Bangkit dari Kematian, Ilmuwan Berhasil Buat Babi Zombie
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekelompok ilmuwan dari Yale dan Duke University berhasil mengaktifkan kembali organ-organ penting babi yang telah mati selama satu jam. Seperti membangkitkan zombie orang-orang yang telah mati.
Eksperimen yang dilaporkan ke majalah Nature itu menyebutkan para ilmuwan berhasil mengembalikan kembali sirkulasi dan aktivitas selular dari organ vital beberapa babi yang mati. Jantung dan otak dari babi yang mati dalam waktu satu jam itu berhasil dibangkitkan dengan kondisi aktif.
Lewat eksperimen itu para penelitian berupaya menantang gagasan bahwa kematian jantung terjadi ketika sirkulasi darah dan oksigenasi berhenti. Selain itu eksperimen juga berupaya menguji definisi tyentang kematian.
Nita Farahany, ahli saraf di Duke University di Durham, North Carolina mengatakan penelitian itu masih awal dari upaya lainnya. Dia mengatakan ke depannya beberapa keterbatasan yang dirasakan dari tubuh manusia dapat diatasi pada waktunya.
Dalam studi terbaru ini, para peneliti melakukan upaya penghidupan kembali pada babi dengan menggunakan sistem yang mereka sebut OrganEx. Diketahui OrganEx bekerja sangat mirip dengan mesin jantung-paru yang digunakan dalam operasi jantung terbuka mengoksidasi darah selama operasi saat organ-organ sibuk.
Akibatnya, sistem OrganEx melakukann pemompaan tubuh babi dengan oksigen dan cairan perfusi kompleks. Seluruh cairan perfusi kompleks itu mengandung semua bahan yang diperlukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan melawan kerusakan yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah.
Teknik itu diklaim berhasil mengawetkan sel dan organ babi hingga satu jam setelah jantung berhenti berdetak. "Pada dasarnya, berkat intervensi OrganEx, kami dapat membujuk sel untuk tidak mati," Zvonimir Vrselja, dari Departemen Ilmu Saraf di Yale School of Medicine.
"Di bawah mikroskop sangat sulit membedakan antara organ yang sehat dari bawaan tubuh dengan yang sudah mendapatkan perlakuan khusus teknologi OrganEx," tambah Zvonimir Vrselja.
Meskipun sel dan organ tampak sehat, tidak ada aktivitas listrik terorganisir yang terlihat di dalam otak. Hal itu menunjukkan bahwa babi yang jadi hewan percobaan memang masih tidak sadar.
Hanya saja para peneliti ingin menekankan bahwa ini capaian itu masih awal. Fokusnya menurut mereka adalah pada organ hewan dan potensinya untuk dimanfaatkan dalam transplantasi organ.
Para peneliti lebih lanjut juga tidak terpikir untuk melakukan cara yang sama pada manusia. Terutama buat manusia yang mengalami serangan jantung atau tenggelam. Pasalnya capaian yang ada saat ini masih sangat jauh untuk mampu melakukannya pada manusia.
“Saya pikir kita cukup jauh dari penerapan ke manusia dari eksperimen tubuh ini,” kata Dr Stephen Latham, penulis studi dan Direktur Pusat Interdisipliner untuk Bioetika Yale.
Eksperimen yang dilaporkan ke majalah Nature itu menyebutkan para ilmuwan berhasil mengembalikan kembali sirkulasi dan aktivitas selular dari organ vital beberapa babi yang mati. Jantung dan otak dari babi yang mati dalam waktu satu jam itu berhasil dibangkitkan dengan kondisi aktif.
Lewat eksperimen itu para penelitian berupaya menantang gagasan bahwa kematian jantung terjadi ketika sirkulasi darah dan oksigenasi berhenti. Selain itu eksperimen juga berupaya menguji definisi tyentang kematian.
Nita Farahany, ahli saraf di Duke University di Durham, North Carolina mengatakan penelitian itu masih awal dari upaya lainnya. Dia mengatakan ke depannya beberapa keterbatasan yang dirasakan dari tubuh manusia dapat diatasi pada waktunya.
Dalam studi terbaru ini, para peneliti melakukan upaya penghidupan kembali pada babi dengan menggunakan sistem yang mereka sebut OrganEx. Diketahui OrganEx bekerja sangat mirip dengan mesin jantung-paru yang digunakan dalam operasi jantung terbuka mengoksidasi darah selama operasi saat organ-organ sibuk.
Akibatnya, sistem OrganEx melakukann pemompaan tubuh babi dengan oksigen dan cairan perfusi kompleks. Seluruh cairan perfusi kompleks itu mengandung semua bahan yang diperlukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan melawan kerusakan yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah.
Teknik itu diklaim berhasil mengawetkan sel dan organ babi hingga satu jam setelah jantung berhenti berdetak. "Pada dasarnya, berkat intervensi OrganEx, kami dapat membujuk sel untuk tidak mati," Zvonimir Vrselja, dari Departemen Ilmu Saraf di Yale School of Medicine.
"Di bawah mikroskop sangat sulit membedakan antara organ yang sehat dari bawaan tubuh dengan yang sudah mendapatkan perlakuan khusus teknologi OrganEx," tambah Zvonimir Vrselja.
Meskipun sel dan organ tampak sehat, tidak ada aktivitas listrik terorganisir yang terlihat di dalam otak. Hal itu menunjukkan bahwa babi yang jadi hewan percobaan memang masih tidak sadar.
Hanya saja para peneliti ingin menekankan bahwa ini capaian itu masih awal. Fokusnya menurut mereka adalah pada organ hewan dan potensinya untuk dimanfaatkan dalam transplantasi organ.
Para peneliti lebih lanjut juga tidak terpikir untuk melakukan cara yang sama pada manusia. Terutama buat manusia yang mengalami serangan jantung atau tenggelam. Pasalnya capaian yang ada saat ini masih sangat jauh untuk mampu melakukannya pada manusia.
“Saya pikir kita cukup jauh dari penerapan ke manusia dari eksperimen tubuh ini,” kata Dr Stephen Latham, penulis studi dan Direktur Pusat Interdisipliner untuk Bioetika Yale.
(wsb)