Berapa Lama Negara Eropa Bisa Bertahan Tanpa Gas Rusia? Simak Ulasanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rusia merupakan pemasok gas utama untuk sejumlah negara di Eropa . Biasanya gas tersebut digunakan untuk sumber pemanas rumah ketika musim dingin dan industri listrik.
Sumber yang telah menjadi titik vital energi Eropa ini mengalami masalah yang diduga dilakukan pemotongan pipa gas oleh Rusia untuk mengurangi pasokan dan menaikan harga.
Baca juga : Uni Eropa Makin Blingsatan Gara-gara Gas Rusia
Uni Eropa bahkan telah merencanakan skenario terburuk dengan mencari impor gas tambahan dari negara lain. Dilansir dari Times, untuk mengamankan keamanan energi Eropa, blok tersebut perlu terus mendorong pengurangan permintaan dan berinvestasi dalam alternatif energi hijau.
Benua Biru mengimpor sejumlah besar gas alamnya yakni sekitar 40% dari Rusia karena murah dan nyaman dengan menggunakan pipa Nord Stream 1.
Jerman sendiri menyumbang 20 % dari total ekspor gas Rusia pada 2020 namun negara ini juga mendistribusikan gas tersebut ke negara Eropa lain.
Rusia saat ini hanya memasok sekitar 15% gas alam untuk Eropa. Penurunan itu telah membuat harga energi meroket, dan berkontribusi pada krisis biaya hidup dan kecemasan ekonomi di sebagian besar Eropa.
Karenanya Uni Eropa telah berkomitmen untuk mengurangi impor gas dari Rusia, dan berusaha untuk melakukan diversifikasi dengan pemasok lain, termasuk Israel, Mesir dan Azerbaijan.
Melansir dari bruegel, Eropa memiliki kemampuan bertahan tanpa gas Rusia namun hanya dalam jangka pendek. Beda ceritanya bila telah memasuki musim dingin karena melewati setengah musim tersebut saja akan menjadi sulit.
Untuk berapa lamanya Eropa dapat bertahan tanpa gas Rusia sendiri sempat diprediksi oleh Wakil Kepala Dewan Keamanan Nasional Dmitry Medvedev yang menegaskan bahwa Benua Biru hanya dapat bertahan sekitar seminggu saja.
Sumber yang telah menjadi titik vital energi Eropa ini mengalami masalah yang diduga dilakukan pemotongan pipa gas oleh Rusia untuk mengurangi pasokan dan menaikan harga.
Baca juga : Uni Eropa Makin Blingsatan Gara-gara Gas Rusia
Uni Eropa bahkan telah merencanakan skenario terburuk dengan mencari impor gas tambahan dari negara lain. Dilansir dari Times, untuk mengamankan keamanan energi Eropa, blok tersebut perlu terus mendorong pengurangan permintaan dan berinvestasi dalam alternatif energi hijau.
Benua Biru mengimpor sejumlah besar gas alamnya yakni sekitar 40% dari Rusia karena murah dan nyaman dengan menggunakan pipa Nord Stream 1.
Jerman sendiri menyumbang 20 % dari total ekspor gas Rusia pada 2020 namun negara ini juga mendistribusikan gas tersebut ke negara Eropa lain.
Rusia saat ini hanya memasok sekitar 15% gas alam untuk Eropa. Penurunan itu telah membuat harga energi meroket, dan berkontribusi pada krisis biaya hidup dan kecemasan ekonomi di sebagian besar Eropa.
Karenanya Uni Eropa telah berkomitmen untuk mengurangi impor gas dari Rusia, dan berusaha untuk melakukan diversifikasi dengan pemasok lain, termasuk Israel, Mesir dan Azerbaijan.
Melansir dari bruegel, Eropa memiliki kemampuan bertahan tanpa gas Rusia namun hanya dalam jangka pendek. Beda ceritanya bila telah memasuki musim dingin karena melewati setengah musim tersebut saja akan menjadi sulit.
Untuk berapa lamanya Eropa dapat bertahan tanpa gas Rusia sendiri sempat diprediksi oleh Wakil Kepala Dewan Keamanan Nasional Dmitry Medvedev yang menegaskan bahwa Benua Biru hanya dapat bertahan sekitar seminggu saja.