India Diserang Wabah Bakteri yang Sangat Kebal dengan Antibiotik

Rabu, 12 Oktober 2022 - 16:13 WIB
loading...
India Diserang Wabah...
Resistensi terhadap antibiotik secara luas terdeteksi di antara pasien rawat jalan dari desa dan kota kecil yang datang ke Rumah Sakit Kasturba karena gejala pneumonia dan infeksi saluran kemih. FOTO/ IST
A A A
NEW DELHI - Sebuah rumah sakit di negara bagian Maharashtra, India sedang berjuang dengan wabah ruam yang disebabkan oleh infeksi bakteri 'superbug' yang resisten terhadap obat antibiotik.

Seperti dilansir dari Saudi Gazette, Rabu (12/10/2022), Ini terjadi ketika bakteri berubah dari waktu ke waktu dan menjadi resisten terhadap obat yang seharusnya menyembuhkan infeksi.


Resistensi terhadap antibiotik secara luas terdeteksi di antara pasien rawat jalan dari desa dan kota kecil yang datang ke Rumah Sakit Kasturba karena gejala pneumonia dan infeksi saluran kemih.

Karena banyak dari mereka tidak membawa resep dan lupa obat apa yang telah mereka minum, dokter merasa sangat sulit untuk mendapatkan catatan tentang paparan resistensi antibiotik di masa lalu.

India adalah salah satu negara yang paling parah terkena dampak situasi medis yang dikenal sebagai 'resistensi antimikroba', yang merupakan infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik dan bertanggung jawab atas kematian hampir 60.000 bayi baru lahir setiap tahun.

Sebuah laporan baru oleh pemerintah menguraikan gambaran memburuknya situasi saat ini.

Pengujian yang dilakukan di Rumah Sakit Kasturba untuk mengidentifikasi obat antibiotik mana yang paling efektif dalam menangani lima bakteri utama menemukan bahwa beberapa obat utama hampir tidak efektif.

Bakteri tersebut antara lain E.coli yang biasa ditemukan di usus manusia dan hewan setelah makan makanan yang terkontaminasi, Klebsiella pneumonia yang dapat menginfeksi paru-paru dan menyebabkan radang paru-paru dan selaput otak dan Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri bawaan makanan yang dapat menyebar melalui tetesan udara dan membawa kematian.

Dokter menemukan bahwa beberapa antibiotik utama 15 persen kurang efektif dalam mengobati infeksi yang disebabkan oleh patogen.

"Karena hampir semua pasien kami tidak mampu membeli antibiotik yang lebih baik, mereka menghadapi risiko kematian yang lebih tinggi ketika mereka mengembangkan pneumonia yang memerlukan dukungan ventilator di Unit Perawatan Intensif (ICU)," kata direktur medis rumah sakit, Dr SP Kalantri.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1815 seconds (0.1#10.140)