Cara Merawat Bayi Buaya Rawa agar Terhindar dari Keganasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Cara merawat bayi buaya rawa menjadi aktivitas yang tidak biasa, pasalna buaya rawa termasuk dalam spesies buaya yang mudah ditemukan dan ganas.
Seperti namanya, buaya ini berhabitat di air tawar, seperti rawa-rawa, namun terkadang dapat ditemukan juga di sungai, danau, dan muara.
Buaya rawa bereproduksi dengan cara bertelur, nantinya telur tersebut akan disimpan demgan cara ditimbun tanah atau daun selama 89 hari. Saat hendak menetas, bayi akan berusaha memanggil sang induknya untuk memberi sinyal bahwa ia akan menetas.
Usia bayi buaya rawa dimulai sejak ia menetas hingga satu tahun. Memiliki gaya hidup semi-akuatik, hendaknya, Anda menyiapkan kandang yang cukup besar, minimal 3-4 kali lebih besar dari tubuh sang bayi buaya rawa.
Kandang pun harus dilengkapi oleh area dengan lahan kering dan area basah dengan sedikit air. Namun, karena ukuran bayi buaya saat menetas hanya sekitar 20 cm, Anda dapat menggunakan akuarium kaca atau kandang berbahan kayu dan besi.
Perhatikan suhu pada udara serta air agar tetap hangat dan bersih. Bayi buaya rawa membutuhkan suhu hangat sepanjang harinya, sehingga Anda membutuhkan alat pemanas. Suhu tubuh yang disukai oleh buaya berkisar antara 84-93° F atau setara dengan 29-34°C.
Jika suhu tubuhnya terlalu hangat maka buaya akan secara mandiri untuk mendinginkan diri dengan merendam tubuhnya, dan jika suhu tubuhnya terlalu dingin maka buaya akan menghangatkan dirinya dengan berjemur. Oleh karena itu, disarankan agar kandang buaya terpapar sedikit sinar matahari.
Disarankan untuk tidak sering berkontak fisik dengan bayi buaya rawa, karena pada dasarnya hewan tersebut merupakan predator puncak dan harus mempertahankan insting berburunya. Kemudian, berikan bayi buaya rawa makan sekitar satu sampai tiga kali seminggu
Hendaknya, memberi bayi buaya makan berupa hewan utuh bertulang yang segar, seperti ikan, katak, tikus, ayam, dan mamalia berukuran kecil lainnya, sebab ia membutuhkan kalsium dari tulang-tulang tersebut. Lalu, ia akan mencerna makanan serta kalsium didalamnya, dengan bantuan sinar matahari atau sinar UVA UVB. Apabila makanannya tak tersentuh selama 24 jam, Anda perlu menggantinya, sebab daging-daging tersebut akan membusuk dan mempengaruhi kesehatan bayi buaya.
Saat dipindahkan ke kolam yang baru, bayi buaya yang malu akan menghabiskan waktunya di bawah air untuk menenangkan diri. Setelah itu, ia akan mengambang sembari mencari makanan.
Meski masih bayi, ia cukup responsif saat menerima sentuhan karena menganggapnya sebagai ancaman, lalu mulai memberontak dengan menggoyangkan tubuh serta kepalanya, seraya membuka moncongnya lebar-lebar.
Maka dari itu, pastikan bayi buaya rawa selalu berada di kandangnya, sebab gigitannya sudah mampu melukai siapapun. Jika ingin memegang bayi buaya, tangan kanan harus berada di atas untuk mencengkram lehernya dengan kuat dan tangan kiri berada di bawah tubuhnya.
Hal itu dilakukan untuk menahan serangan dari moncong dan ekor. Anda juga dapat menggunakan bantuan tali untuk mengikat moncongnya, namun jangan lupa untuk melepas saat bayi buaya sudah berada di kandang.
MG/Afridha Khalila
Seperti namanya, buaya ini berhabitat di air tawar, seperti rawa-rawa, namun terkadang dapat ditemukan juga di sungai, danau, dan muara.
Buaya rawa bereproduksi dengan cara bertelur, nantinya telur tersebut akan disimpan demgan cara ditimbun tanah atau daun selama 89 hari. Saat hendak menetas, bayi akan berusaha memanggil sang induknya untuk memberi sinyal bahwa ia akan menetas.
Usia bayi buaya rawa dimulai sejak ia menetas hingga satu tahun. Memiliki gaya hidup semi-akuatik, hendaknya, Anda menyiapkan kandang yang cukup besar, minimal 3-4 kali lebih besar dari tubuh sang bayi buaya rawa.
Kandang pun harus dilengkapi oleh area dengan lahan kering dan area basah dengan sedikit air. Namun, karena ukuran bayi buaya saat menetas hanya sekitar 20 cm, Anda dapat menggunakan akuarium kaca atau kandang berbahan kayu dan besi.
Perhatikan suhu pada udara serta air agar tetap hangat dan bersih. Bayi buaya rawa membutuhkan suhu hangat sepanjang harinya, sehingga Anda membutuhkan alat pemanas. Suhu tubuh yang disukai oleh buaya berkisar antara 84-93° F atau setara dengan 29-34°C.
Jika suhu tubuhnya terlalu hangat maka buaya akan secara mandiri untuk mendinginkan diri dengan merendam tubuhnya, dan jika suhu tubuhnya terlalu dingin maka buaya akan menghangatkan dirinya dengan berjemur. Oleh karena itu, disarankan agar kandang buaya terpapar sedikit sinar matahari.
Disarankan untuk tidak sering berkontak fisik dengan bayi buaya rawa, karena pada dasarnya hewan tersebut merupakan predator puncak dan harus mempertahankan insting berburunya. Kemudian, berikan bayi buaya rawa makan sekitar satu sampai tiga kali seminggu
Hendaknya, memberi bayi buaya makan berupa hewan utuh bertulang yang segar, seperti ikan, katak, tikus, ayam, dan mamalia berukuran kecil lainnya, sebab ia membutuhkan kalsium dari tulang-tulang tersebut. Lalu, ia akan mencerna makanan serta kalsium didalamnya, dengan bantuan sinar matahari atau sinar UVA UVB. Apabila makanannya tak tersentuh selama 24 jam, Anda perlu menggantinya, sebab daging-daging tersebut akan membusuk dan mempengaruhi kesehatan bayi buaya.
Saat dipindahkan ke kolam yang baru, bayi buaya yang malu akan menghabiskan waktunya di bawah air untuk menenangkan diri. Setelah itu, ia akan mengambang sembari mencari makanan.
Meski masih bayi, ia cukup responsif saat menerima sentuhan karena menganggapnya sebagai ancaman, lalu mulai memberontak dengan menggoyangkan tubuh serta kepalanya, seraya membuka moncongnya lebar-lebar.
Maka dari itu, pastikan bayi buaya rawa selalu berada di kandangnya, sebab gigitannya sudah mampu melukai siapapun. Jika ingin memegang bayi buaya, tangan kanan harus berada di atas untuk mencengkram lehernya dengan kuat dan tangan kiri berada di bawah tubuhnya.
Hal itu dilakukan untuk menahan serangan dari moncong dan ekor. Anda juga dapat menggunakan bantuan tali untuk mengikat moncongnya, namun jangan lupa untuk melepas saat bayi buaya sudah berada di kandang.
MG/Afridha Khalila
(wbs)