Islandia Sebut Manusia Musuh Terberat Paus di Lautan
loading...
A
A
A
REYKJAVIK - Sejumlah paus terdampar di pantai Islandia setelah larangan berburu mamalia laut selama empat tahun berakhir.
Seperti dilansir dari Daily Star, praktik penangkapan paus dihapuskan di negara itu tetapi Juni lalu, sebuah perusahaan penangkapan paus, Hvalur hf. kembali ke pelabuhan Reykjavik dengan muatan paus sirip.
Paus sirip dianggap sebagai spesies yang terancam punah dan merupakan paus terbesar kedua setelah Paus Biru.
Dalam gambar dramatis yang diambil di sebuah stasiun penangkapan paus di Kampung Midsandur, beberapa pekerja memotong bangkai ikan dengan alat dan mengambil dagingnya.
Lisensi perusahaan Hvalur hf. akan berakhir tahun depan dan ada pembicaraan dari Kementerian Perikanan Islandia bahwa perburuan paus dapat dihentikan setelah itu.
Perburuan paus oleh perusahaan dibatasi kuota dan tahun ini mereka hanya diperbolehkan berburu 161 paus sirip dan 217 paus minke.
Paus sirip diperkirakan memiliki populasi global antara 50.000 dan 90.000 individu. Menurut World Wildlife Foundation, paus itu terdaftar sebagai 'terancam punah'.
Sebagian besar produk yang diekstraksi dari paus dikirim ke Jepang di mana tulang dan dagingnya sangat lezat.
Praktik ini sangat tidak populer di Islandia karena dianggap kejam dan tidak memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian negara.
Menulis di surat kabar Morgunblaoio Islandia, politisi partai hijau Svandis Svavarsdottir berpendapat bahwa praktik tersebut tidak dapat dibenarkan secara ekonomi.
"Ada beberapa pembenaran untuk mengizinkan penangkapan paus setelah tahun 2024. Ada sedikit bukti bahwa ada keuntungan ekonomi dari kegiatan ini," katanya.
Seperti dilansir dari Daily Star, praktik penangkapan paus dihapuskan di negara itu tetapi Juni lalu, sebuah perusahaan penangkapan paus, Hvalur hf. kembali ke pelabuhan Reykjavik dengan muatan paus sirip.
Paus sirip dianggap sebagai spesies yang terancam punah dan merupakan paus terbesar kedua setelah Paus Biru.
Dalam gambar dramatis yang diambil di sebuah stasiun penangkapan paus di Kampung Midsandur, beberapa pekerja memotong bangkai ikan dengan alat dan mengambil dagingnya.
Lisensi perusahaan Hvalur hf. akan berakhir tahun depan dan ada pembicaraan dari Kementerian Perikanan Islandia bahwa perburuan paus dapat dihentikan setelah itu.
Perburuan paus oleh perusahaan dibatasi kuota dan tahun ini mereka hanya diperbolehkan berburu 161 paus sirip dan 217 paus minke.
Paus sirip diperkirakan memiliki populasi global antara 50.000 dan 90.000 individu. Menurut World Wildlife Foundation, paus itu terdaftar sebagai 'terancam punah'.
Sebagian besar produk yang diekstraksi dari paus dikirim ke Jepang di mana tulang dan dagingnya sangat lezat.
Praktik ini sangat tidak populer di Islandia karena dianggap kejam dan tidak memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian negara.
Menulis di surat kabar Morgunblaoio Islandia, politisi partai hijau Svandis Svavarsdottir berpendapat bahwa praktik tersebut tidak dapat dibenarkan secara ekonomi.
"Ada beberapa pembenaran untuk mengizinkan penangkapan paus setelah tahun 2024. Ada sedikit bukti bahwa ada keuntungan ekonomi dari kegiatan ini," katanya.
(wbs)