Jumlah Data Kasus Cacar Monyet Terbanyak Justru Terjadi di Luar Afrika

Selasa, 02 Agustus 2022 - 16:33 WIB
loading...
Jumlah Data Kasus Cacar Monyet Terbanyak Justru Terjadi di Luar Afrika
Virus cacar monyet telah menyebar di beberapa negara. FOTO/ IST
A A A
WASHINGTON - Penyebaran wabah cacar monyet (monkeypox) makin meluas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Sabtu lalu mendeklarasikan bahwa wabah cacar monyet, yang kini telah terdeteksi di 75 negara, sebagai “Darurat Kesehatan Global atau Darurat Kesehatan Publik yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC)”.

Deklarasi WHO ini serupa dalam wabah COVID-19 pada Januari 2020, pandemi flu babi (H1N1) pada 2009, penyakit polio pada 2014, Ebola pada 2014, wabah Zika 2016, dan wabah Ebola pada 2019.



Seperti dilansir dari Converstation Selasa (2/8/2022), Cacar monyet bukan penyakit baru. Dulu penyakit ini banyak ditemukan di kawasan endemik di Afrika seperti Kongo, Ghana, dan Nigeria, kini telah menyebar ke semua benua, mayoritas terdeteksi di Eropa dan Amerika Utara.

Di Asia, kasus cacar monyet telah terdeteksi di Singapura, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, India, Turki, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Kementerian Kesehatan Indonesia Sabtu lalu lalu menyatakan kasus cacar monyet belum ditemukan di Indonesia.

Sejak awal Mei 2022, kasus-kasus cacar monyet telah dilaporkan lebih banyak di negara-negara yang tidak endemik. Mayoritas kasus yang terkonfirmasi memiliki sejarah perjalanan ke negara-negara di Eropa dan Amerika Utara.
Informasi akurat dan kredibel bagaikan oksigen yang menyehatkan kita.

Data WHO dan otoritas kesehatan di berbagai negara melaporkan kasus cacar monyet jauh lebih banyak di luar benua Afrika. Ini pertama kalinya kasus dan kluster cacar monyet banyak dilaporkan di negara-negara non-endemik dan dalam skala penyebaran yang begitu luas dalam waktu singkat.

Dari 528 kasus (527 adalah laki-laki) yang teliti antara 27 April dan 24 Juni 2022, riset ini menemukan 98% orang yang terinfeksi cacar monyet adalah laki-laki gay atau biseksual, 75% berkulit putih dan 41% memiliki infeksi virus akibat sistem imun yang melemah. Rata-rata yang terinfeksi berusia 38 tahun.
(wbs)
Topik Terkait:
topik pilihan
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2748 seconds (0.1#10.140)