China Luncurkan Satelit Pengamat Bumi Yunhai-1 03, Pengganti Yunhai-1 02 yang Hancur
loading...
A
A
A
BEIJING - China kembali meluncurkan satelit pengamat Bumi yang baru Yunhai-1 03 ke orbit untuk menggantikan satelit Yunhai-1 02 yang hancur ditabrak sampah luar angkasa. Satelit Yunhai-1 03 diluncurkan Roket Long March 2D dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi, Rabu 21 September 2022 pukul 07.15 waktu setempat.
Media pemerintah China mengatakan satelit itu akan digunakan untuk mendeteksi lingkungan atmosfer, laut dan ruang angkasa, pencegahan dan mitigasi bencana, dan eksperimen ilmiah. Tidak banyak lagi yang diketahui tentang seri pesawat ruang angkasa Yunhai-1.
Pendahulu Yunhai-1 03, Yunhai-1 02, diluncurkan pada September 2019 dan hancur dihantam oleh potongan sampah luar angkasa pada Maret 2021. Penyebab tabrakan telah dilacak berasal dari potongan kecil badan roket Zenit-2 Rusia.
Pakar sampah antariksa Jonathan McDowell mengatakan insiden itu adalah tabrakan orbital besar pertama yang dikonfirmasi sejak Februari 2009. Saat itu, pesawat ruang angkasa militer Rusia yang tidak berfungsi, Kosmos-2251, bertabrakan dengan satelit komunikasi operasional yang dikenal sebagai Iridium 33, menciptakan 1.800 keping puing yang dapat dilacak pada Oktober berikutnya.
“Yunhai 1-02 tampaknya masih mampu menyesuaikan orbitnya meskipun kecelakaan itu terjadi pada ketinggian 780 kilometer,” kata Jonathan McDowell pada Agustus 2021 dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (22/9/2022)
Media pemerintah China mengatakan satelit itu akan digunakan untuk mendeteksi lingkungan atmosfer, laut dan ruang angkasa, pencegahan dan mitigasi bencana, dan eksperimen ilmiah. Tidak banyak lagi yang diketahui tentang seri pesawat ruang angkasa Yunhai-1.
Pendahulu Yunhai-1 03, Yunhai-1 02, diluncurkan pada September 2019 dan hancur dihantam oleh potongan sampah luar angkasa pada Maret 2021. Penyebab tabrakan telah dilacak berasal dari potongan kecil badan roket Zenit-2 Rusia.
Pakar sampah antariksa Jonathan McDowell mengatakan insiden itu adalah tabrakan orbital besar pertama yang dikonfirmasi sejak Februari 2009. Saat itu, pesawat ruang angkasa militer Rusia yang tidak berfungsi, Kosmos-2251, bertabrakan dengan satelit komunikasi operasional yang dikenal sebagai Iridium 33, menciptakan 1.800 keping puing yang dapat dilacak pada Oktober berikutnya.
“Yunhai 1-02 tampaknya masih mampu menyesuaikan orbitnya meskipun kecelakaan itu terjadi pada ketinggian 780 kilometer,” kata Jonathan McDowell pada Agustus 2021 dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (22/9/2022)
(wib)