5 Senjata Rusia yang Ditakuti Amerika, Nomor 4 Punya Daya Hancur Besar

Selasa, 09 Agustus 2022 - 20:07 WIB
loading...
5 Senjata Rusia yang Ditakuti Amerika, Nomor 4 Punya Daya Hancur Besar
Sedikitnya ada lima senjata Rusia yang ditakuti Amerika. Amerika Serikat merupakan salah satu negara adidaya pencipta senjata. Foto DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sedikitnya ada lima senjata Rusia yang ditakuti Amerika. Amerika Serikat merupakan salah satu negara adidaya pencipta senjata.

Rusia dan Amerika Serikat memang telah lama menjalin persaingan dalam hal persenjataan dan militer . Invasinya ke Ukraina membuat Negeri Tirai Besi ini mengerahkan beberapa senjata terbaiknya dimana beberapa diantaranya sempat menjadi perhatian dunia termasuk AS.

Baca juga : Kecil Kemungkinan China Gabung Perjanjian Kontrol Senjata Rusia-AS

Amerika Serikat mulai khawatir akan beberapa senjata Rusia yang diperkirakan memiliki teknologi di atas mereka.

Berikut lima senjata Rusia yang ditakuti Amerika :

1. Sukhoi Su-35 Flanker-E

Sejauh ini Sukhoi Su-35 Flanker-E merupakan pesawat tempur operasional terbaik yang pernah diproduksi Rusia. Dengan dilengkapi rangkaian avionik canggih dan memiliki kecepatan tinggi membuatnya menjadi musuh yang berbahaya bagi setiap pesawat tempur AS.

Keunggulan dari SU-35 ini adalah kombinasi antara kecepatan dan kemampuan tempur yang tinggi. Su-35 akan meluncurkan misilnya dari kecepatan supersonik tinggi sekitar Mach 1,5 pada ketinggian lebih dari 45.000 kaki dilansir dari The National Interest.

Beberapa negara lain seperti China juga telah memiliki pesawat buatan Rusia ini.

2. Tipe 53-65 wake-homing torpedo

Rudal yang diluncurkan melalui kapal selam ini merupakan ancaman besar bagi Angkatan Laut AS. Torpedo ini memiliki sensor yang dapat melacak keberadaan kapal yang ada di dekatnya.

Senjata ini memang telah lama menjadi ancaman karena serangannya yang tidak terlihat dan sulit dideteksi. Satu-satunya counter nyata untuk masalah torpedo wake-homing adalah dengan mengembangkan anti-torpedo torpedo (ATT).

Angkatan Laut Amerika Serikat telah mengerahkan prototipe di atas kapal induk USS George HW Bush, tetapi tidak jelas seberapa efektif ATT baru itu.

3. Rudal anti-kapal P-800 Oniks/BrahMos

Senjata yang dikembangkan bersama India ini dapat diluncurkan melalui kapal selam, pesawat atau dari darat. Rudal ini dikabarkan memiliki kemampuan March 3 dan memiliki jangkauan sekitar 300 km.

Jarak tersebut telah melampaui rudal anti-kapal Harpoon Angkatan Laut AS. Karena iitu rudal ini dianggap sangat berbahaya dan akan menjadi musuh yang sulit dihadapi Angkatan Laut AS.

Baik versi asli Rusia maupun versi India/Rusia dari senjata tersebut tersedia untuk ekspor. Vietnam, Indonesia, dan Rusia mengoperasikan senjata P-800 versi darat Bastion-P. India mengoperasikan BrahMos dari kapal, pesawat, dan baterai pantainya.

Baca juga : AS Ancam Merespons Kuat jika Rusia Kerahkan Senjata Nuklir di Dekat Amerika

4. RS-28 Sarmat

Melansir dari Routers, Senjata ini merupakan Rudal Balistik Antar Benua yang dijuluki 'satan 2' ini memiliki daya hancur yang luar biasa. Bahkan pengembangan senjata ini ditujukan bila NATO atau AS mengganggu invasinya ke Ukraina.

Rudal ini dikabarkan memiliki kecepatan sekitar 24.000 km per jam. Jika sudah mencapai fase terminal maka kecepatannya akan menurun menjadi 3.200 km per jam.

Dengan jarak jelajah lebih dari 5.500 kilometer dimana merupakan yang paling mengerikan dari jenis rudal balistik lain. Karena itulah AS sangat mewaspadai senjata ini.

5. Kinzhal dan Zircon

Dua senjata ini merupakan rudal hipersonik yang dikembangkan oleh Rusia. Kinzhal sendiri sempat digunakan dalam invasinya ke Ukraina beberapa waktu lalu.

Kinzhal dapat menghancurkan gudang persenjataan bawah tanah milik Ukraina tanpa terdeteksi. Kemampuan trayektori lintasan yang rendah memungkinkan senjata ini tidak terdeteksi oleh radar.

Bahkan radar Amerika Serikat sendiri belum mampu mendeteksinya. Bila terdeteksi pun senjata ini sudah berada sangat dekat dengan target. Karena itu rudal berkecepatan suara ini dianggap sangat berbahaya.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)