Tank T-62 yang Berusia 50 Tahun Dikirim ke Medan Perang Ukraina, Apakah Mesin Perang Rusia Menipis?

Kamis, 26 Mei 2022 - 17:49 WIB
loading...
Tank T-62 yang Berusia...
Pengiriman tank T-62 dalam jumlah besar oleh Rusia ke medan perang Ukraina terekam foto dan video di stasiun kereta api Melitopol di tenggara Ukraina. Foto/The War Zone
A A A
KIEV - Pengiriman tank T-62 dalam jumlah besar oleh Rusia ke medan perang Ukraina terekam foto dan video di stasiun kereta api Melitopol di tenggara Ukraina. Pengiriman tank tua berusia 50 tahun era perang dingin ini seakan menjadi sinyal Rusia kekurangan mesin perang lapis baja.

Apakah tank akan digunakan oleh pasukan Rusia atau diserahkan ke kelompok separatis lokal masih belum ada informasi yang jelas. Namun, kehadiran tank tua ini menimbulkan pertanyaan apakah Rusia mulai kekurangan cadangan mesin perang lapis baja setelah mengalami kerugian signifikan dalam perang Ukraina yang berkecamuk selama 3 bulan.

Dikutip SINDOnews dari laman The War Zone, Kamis (26/5/2022), menurut perkiraan The Kyiv Independent tentang kerugian Rusia, lebih dari 1.300 tank telah dihancurkan oleh pasukan Ukraina sampai 25 Mei 2022. Analis open-source independen Oryx telah menyebutkan ada sekitar 700 tank hancur yang dikonfirmasi secara visual.



Sedangkan Institut Internasional untuk Studi Strategis menyebutkan bahwa Rusia memiliki 10.000 tank dan 8.500 kendaraan lapis baja dalam gudang penyimpanan. Namun, jumlah itu tidak memperhitungkan kondisinya, dan sekitar 2.500 unit di antaranya adalah tank T-62.

Tentu menjadi sinyal menarik ada apa di balik pengerahan kembali tank-tank tua, seperti varian T-72A/B dan T-62. Sebab, Rusia pasti memilih tank yang lebih modern, seperti tank T-72, T-80, dan T-90, untuk menghadapi serangan artileri Ukraina yang gencar.

Sebagai informasi, tank T-62 Rusia pertama kali diperkenalkan pada awal 1960-an sebagai cara untuk bersaing dengan FV4201 Chieftain Inggris dan tank tempur utama M60 Patton Amerika Serikat. Tank T-62 dirancang dengan meriam utama yang lebih kuat, perlindungan lapis baja yang ditingkatkan, dan mesin yang lebih kecil dan lebih efisien daripada pendahulunya.
Tank T-62 yang Berusia 50 Tahun Dikirim ke Medan Perang Ukraina, Apakah Mesin Perang Rusia Menipis?


Setelah produksi awal, yang dimulai pada tahun 1962, diperkirakan ada sekitar 20.000 unit T-62 dibangun selama delapan tahun ke depan. Namun, T-62 tidak berakhir seperti yang diharapkan oleh pabrikan Soviet.



Tingkat tembakan yang lambat dan masalah dengan penggerak meriam utama terkadang menghalangi tank T-62 untuk menghancurkan target, sehingga produksi tank ini berhenti pada tahun 1975. Pada awal 1980-an, Soviet memulai program modernisasi untuk T-62 yang menampilkan paket lapis baja yang ditingkatkan, mesin yang lebih kuat, dan sistem pengendalian tembakan yang ditingkatkan untuk melengkapi platform dengan lebih baik di medan perang modern.

Model ini dikenal sebagai varian T-62M yang sekarang dilaporkan dikirim ke medan perang Ukraina. T-62MV yang juga terlihat hampir identik dengan T-62M, tanpa paket pelindung reaktif (ERA) Kontakt-1 yang berbeda dari paket pelindung BDD yang dipasang pada T-62M.
Tank T-62 yang Berusia 50 Tahun Dikirim ke Medan Perang Ukraina, Apakah Mesin Perang Rusia Menipis?


Sejumlah analis menilai sangat mungkin tank T-62 digunakan oleh pasukan separatis, yang sudah biasa menerima senjata dari Rusia. Kelompok separatis telah terlihat selama bertahun-tahun menggunakan beragam tank dan kendaraan lapis baja yang dipasok Rusia.

Kehadiran tank T-62 berguna untuk mengamankan wilayah garis belakang yang telah direbut Rusia. Jika Rusia merebut lebih banyak wilayah, mengamankannya hanya akan menjadi lebih sulit. Ini adalah zona perang dengan risiko yang lebih rendah, dan pengerahan tank T-62 masih bisa menjadi senjata mematikan.

Jadi tank T-62 dapat membantu misi lain di garis belakang, karena tank Rusia yang lebih canggih dibutuhkan di garis depan. Apalagi jumlahnya berkurang akibat duel dengan artileri musuh yang semakin gencar.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1278 seconds (0.1#10.140)