NASA Kirim Ragi ke Bulan untuk Bantu Manusia Lebih Jauh Menjelajah Luar Angkasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - NASA mengirim ragi ke bulan untuk membantu manusia menjelajah luar angkasa lebih jauh lagi. Ragi itu dikirim bersamaan misi Artemis I yang akan terbang pada 29 Agustus 2022 nanti.
Ragi tersebut merupakan satu dari 10 muatan khusus atau Secondary Payload yang dibawa Artemis I ke orbit bulan dan balik lagi ke bumi. Ragi itu merupakan upaya penelitian yang dilakukan BioSentinel dan telah disetujui NASA untuk dibawa serta dalam misi Artemis I.
Diketahui misi Artemis I yang akan diinisiasi oleh pesawat luar angkasa Orion merupakan misi yang tidak berawak. Hanya saja misi tersebut mengangkut spesimen khusus yang memang sangat berkaitan dengan penerbangan luar angkasa di masa depan.
Termasuk ragi milik BioSentinel. Diterangkan Matthew Napoli, Project Manager BioSentinel, sel ragi memiliki mekanisme biologis yang mirip dengan sel manusia. Dalam misi Artemis I nantinya sel ragi itu akan dipelajari ketika berada di luar angkasa.
Seperti bagaimana sel ragi bereaksi terhadap radiasi ruang angkasa. Selain itu mereka juga akan mempelajari aktivitas metabolisme sel ragi setelah terpapar lingkungan radiasi tinggi di luar orbit rendah bumi.
"Misi ini jadi sangat menarik karena akan membawa organisme hidup ke luar angkasa lebih jauh lagi dari yang sebelumnya," ucap Matthew Napoli.
Diketahui setelah mengelilingi bulan, Artemis I juga akan mengirim satelit yang beerisi muatan sekunder dalam misi yangcukup lama. Direncanakan selama tujuh hingga sembilan bulan muatan sekunder termasuk ragi milik BioSentinel akan berada mengorbit mengelilingi matahari.
Sementara tim di Bumi secara berkala memicu studi ragi selama seminggu untuk memeriksa mikroorganisme. Untuk melakukannya, mereka akan menggunakan biosensor baru, yang digambarkan NASA sebagai laboratorium bioteknologi mini.
Ragi tersebut merupakan satu dari 10 muatan khusus atau Secondary Payload yang dibawa Artemis I ke orbit bulan dan balik lagi ke bumi. Ragi itu merupakan upaya penelitian yang dilakukan BioSentinel dan telah disetujui NASA untuk dibawa serta dalam misi Artemis I.
Diketahui misi Artemis I yang akan diinisiasi oleh pesawat luar angkasa Orion merupakan misi yang tidak berawak. Hanya saja misi tersebut mengangkut spesimen khusus yang memang sangat berkaitan dengan penerbangan luar angkasa di masa depan.
Termasuk ragi milik BioSentinel. Diterangkan Matthew Napoli, Project Manager BioSentinel, sel ragi memiliki mekanisme biologis yang mirip dengan sel manusia. Dalam misi Artemis I nantinya sel ragi itu akan dipelajari ketika berada di luar angkasa.
Seperti bagaimana sel ragi bereaksi terhadap radiasi ruang angkasa. Selain itu mereka juga akan mempelajari aktivitas metabolisme sel ragi setelah terpapar lingkungan radiasi tinggi di luar orbit rendah bumi.
"Misi ini jadi sangat menarik karena akan membawa organisme hidup ke luar angkasa lebih jauh lagi dari yang sebelumnya," ucap Matthew Napoli.
Diketahui setelah mengelilingi bulan, Artemis I juga akan mengirim satelit yang beerisi muatan sekunder dalam misi yangcukup lama. Direncanakan selama tujuh hingga sembilan bulan muatan sekunder termasuk ragi milik BioSentinel akan berada mengorbit mengelilingi matahari.
Sementara tim di Bumi secara berkala memicu studi ragi selama seminggu untuk memeriksa mikroorganisme. Untuk melakukannya, mereka akan menggunakan biosensor baru, yang digambarkan NASA sebagai laboratorium bioteknologi mini.
(wsb)