Ditemukan Supernova Baru yang Dapat Mengobrak-Abrik Atmosfer Planet
loading...
A
A
A
FLORIDA - Ilmuwan mengungkapkan penemuan jenis supernova baru yang dapat menghancurkan lapisan ozon planet bertahun-tahun setelah ledakan awal. Supernova baru ini terjadi ketika sebuah bintang yang mendekati akhir hidupnya atau kehancurannya, dikelilingi piringan material tebal.
“Setelah ledakan supernova awal, gelombang kejut terbentuk dan menghantam cakram tersebut. Gelombang kejut memanaskan piringan ke suhu yang sangat tinggi, yang menyebabkan piringan memancarkan radiasi sinar-X dalam jumlah besar,” kata Paul M Sutter adalah ahli astrofisika di SUNY Stony Brook dan Flatiron Institute di New York City dikutip dari laman Space, Senin (2/1/2023).
Radiasi ini dapat membawa energi dalam jumlah besar dan menempuh jarak yang sangat jauh hingga jarak yang luar biasa dari 150 tahun cahaya. Dalam studi baru-baru ini, para astronom menemukan bahwa supernova sinar-X yang paling terang dapat membanjiri lapisan ozon planet.
Keadaan ini dapat menipiskan lapisan ozon hingga 50%, yang lebih dari cukup untuk memicu peristiwa kepunahan. Supernova semacam ini akan menciptakan pukulan satu-dua yang mematikan. Berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah ledakan awal, sebuah planet yang rentan akan dihantam oleh sinar-X.
Kemudian, ratusan atau ribuan tahun kemudian, sinar kosmik akan datang, menyelesaikan pekerjaannya sebelum biosfer sempat pulih dan mengisi kembali lapisan pelindungnya. “Syukurlah, Bumi tetap aman, karena kita tahu tidak ada calon supernova sinar-X di dekatnya,” kata Sutter.
Namun studi baru ini menempatkan batasan lebih lanjut pada zona layak huni galaksi, wilayah di setiap galaksi yang dapat mendukung kehidupan. Studi baru menunjukkan bahwa tepi dalam zona layak huni galaksi mungkin lebih jauh dari inti galaksi daripada yang kita duga sebelumnya.
“Supernova adalah berita buruk. Mereka dapat menghancurkan biosfer dan membanjiri planet dengan radiasi yang mematikan. Meskipun tertabrak di sana-sini, Bumi berada di salah satu lingkungan teraman di seluruh galaksi,” ujar Sutter.
“Setelah ledakan supernova awal, gelombang kejut terbentuk dan menghantam cakram tersebut. Gelombang kejut memanaskan piringan ke suhu yang sangat tinggi, yang menyebabkan piringan memancarkan radiasi sinar-X dalam jumlah besar,” kata Paul M Sutter adalah ahli astrofisika di SUNY Stony Brook dan Flatiron Institute di New York City dikutip dari laman Space, Senin (2/1/2023).
Radiasi ini dapat membawa energi dalam jumlah besar dan menempuh jarak yang sangat jauh hingga jarak yang luar biasa dari 150 tahun cahaya. Dalam studi baru-baru ini, para astronom menemukan bahwa supernova sinar-X yang paling terang dapat membanjiri lapisan ozon planet.
Keadaan ini dapat menipiskan lapisan ozon hingga 50%, yang lebih dari cukup untuk memicu peristiwa kepunahan. Supernova semacam ini akan menciptakan pukulan satu-dua yang mematikan. Berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah ledakan awal, sebuah planet yang rentan akan dihantam oleh sinar-X.
Kemudian, ratusan atau ribuan tahun kemudian, sinar kosmik akan datang, menyelesaikan pekerjaannya sebelum biosfer sempat pulih dan mengisi kembali lapisan pelindungnya. “Syukurlah, Bumi tetap aman, karena kita tahu tidak ada calon supernova sinar-X di dekatnya,” kata Sutter.
Namun studi baru ini menempatkan batasan lebih lanjut pada zona layak huni galaksi, wilayah di setiap galaksi yang dapat mendukung kehidupan. Studi baru menunjukkan bahwa tepi dalam zona layak huni galaksi mungkin lebih jauh dari inti galaksi daripada yang kita duga sebelumnya.
“Supernova adalah berita buruk. Mereka dapat menghancurkan biosfer dan membanjiri planet dengan radiasi yang mematikan. Meskipun tertabrak di sana-sini, Bumi berada di salah satu lingkungan teraman di seluruh galaksi,” ujar Sutter.
(wib)