Jet Tempur MiG-29 Ukraina Jatuh, Klaim Hancurkan 5 Drone Rusia Buatan Iran
loading...
A
A
A
KIEV - Pilot MiG-29 Fulcrum Ukraina menembak jatuh lima drone Shahed-136 dan dua rudal jelajah Rusia , sebelum keluar dari kursi pelontar akibat pesawatnya mengalami gangguan teknis. Aksi jet tempur MiG-29 Ukraina berakhir setelah jatuh di Vinnytsia, kota di tengah wilayah Ukraina, selama misi untuk menghancurkan drone Rusia.
Kejadian ini membuat dua kubu, Ukraina dan Rusia, mengklaim meraih kesuksesan dalam aksi tersebut. Menurut akun resmi Ukraina, pilot menjatuhkan lima Shahed-136 dalam satu hari. Sedangkan pengamat pro-Rusia menggambarkannya jet tempur MiG-29 dijatuhkan oleh drone, bukan alasan teknis.
Namun, drone Shahed-136 tidak memiliki sarana untuk menyerang pesawat musuh di udara. Meskipun ada kemungkinan bahwa jet tempur bisa bertabrakan dengannya, masuk ke dalam mesinnya atau menerima hantaman yang cukup untuk menjatuhkannya.
Laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa MiG-29 yang jatuh tersebut dicat dengan warna skema tampilan Falcons Ukraina. Bisa dilihat itu adalah jet yang diperbaharui dan dicat dengan skema pseudo-Falcons.
Dari sejumlah bukti, pesawat MiG-29 terlihat menembakkan rudal, yang melesat menyerang target di depannya. Namun, belum ada dalam bukti yang mengatakan dengan pasti bahwa MiG menyerang drone.
“Ini menunjukkan situasi pertempuran udara yang membingungkan telah menyebabkan beberapa klaim yang salah atau berlebihan. Begitulah 'kabut perang' di era media sosial,” tulis laman The War Zone dikutip SINDOnews, Sabtu (15/10/2022).
Satu batasan yang jelas untuk menghancurkan drone bisa dilihat dari persenjataan jet tempur MiG-29. Jet-jet ini biasanya menggunakan dua rudal R-27R (AA-10 Alamo) yang dipandu radar dan empat R-73 (AA-11 Archers) pencari panas.
Seperti yang telah ditunjukkan dalam pertempuran anti-drone di Timur Tengah, rudal pencari panas tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk menembak jatuh drone kecil. Mungkin meriam 30 mm onboard MiG-29 akan menjadi pilihan terbaik dalam pertempuran semacam ini, meskipun itu akan membutuhkan banyak latihan menembak dan magasinnya terbatas.
Kejadian ini membuat dua kubu, Ukraina dan Rusia, mengklaim meraih kesuksesan dalam aksi tersebut. Menurut akun resmi Ukraina, pilot menjatuhkan lima Shahed-136 dalam satu hari. Sedangkan pengamat pro-Rusia menggambarkannya jet tempur MiG-29 dijatuhkan oleh drone, bukan alasan teknis.
Namun, drone Shahed-136 tidak memiliki sarana untuk menyerang pesawat musuh di udara. Meskipun ada kemungkinan bahwa jet tempur bisa bertabrakan dengannya, masuk ke dalam mesinnya atau menerima hantaman yang cukup untuk menjatuhkannya.
Laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa MiG-29 yang jatuh tersebut dicat dengan warna skema tampilan Falcons Ukraina. Bisa dilihat itu adalah jet yang diperbaharui dan dicat dengan skema pseudo-Falcons.
Dari sejumlah bukti, pesawat MiG-29 terlihat menembakkan rudal, yang melesat menyerang target di depannya. Namun, belum ada dalam bukti yang mengatakan dengan pasti bahwa MiG menyerang drone.
“Ini menunjukkan situasi pertempuran udara yang membingungkan telah menyebabkan beberapa klaim yang salah atau berlebihan. Begitulah 'kabut perang' di era media sosial,” tulis laman The War Zone dikutip SINDOnews, Sabtu (15/10/2022).
Satu batasan yang jelas untuk menghancurkan drone bisa dilihat dari persenjataan jet tempur MiG-29. Jet-jet ini biasanya menggunakan dua rudal R-27R (AA-10 Alamo) yang dipandu radar dan empat R-73 (AA-11 Archers) pencari panas.
Seperti yang telah ditunjukkan dalam pertempuran anti-drone di Timur Tengah, rudal pencari panas tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk menembak jatuh drone kecil. Mungkin meriam 30 mm onboard MiG-29 akan menjadi pilihan terbaik dalam pertempuran semacam ini, meskipun itu akan membutuhkan banyak latihan menembak dan magasinnya terbatas.