Sungai Terbesar Kedua di Eropa Mengering, Ganggu Rute Pengiriman Logistik
loading...
A
A
A
BERLIN - Ketinggian air di Sungai Rhine , sungai terbesar kedua di Eropa , terus menurun karena suhu yang melonjak dan kurangnya curah hujan. Kondisi ini mengganggu rute pelayaran pengiriman barang dan logistik.
Dikutip dari laman phys, Kamis (18/8/2022), misi Copernicus Sentinel-2 telah menangkap sebagian Sungai Rhine dekat Cologne, menunjukkan perbedaan mencolok antara Agustus 2021 dan Agustus 2022. Satelit Copernicus Sentinel-2 menangkap citra resolusi tinggi yang memberikan informasi tentang kondisi di Bumi, seperti kehidupan tanaman, tanah, dan daerah pesisir.
Misi ini terdiri dari dua satelit, keduanya membawa pencitraan multispektral inovatif, kamera yang menangkap gambar optik pada rentang panjang gelombang di luar cahaya tampak. Fenomena yang dihadapi sungai Rhine adalah fenomena umum di sebagian besar Eropa setelah musim panas yang luar biasa dan kering, menyebabkan kebakaran hutan dan kekurangan air.
Mengalir dari Pegunungan Alpen Swiss ke Laut Utara, Sungai Rhine merupakan rute pengiriman penting bagi banyak produk mulai dari biji-bijian, bahan kimia, hingga batu bara. Saat ketinggian air turun, kapal kargo harus berlayar dengan beban yang dikurangi, agar tidak kandas.
Ketinggian air di chokepoint Kaub, dekat Frankfurt, turun menjadi 32 cm pada Senin 15 Agustus 2022, turun dari 42 cm minggu lalu. Namun, kapal membutuhkan ketinggian air sekitar 1,5 meter untuk dapat berlayar dengan muatan penuh.
Kondisi ini jelas sehingga menyulitkan kapal yang lebih besar untuk bernavigasi di perairan. Kapal barang tetap berlayar, namun hanya membawa sekitar 25% sampai 35% barang dari kapasitas kapal.
Tingkat air yang rendah muncul lebih awal dari biasanya, biasanya tingkat air terendah tercatat pada bulan September atau Oktober. Namun, penurunan suhu dan prediksi curah hujan yang diperkirakan turun minggu ini mungkin sedikit memulihkan kondisi sungai Rhine.
Dikutip dari laman phys, Kamis (18/8/2022), misi Copernicus Sentinel-2 telah menangkap sebagian Sungai Rhine dekat Cologne, menunjukkan perbedaan mencolok antara Agustus 2021 dan Agustus 2022. Satelit Copernicus Sentinel-2 menangkap citra resolusi tinggi yang memberikan informasi tentang kondisi di Bumi, seperti kehidupan tanaman, tanah, dan daerah pesisir.
Misi ini terdiri dari dua satelit, keduanya membawa pencitraan multispektral inovatif, kamera yang menangkap gambar optik pada rentang panjang gelombang di luar cahaya tampak. Fenomena yang dihadapi sungai Rhine adalah fenomena umum di sebagian besar Eropa setelah musim panas yang luar biasa dan kering, menyebabkan kebakaran hutan dan kekurangan air.
Mengalir dari Pegunungan Alpen Swiss ke Laut Utara, Sungai Rhine merupakan rute pengiriman penting bagi banyak produk mulai dari biji-bijian, bahan kimia, hingga batu bara. Saat ketinggian air turun, kapal kargo harus berlayar dengan beban yang dikurangi, agar tidak kandas.
Ketinggian air di chokepoint Kaub, dekat Frankfurt, turun menjadi 32 cm pada Senin 15 Agustus 2022, turun dari 42 cm minggu lalu. Namun, kapal membutuhkan ketinggian air sekitar 1,5 meter untuk dapat berlayar dengan muatan penuh.
Kondisi ini jelas sehingga menyulitkan kapal yang lebih besar untuk bernavigasi di perairan. Kapal barang tetap berlayar, namun hanya membawa sekitar 25% sampai 35% barang dari kapasitas kapal.
Tingkat air yang rendah muncul lebih awal dari biasanya, biasanya tingkat air terendah tercatat pada bulan September atau Oktober. Namun, penurunan suhu dan prediksi curah hujan yang diperkirakan turun minggu ini mungkin sedikit memulihkan kondisi sungai Rhine.
(wib)