WHO Pastikan Vaksin COVID-19 Buatan AstraZeneca dan Moderna Kandidat Terdepan
loading...
A
A
A
JENEWA - Banyak perusahaan farmasi di seluruh dunia berlomba-lomba menciptakan vaksin COVID-19. Sebab, selain dapat membantu orang, jika ampuh dan digunakan secara masif, dari sisi bisnis pasti juga menguntungkan perusahaan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, di antara ratusan kandidat vaksin COVID-19, calon vaksin yang dikembangkan AstraZeneca merupakan kandidat paling terdepan dalam hal pengembangan. BACA JUGA - Dynamic Shield Pajero Sport Facelift Ujian Berat Fortuner 2020
Perusahaan farmasi asal Inggris ini bekerja sama dengan Universitas Oxford dalam pengemban vaksin, dan telah memasuki fase percobaan pada manusia. BACA JUGA - Beda Jauh dari yang Sekarang, Toyota Fortuner 2020 Terlihat di Dealer-Dealer
Sementara itu, Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan, Moderna juga berada tidak jauh di belakang AstraZeneca, dari sekitar 200 kandidat vaksin corona, 15 diantaranya telah memasuki uji klinis.
“Vaksin Morderna juga akan memasuki uji klinis fase ketiga, mungkin pada pertengahan Juli. Tapi menurut saya AstraZeneca memiliki cakupan yang lebih global dalam pengujian vaksin mereka,” ujar Swaminathan, dikutip dari Reuters, Senin (29/6/2020).
Sementara itu, WHO mengaku sedang dalam pembicaraan dengan beberapa produsen China, termasuk Sinovac tentang vaksin potensial.
Di sisi lain, WHO juga meminta sumbangan dari pemerintah dan sektor swasta, agar membantu mengumpulkan dana USD31,3 miliar atau Rp446 triliun dalam 12 bulan ke depan.
Tujuan dari pengumpulan dana itu intuk mengembangkan dan memberikan tes, perawatan, dan vaksin dari virus corona. Dalam pendistribusian dana selama ini, WHO bekerja sama dengan organisasi pengembangan obat, pendanaan dan distribusi bernama ACT-Accelerator Hub.
Inisiatif ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan memberikan 500 juta tes corona dan 245 juta program pengobatan baru, ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada pertengahan 2021.
WHO juga berharap 2 miliar dosis vaksin, termasuk 1 miliar yang akan dibeli oleh negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, akan tersedia pada akhir tahun 2021.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, di antara ratusan kandidat vaksin COVID-19, calon vaksin yang dikembangkan AstraZeneca merupakan kandidat paling terdepan dalam hal pengembangan. BACA JUGA - Dynamic Shield Pajero Sport Facelift Ujian Berat Fortuner 2020
Perusahaan farmasi asal Inggris ini bekerja sama dengan Universitas Oxford dalam pengemban vaksin, dan telah memasuki fase percobaan pada manusia. BACA JUGA - Beda Jauh dari yang Sekarang, Toyota Fortuner 2020 Terlihat di Dealer-Dealer
Sementara itu, Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan, Moderna juga berada tidak jauh di belakang AstraZeneca, dari sekitar 200 kandidat vaksin corona, 15 diantaranya telah memasuki uji klinis.
“Vaksin Morderna juga akan memasuki uji klinis fase ketiga, mungkin pada pertengahan Juli. Tapi menurut saya AstraZeneca memiliki cakupan yang lebih global dalam pengujian vaksin mereka,” ujar Swaminathan, dikutip dari Reuters, Senin (29/6/2020).
Sementara itu, WHO mengaku sedang dalam pembicaraan dengan beberapa produsen China, termasuk Sinovac tentang vaksin potensial.
Di sisi lain, WHO juga meminta sumbangan dari pemerintah dan sektor swasta, agar membantu mengumpulkan dana USD31,3 miliar atau Rp446 triliun dalam 12 bulan ke depan.
Tujuan dari pengumpulan dana itu intuk mengembangkan dan memberikan tes, perawatan, dan vaksin dari virus corona. Dalam pendistribusian dana selama ini, WHO bekerja sama dengan organisasi pengembangan obat, pendanaan dan distribusi bernama ACT-Accelerator Hub.
Inisiatif ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan memberikan 500 juta tes corona dan 245 juta program pengobatan baru, ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada pertengahan 2021.
WHO juga berharap 2 miliar dosis vaksin, termasuk 1 miliar yang akan dibeli oleh negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, akan tersedia pada akhir tahun 2021.
(wbs)