Ukuran Otak yang Besar Membantu Mamalia Bertahan Hidup di Zaman Es

Kamis, 02 Juni 2022 - 05:10 WIB
loading...
Ukuran Otak yang Besar Membantu Mamalia Bertahan Hidup di Zaman Es
Mamalia berotak besar memiliki kemampuan bertahan lebih baik pada Zaman Es Terakhir karena mampu beradaptasi lebih baik terhadap lingkungan yang buruk. Foto/Zmescience
A A A
NAPLES - Mamalia berotak besar memiliki kemampuan bertahan lebih baik pada Zaman Es Terakhir karena mampu beradaptasi lebih baik terhadap lingkungan yang buruk. Pada Zaman Es Terakhir, yang sering disebut sebagai es terakhir dan berlangsung hingga sekitar 11.500 tahun lalu, menyebabkan kepunahan megafauna, seperti mastodon dan mammoth.

Para ilmuwan selalu memperdebatkan untuk mencari tahu penyebab megafauna binasa pada Zaman Es Terakhir. Salah satu penjelasan yang sering disebutkan adalah bahwa hewan besar tidak dapat menemukan cukup kalori (makanan) untuk menopang tubuh mereka yang besar dan kuat.

Namun, jika itu masalahnya, mengapa mamalia besar seperti gajah, badak, dan kuda nil bertahan? Sebuah studi baru memiliki pandangan yang berbeda dan menunjukkan bahwa mamalia besar ini tidak bertahan hidup karena tidak memiliki kekuatan otak yang cukup untuk beradaptasi dengan lingkungan yang memburuk dengan cepat.



Para peneliti di Tel Aviv University dan University of Naples memeriksa data dari catatan paleontologi pada 50 spesies mamalia yang punah dari semua benua, dengan berat mulai dari 11 kg. Dalam kasus echidna raksasa, hingga sebanyak seberat 11 ton seperti gajah bergading lurus.

Rongga tengkorak hewan yang punah ini dibandingkan dengan 291 spesies mamalia dekat evolusi yang bertahan dari zaman es dan masih ada hingga hari ini. Analisis menunjukkan bahwa mamalia yang bertahan hidup memiliki otak yang rata-rata 53% lebih besar dari spesies punah dengan ukuran tubuh yang sama.

Mamalia berotak besar ini mungkin memiliki perlengkapan kognitif yang lebih baik untuk menghadapi tantangan hidup selama zaman es yang kekurangan makanan. Mereka juga mampu beradaptasi lebih baik dengan ancaman baru yang ditimbulkan oleh manusia dan senjata berbahaya.



“Kami berhipotesis bahwa mamalia dengan otak yang lebih besar mampu menyesuaikan perilaku mereka dan mengatasi perubahan kondisi dengan lebih baik. Terutama terhadap perburuan manusia dan kemungkinan perubahan iklim yang terjadi selama periode itu, dibandingkan dengan mamalia dengan otak yang relatif kecil,” kata Profesor Shai Meiri dari Tel Sekolah Zoologi Universitas Aviv dan Museum Sejarah Alam Steinhardt dikutip SINDOnews dari laman Zmescience, Kamis (2/6/2022).

Akhir dari Zaman Es Terakhir adalah saat perubahan besar dalam iklim dan habitat. Di Amerika Utara, misalnya, rerumputan berubah menjadi mengandung lebih banyak silika dan lebih sedikit nutrisi, sehingga hewan tidak mendapatkan jenis makanan yang tepat seperti biasanya.

Saat lapisan es besar yang menyelimuti Amerika Utara dan Eropa mundur, hal itu menyebabkan musim dingin dan musim panas yang sangat jelas. Kondisi ini memaksa hewan untuk bermigrasi ke zona ekologi baru untuk beradaptasi.

Meskipun penemuan terbaru menawarkan penjelasan yang meyakinkan terkait penyebab kematian megafauna ikonik dari Pleistosen, kepunahan mereka kemungkinan disebabkan oleh kumpulan berbagai faktor. Perubahan iklim, perburuan berlebihan karena manusia, dan penyakit baru, mungkin semuanya memainkan peran penting dalam kepunahan lebih dari 35 jenis mamalia besar yang berbeda.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2441 seconds (0.1#10.140)