NASA Sebut Sampah Luar Angkasa Tantangan Besar
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Studi yang dilakukan NASA mengungkap bahwa sampah luar angkasa menjadi tantangan besar bagi dirgantaraan. Dikatakan bahwa ini bisa menjadi ancaman bagi satelit orbit rendah Bumi (LEO), pesawat luar angkasa, hingga Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Seperti yang dicatat NASA, sampah luar angkasa sendiri sebagian besar terdiri dari puing-puing yang terkait dengan misi dan fragmentasi, pesawat ruang angkasa yang tidak berfungsi, dan bagian roket yang ditinggalkan. NASA mengatakan mereka menjadi ancaman serius.
"Puing-puing orbit adalah salah satu tantangan besar di era kita. Mempertahankan kemampuan kita untuk menggunakan ruang angkasa sangat penting bagi ekonomi kita, keamanan nasional kita, dan perusahaan sains dan teknologi bangsa kita," kata Bhavya Lal yang merupakan seorang petinggi NASA.
"Penghargaan ini akan mendanai penelitian untuk membantu kita memahami dinamika lingkungan orbit dan menunjukkan bagaimana kita dapat mengembangkan kebijakan untuk membatasi puing-puing. Menciptakan dan mengurangi dampak puing-puing yang ada," lanjutnya.
Untuk diketahui, Sensor Space Surveillance Network (SSN) Pentagon melacak 27.000 keping sampah antariksa, baik buatan manusia maupun meteoroid, dengan diameternya mulai dari lima sentimeter di orbit rendah Bumi dan sekitar satu meter dalam orbit geosinkron.
Sementara NASA mengatakan ada 23.000 keping puing yang lebih besar dari bola softball yang mengorbit Bumi dengan kecepatan hingga 17.500 mph (28.163 km/jam), seperti dilansir dari ZDNET, Jumat (16/9/2022).
Untuk diketahui, China pada tahun 2007 secara kontroversial menggunakan rudal untuk menghancurkan satelit cuaca lama untuk uji ASAT, menciptakan lebih dari 3.500 keping besar, puing-puing yang dapat dilacak dan lebih banyak lagi puing-puing ruang kecil yang tidak terlacak.
Pada November 2021, Rusia juga melakukan tes ASAT "pendakian langsung" yang menghasilkan setidaknya 1.500 keping puing orbital yang dapat dilacak, menurut Komando Luar Angkasa AS.
Pekan lalu, ketua Komisi Komunikasi Federal mengusulkan aturan baru untuk memotong jumlah tahun operator satelit LEO harus membuang satelit mereka setelah misi selesai dari 25 tahun menjadi lima tahun. Proposal sedang diajukan ke pemungutan suara oleh ketua FCC.
Seperti yang dicatat NASA, sampah luar angkasa sendiri sebagian besar terdiri dari puing-puing yang terkait dengan misi dan fragmentasi, pesawat ruang angkasa yang tidak berfungsi, dan bagian roket yang ditinggalkan. NASA mengatakan mereka menjadi ancaman serius.
"Puing-puing orbit adalah salah satu tantangan besar di era kita. Mempertahankan kemampuan kita untuk menggunakan ruang angkasa sangat penting bagi ekonomi kita, keamanan nasional kita, dan perusahaan sains dan teknologi bangsa kita," kata Bhavya Lal yang merupakan seorang petinggi NASA.
"Penghargaan ini akan mendanai penelitian untuk membantu kita memahami dinamika lingkungan orbit dan menunjukkan bagaimana kita dapat mengembangkan kebijakan untuk membatasi puing-puing. Menciptakan dan mengurangi dampak puing-puing yang ada," lanjutnya.
Untuk diketahui, Sensor Space Surveillance Network (SSN) Pentagon melacak 27.000 keping sampah antariksa, baik buatan manusia maupun meteoroid, dengan diameternya mulai dari lima sentimeter di orbit rendah Bumi dan sekitar satu meter dalam orbit geosinkron.
Sementara NASA mengatakan ada 23.000 keping puing yang lebih besar dari bola softball yang mengorbit Bumi dengan kecepatan hingga 17.500 mph (28.163 km/jam), seperti dilansir dari ZDNET, Jumat (16/9/2022).
Untuk diketahui, China pada tahun 2007 secara kontroversial menggunakan rudal untuk menghancurkan satelit cuaca lama untuk uji ASAT, menciptakan lebih dari 3.500 keping besar, puing-puing yang dapat dilacak dan lebih banyak lagi puing-puing ruang kecil yang tidak terlacak.
Pada November 2021, Rusia juga melakukan tes ASAT "pendakian langsung" yang menghasilkan setidaknya 1.500 keping puing orbital yang dapat dilacak, menurut Komando Luar Angkasa AS.
Pekan lalu, ketua Komisi Komunikasi Federal mengusulkan aturan baru untuk memotong jumlah tahun operator satelit LEO harus membuang satelit mereka setelah misi selesai dari 25 tahun menjadi lima tahun. Proposal sedang diajukan ke pemungutan suara oleh ketua FCC.
(wbs)