Efek Mematikan Hirup Gas Air Mata, Ratusan Suporter di Kanjuruan Disinyalir Alami Hipoksia

Minggu, 02 Oktober 2022 - 12:15 WIB
loading...
Efek Mematikan Hirup Gas Air Mata, Ratusan Suporter di Kanjuruan Disinyalir Alami Hipoksia
Gas air mata digunakan saat kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan meletus, Sabtu (1/10/2022)/ FOTO/ IST
A A A
MALANG - Penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan saat laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Sabtu (2/10/ 2022), dituding menjadi biang kerok atas tewasnya ratusan suporter di Stadion Kanjuruhan. Asap gas air mata bisa memicu seseorang akan kekurangan oksigen hipoksia.



Seperti dilansir dari Daily Start, gas air mata seringkali disebut sebagai zat Lachrymator, artinya zat tersebut dapat menyebabkan iritasi mata dan masalah lainnya. Gas air mata biasanya merupakan unsur CS (chlorobenzylidenemalononitrile) atau CN (chloroacetophenone) dan juga OC (oleoresin capsicum). Gas tersebut juga dikenal oleh masyarakat sebagai semprotan merica.

Ilmuwan menjelaskan, beberapa zat tersebut dapat masuk ke tubuh melalui pori-pori kulit. Ia dapat menyebabkan rasa sakit hebat hingga setengah jam setelah terpapar. Zat tersebut dapat berubah menjadi cairan asam jika terkena dengan keringat, air, ataupun minyak.

Oksigen yang seharusnya berada di angka 75–100 mmHg, hipoksia menyebabkan kadar oksigen berada di bawah angka 60 mmHg. Ini gejala hipoksia yang perlu diperhatikan.

Dalam kondisi normal, oksigen yang masuk ke dalam tubuh akan masuk ke dalam paru-paru, kemudian langsung dibawa menuju jantung. Dari jantung, oksigen kemudian akan disebar ke seluruh tubuh lewat pembuluh darah, termasuk menuju otak.

Namun saat terjadi hipoksia, oksigen tidak sampai ke sel dan jaringan. Kondisi ini akan membuat kadar oksigen di dalam jaringan tubuh menurun. Setelah itu, Anda pun akan mengalami beberapa keluhan kesehatan, mulai dari pusing, hingga linglung.

Hipoksia bisa terjadi karena beberapa sebab, mulai dari faktor lingkungan hingga kondisi kesehatan tertentu. Dari faktor lingkungan, hipoksia bisa terjadi akibat rendahnya kadar oksigen di lingkungan, misalnya berada di ruang hampa udara, tenggelam, berada di ketinggian, dan lain sebagainya. Sementara untuk kondisi medis, hipoksia bisa disebabkan karena beberapa hal berikut ini:

Selain itu, hipoksia juga bisa disebabkan oleh cedera serius yang menyebabkan seseorang kehilangan banyak darah, seperti ditusuk, kecelakaan, luka tembak, dan lain sebagainya. Hipoksia bisa juga menjadi gejala komplikasi infeksi virus corona atau COVID-19.

Jika tidak ditangani dengan baik (terlebih jika Anda memiliki riwayat penyakit penyerta), kondisi ini bisa sangat berbahaya dan tak jarang berujung pada kematian.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2724 seconds (0.1#10.140)