MiG-35 Fulcrum-F, Pesawat Tempur Rusia Paling Canggih yang Gagal Bersinar
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pesawat tempur MiG-35 Fulcrum-F buatan Rusia ini dirancang untuk superioritas udara, enam prototipe dan delapan pesawat sudah diproduksi hingga saat ini. Rusia tampaknya tidak tertarik untuk mengembangkan MiG-35 Fulcrum-F lebih jauh, meskipun oleh para ahli dinilai pesawat tempur ini paling canggih.
Dikutip dari laman Bulgarian Military, Senin (5/9/2022), MiG-35 Fulcrum-F bukanlah pesawat tempur biasa, bahkan Rusia dikabarkan membeli sekitar 40 unit. MiG-35 sukses ketika diperkenalkan pada tahun 2005. Pada tahun 2016, pesawat tempur itu terbang untuk pertama kalinya, dan tidak seperti pesawat Rusia lainnya, tes dan evaluasi berjalan mulus tanpa insiden.
Semua ini mengarah pada kesimpulan logis bahwa Rusia akan memesannya dalam jumlah besar. Selanjutnya, mitra asing akan membelinya. Tetapi Rusia melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatan MiG-35 yang memiliki super bermanuver, super berbahaya, dan super ringan.
Namun, Rusia seolah meninggalkan MiG-35 dan fokus pada produksi Su-57 dan Su-75, sehingga sama sekali tidak jelas ke mana produksi ini akan pergi. Padahal, Mesir, pernah tertarik dengan pesawat tempur ini, tetapi kemudian membeli MiG-29M.
Kemudian ada India yang juga menunjukkan minat yang sama, namun pembelian gagal. Kehadiran pesawat tempur lain, seperti F-16, F/A-18, Eurofighter Typhoon, dan JAS 39 Gripen, dinilai berkontribusi pada kurangnya minat terhadap MiG-35.
Fakta Menarik MiG-35
Pesawat tempur MiG-35 dapat melacak hingga 30 target dan menyerang enam target secara bersamaan. MiG-35 telah digambarkan media AS 19fortyfive.com sebagai pesawat dengan "kekuatan otak".
Ini untuk menggambarkan pesawat tempur MiG-35 dapat dengan mudah diintegrasikan untuk beroperasi secara mandiri dengan platform udara lain dan pesawat tempur Angkatan Udara Rusia. Sesuatu yang baru dapat dicapai pada pesawat tempur generasi kelima saat ini (MiG-35 adalah generasi 4++).
Jet tempur MiG-35 menggunakan radar active electronically scaned array [AESA]. Ini memberinya keuntungan yang sangat kuat dalam pengendalian penembakan dan penghancuran target. Apalagi MiG-35 dapat mencapai kecepatan tertinggi Mach 2,25.
Pesawat ini dapat terbang pada ketinggian hingga 65.000 kaki dan badan pesawat dirancang untuk menahan 9G dalam batas positif dan 3G m dalam batas negatif. MiG-35 didukung oleh dua mesin turbofan Klimov RD-33MK dengan afterburner.
Jika digunakan, MiG-35 diperkirakan sukses besar di perang melawan Ukraina. Pesawat tempur ini sangat cocok untuk menargetkan sasaran langsung terhadap tank, kapal, dan artileri berat. Sebab, jet tempur ini dipersenjatai dengan perpaduan bom dipandu dan tidak diarahkan, rudal udara-ke-udara, udara-ke-darat, dan meriam 30mm yang sangat mematikan.
Bahkan MiG-35 memiliki pod peperangan elektronik terintegrasi, sehingga sangat cocok untuk menyerang sistem pertahanan udara musuh. Untuk manuver, pakar Barat memberinya peringkat "A" karena pesawat tempur ini sangat bermanuver.
