposisi mineral yang mirip dengan tanah bulan, kiri, dibandingkan dengan yang tumbuh di tanah bulan, kanan, setelah 16 hari. Foto: Tyler Jones/UF/IFAS
”Melihat benih tumbuh jadi kecambah rasanya sangat menakjubkan. Artinya, penelitian kami suatu hari nanti dapat membantu astronot menumbuhkan tanaman sebagai sumber makanan dan oksigen selama misi luar angkasa dan tinggal lama di bulan,”.
Budidaya tanaman di luar angkasa memang diperlukan bagi calon penjelajah ruang angkasa untuk bertahan dalam misi yang lebih lama. Demikian disebut Rob Ferl, salah satu penulis studi dan profesor ilmu hortikultura di University of Florida.
”Untuk misi luar angkasa masa depan yang lebih lama, kita mungkin akan menggunakan bulan sebagai hub atau landasan peluncuran. Maka, masuk akal jika kami ingin menggunakan tanah yang sudah ada di sana untuk menanam tanaman,” kata Ferl dalam sebuah pernyataan.
Para peneliti menemukan bahwa tanaman tumbuh lebih baik di abu vulkanik bumi daripada di tanah bulan. Tapi mereka bisa tumbuh.
Tanah di bulan ternyata sangat berbeda dari tanah tempat tanaman biasanya tumbuh di Bumi.
”Bulan itu sangat, sangat miskin air, karbon, nitrogen, dan fosfor. Jadi secara alami tanah bulan tidak memiliki banyak nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman,” beber Stephen Elardo, asisten profesor geologi di University of Florida.
(dan)