Ini Titik Terdalam Samudra Antartika, Setara 17 Gedung Empire State Disusun ke Bawah

Kamis, 16 Juni 2022 - 18:02 WIB
loading...
Ini Titik Terdalam Samudra Antartika, Setara 17 Gedung Empire State Disusun ke Bawah
Para peneliti telah menerbitkan peta paling rinci dari Samudra Selatan Antartika yang dingin hingga saat ini. Foto/Live Science
A A A
NEW YORK - Para peneliti telah menerbitkan peta paling rinci dari Samudra Selatan Antartika yang dingin hingga saat ini. Termasuk titik terdalam baru samudra, "Factorian Deep", yang terletak hampir 24.400 kaki (7.437 meter) di bawah permukaan laut .

Titik terdalam atau Factorian Deep itu setara dengan 17 gedung Empire State yang ditumpuk dari atas ke bawah. Gedung Empire State adalah pencakar langit berlantai 102 yang terletak di Midtown Manhattan, New York City. Tinggi keseluruhan jika menggabungkan dengan menara antenanya, mencapai 443,2 meter.

Factorian Deep ditemukan pada tahun 2019 oleh penjelajah dan pengusaha Amerika, Victor Vescovo, sebagai bagian dari Five Deeps Expedition untuk memetakan titik terdalam dari lima samudra di dunia. Vescovo secara pribadi mengemudikan kapal selam bernama "Limiting Factor" (yang dinamai Factorian Deep) ke dasar Palung Sandwich Selatan Samudera Atlantik.



Sebuah ngarai bawah laut yang membentang sekitar 965 kilometer dari dasar laut antara Amerika Selatan dan Antartika. Ngarai ini melintasi paralel ke-60 selatan, sebuah lingkaran garis lintang yang tidak terlihat yaitu 60 derajat selatan khatulistiwa, memisahkan lautan Atlantik dan Selatan.

Ekspedisi Vescovo memetakan seluruh panjang Palung Sandwich Selatan untuk pertama kalinya, mengungkap titik terdalam baru Samudra Selatan tepat di selatan paralel ke-60. Dan sekarang, Factorian Deep telah didokumentasikan untuk pertama kalinya di peta dasar laut.

Dalam sebuah studi baru, yang diterbitkan 7 Juni di jurnal Scientific Data, tim peneliti internasional memasukkan Factorian Deep ke dalam peta baru pegunungan bawah laut, ngarai, dan dataran tinggi di Samudra Selatan.



Peta masif ini merupakan upaya bersama dari International Bathymetric Chart of the Southern Ocean (IBCSO), yang mulai memetakan Samudra Selatan pada 2013, dan Proyek Nippon Foundation-GEBCO Seabed 2030, yang bertujuan untuk memetakan seluruh dasar laut global pada 2030.

Peta baru diambil dari lebih dari 1.200 set data sonar, sebagian besar dikumpulkan oleh kapal sains dari seluruh dunia dan kapal pemecah es kokoh yang memotong jalan bagi mereka. Bagan dasar laut mencakup lebih dari 48 juta km persegi dasar laut, lebih dari dua kali lipat cakupan di peta pertama IBCSO untuk wilayah tersebut, yang dirilis pada 2013.

Selain berguna untuk navigasi, peta akan bermanfaat bagi penelitian biologi dengan menunjukkan lokasi pegunungan bawah laut (disebut gunung laut), yang cenderung menjadi hotspot keanekaragaman hayati bawah laut. Kedalaman laut juga mempengaruhi pergerakan arus dan pencampuran air vertikal, yang menjadi faktor model iklim yang menunjukkan bagaimana lautan memindahkan panas di sekitar planet ini.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4356 seconds (0.1#10.140)