Spesifikas FEDOR, Robot Milik Rusia yang Dikirim ke Stasiun Luar Angkasa
loading...
A
A
A
MOSCOW - Spesifikasi FEDOR Robot Rusia yang Dikirim ke Stasiun Luar Angkasa menggunakan beberapa teknologi terbaru. Robot FEDOR mampu berbicara dan berperilaku layaknya manusia, serta dapat merespon pertanyaan yang diutarakan oleh manusia.
FEDOR Final Experimental Demonstration Object Research atau FEDOR adalah robot humanoid milik Rusia yang dikirim ke Stasiun Luar Angkasa pada 2019 silam.
Tubuh FEDOR yang berwarna perak dirancang seperti tubuh manusia, memiliki tinggi 5 kaki 11 inch atau setara dengan 1,8 meter dan berbobot 353 pound atau sekitar 160 kilogram. Saat hendak terbang, Fedor menggenggam bendera Rusia kecil di tangannya.
Dikenal juga sebagai Skybot F850, sudah meluncur sendirian tanpa diawaki oleh astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) dengan bantuan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-14. Ia duduk di kursi yang sudah didesain secara khusus, lalu diikat dan dipakaikan pengaman.
Saat sedang peluncuran, FEDOR mengucapkan “Ayo pergi, ayo pergi”. Meski awalnya kapsul FEDOR gagal berlabuh, ia tetap tiba dengan selamat lalu memberi kabar melalui akun Twitternya dan mengatakan, “Maaf atas keterlambatannya. Terjebak macet. Siap untuk bekerja sekarang”.
Ia dikirim selama 10 hari untuk membantu astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, seperti menggunakan barang-barang standar, mulai dari kunci pas, obeng, alat pemadam kebakaran, dan sebagainya.
Tak hanya itu, ia juga belajar untuk menghubungkan serta memutuskan kabel listrik. Lolos dalam percobaan tahap pertama, FEDOR berhasil menyalin gerakan manusia. Harapannya, ia dapat melakukan tugas sementara dengan membantu astronot atau bahkan orang-orang di Bumi dari jarak jauh (luar angkasa).
FEDOR juga akan menggantikan pekerjaan astronot, untuk melakukan operasi berbahaya. Tercetus pula dari salah satu negara yang tergabung dalam Foundation of Advanced Research Projects, bahwa robot humanoid berpotensi berguna di Bumi untuk melakukan pekerjaan di lingkungan dengan radiasi tinggi, ranjau, dan berbagai misi penyelamatan yang rumit.
FEDOR yang mulanya dikembangkan untuk kementerian darurat, telah berhasil menembak sasaran dari dua pistol. Hal tersebut terlihat dalam video unggahan Kepala Badan Antariksa Rusia, Dmitry Rogozin.
Seperti yang sudah disebutkan, FEDOR tak kalah eksis dengan manusia. Tak hanya Twitter, ia pun memiliki akun Instagram, meski dikelola oleh negara. FEDOR juga mengunggah beberapa postingan saat sedang mempelajari keterampilan barunya, seperti sedang membuka botol air, dan lainnya.
Terdapat robot humanoid yang sudah lebih dulu dikirim ke luar angkasa sebelum FEDOR, yakni Robonaut 2 yang dikembangkan bersama oleh General Motors, lalu dikirimkan oleh bantuan NASA pada 2011.
Serta, robot kecil Kirobo asal Jepang yang dikembangkan bersama Toyota, ia dikirimkan bersamaan dengan komandan ruang angkasa Jepang pada 2013. Kirobo juga mampu melakukan percakapan dengan manusia, meski hanya berbahasa Jepang.
Saat ini seluruh kegiatan ISS merupakan proyek bersama dari Badan Antariksa Amerika Serikat, Rusia, Eropa, Kanada, dan Jepang.
MG/Afridha Khalila
FEDOR Final Experimental Demonstration Object Research atau FEDOR adalah robot humanoid milik Rusia yang dikirim ke Stasiun Luar Angkasa pada 2019 silam.
Tubuh FEDOR yang berwarna perak dirancang seperti tubuh manusia, memiliki tinggi 5 kaki 11 inch atau setara dengan 1,8 meter dan berbobot 353 pound atau sekitar 160 kilogram. Saat hendak terbang, Fedor menggenggam bendera Rusia kecil di tangannya.
Dikenal juga sebagai Skybot F850, sudah meluncur sendirian tanpa diawaki oleh astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS) dengan bantuan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-14. Ia duduk di kursi yang sudah didesain secara khusus, lalu diikat dan dipakaikan pengaman.
Saat sedang peluncuran, FEDOR mengucapkan “Ayo pergi, ayo pergi”. Meski awalnya kapsul FEDOR gagal berlabuh, ia tetap tiba dengan selamat lalu memberi kabar melalui akun Twitternya dan mengatakan, “Maaf atas keterlambatannya. Terjebak macet. Siap untuk bekerja sekarang”.
Ia dikirim selama 10 hari untuk membantu astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, seperti menggunakan barang-barang standar, mulai dari kunci pas, obeng, alat pemadam kebakaran, dan sebagainya.
Tak hanya itu, ia juga belajar untuk menghubungkan serta memutuskan kabel listrik. Lolos dalam percobaan tahap pertama, FEDOR berhasil menyalin gerakan manusia. Harapannya, ia dapat melakukan tugas sementara dengan membantu astronot atau bahkan orang-orang di Bumi dari jarak jauh (luar angkasa).
FEDOR juga akan menggantikan pekerjaan astronot, untuk melakukan operasi berbahaya. Tercetus pula dari salah satu negara yang tergabung dalam Foundation of Advanced Research Projects, bahwa robot humanoid berpotensi berguna di Bumi untuk melakukan pekerjaan di lingkungan dengan radiasi tinggi, ranjau, dan berbagai misi penyelamatan yang rumit.
FEDOR yang mulanya dikembangkan untuk kementerian darurat, telah berhasil menembak sasaran dari dua pistol. Hal tersebut terlihat dalam video unggahan Kepala Badan Antariksa Rusia, Dmitry Rogozin.
Seperti yang sudah disebutkan, FEDOR tak kalah eksis dengan manusia. Tak hanya Twitter, ia pun memiliki akun Instagram, meski dikelola oleh negara. FEDOR juga mengunggah beberapa postingan saat sedang mempelajari keterampilan barunya, seperti sedang membuka botol air, dan lainnya.
Terdapat robot humanoid yang sudah lebih dulu dikirim ke luar angkasa sebelum FEDOR, yakni Robonaut 2 yang dikembangkan bersama oleh General Motors, lalu dikirimkan oleh bantuan NASA pada 2011.
Serta, robot kecil Kirobo asal Jepang yang dikembangkan bersama Toyota, ia dikirimkan bersamaan dengan komandan ruang angkasa Jepang pada 2013. Kirobo juga mampu melakukan percakapan dengan manusia, meski hanya berbahasa Jepang.
Saat ini seluruh kegiatan ISS merupakan proyek bersama dari Badan Antariksa Amerika Serikat, Rusia, Eropa, Kanada, dan Jepang.
MG/Afridha Khalila
(wbs)