Pesawat ini melakukan misi pada sudut serang superkritis tanpa masalah pada tingkat beban-g berkelanjutan dan tersedia serta sudut kemiringan derajat tinggi. Namun, kurangnya minat negara lain terhadap MiG-35 tampaknya menjadi alasan Rusia tidak melanjutkan proyek pesawat tempur ini.
Dikutip dari laman Bulgarian Military, Senin (5/9/2022), MiG-35 Fulcrum-F bukanlah pesawat tempur biasa, bahkan Rusia dikabarkan membeli sekitar 40 unit. MiG-35 sukses ketika diperkenalkan pada tahun 2005. Pada tahun 2016, pesawat tempur itu terbang untuk pertama kalinya, dan tidak seperti pesawat Rusia lainnya, tes dan evaluasi berjalan mulus tanpa insiden.
Semua ini mengarah pada kesimpulan logis bahwa Rusia akan memesannya dalam jumlah besar. Selanjutnya, mitra asing akan membelinya. Tetapi Rusia melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatan MiG-35 yang memiliki super bermanuver, super berbahaya, dan super ringan.
Baca Juga
Namun, Rusia seolah meninggalkan MiG-35 dan fokus pada produksi Su-57 dan Su-75, sehingga sama sekali tidak jelas ke mana produksi ini akan pergi. Padahal, Mesir, pernah tertarik dengan pesawat tempur ini, tetapi kemudian membeli MiG-29M.
Kemudian ada India yang juga menunjukkan minat yang sama, namun pembelian gagal. Kehadiran pesawat tempur lain, seperti F-16, F/A-18, Eurofighter Typhoon, dan JAS 39 Gripen, dinilai berkontribusi pada kurangnya minat terhadap MiG-35.
Fakta Menarik MiG-35
Pesawat tempur MiG-35 dapat melacak hingga 30 target dan menyerang enam target secara bersamaan. MiG-35 telah digambarkan media AS 19fortyfive.com sebagai pesawat dengan "kekuatan otak".
Ini untuk menggambarkan pesawat tempur MiG-35 dapat dengan mudah diintegrasikan untuk beroperasi secara mandiri dengan platform udara lain dan pesawat tempur Angkatan Udara Rusia. Sesuatu yang baru dapat dicapai pada pesawat tempur generasi kelima saat ini (MiG-35 adalah generasi 4++).
Jet tempur MiG-35 menggunakan radar active electronically scaned array [AESA]. Ini memberinya keuntungan yang sangat kuat dalam pengendalian penembakan dan penghancuran target. Apalagi MiG-35 dapat mencapai kecepatan tertinggi Mach 2,25.
Pesawat ini dapat terbang pada ketinggian hingga 65.000 kaki dan badan pesawat dirancang untuk menahan 9G dalam batas positif dan 3G m dalam batas negatif. MiG-35 didukung oleh dua mesin turbofan Klimov RD-33MK dengan afterburner.
Jika digunakan, MiG-35 diperkirakan sukses besar di perang melawan Ukraina. Pesawat tempur ini sangat cocok untuk menargetkan sasaran langsung terhadap tank, kapal, dan artileri berat. Sebab, jet tempur ini dipersenjatai dengan perpaduan bom dipandu dan tidak diarahkan, rudal udara-ke-udara, udara-ke-darat, dan meriam 30mm yang sangat mematikan.
Bahkan MiG-35 memiliki pod peperangan elektronik terintegrasi, sehingga sangat cocok untuk menyerang sistem pertahanan udara musuh. Untuk manuver, pakar Barat memberinya peringkat "A" karena pesawat tempur ini sangat bermanuver.
Pesawat ini melakukan misi pada sudut serang superkritis tanpa masalah pada tingkat beban-g berkelanjutan dan tersedia serta sudut kemiringan derajat tinggi. Namun, kurangnya minat negara lain terhadap MiG-35 tampaknya menjadi alasan Rusia tidak melanjutkan proyek pesawat tempur ini.
(wib)