Ngeri, Arkeolog Temukan 9 Kepala Buaya Ditanam di Makam Mesir Kuno
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekspedisi penelitian yang dilakukan kelompok arkeolog Polish Centre of Mediterranean Archeology (PCMA) baru-baru ini geger karena menemukan sembilan kepala buaya yang ditanam di makam Mesir kuno. Kesembilan kepala buaya itu ditemukan di kompleks makam Theban Necropolis, Mesir.
Tidak main-main sembilan kepala buaya itu menurut situs University of Warsaw merupakan bagian tubuh dari kepala buaya Sungai Nil (Crocodylus niloticus). Spesies itu dianggap yang terbesar dan paling berbahaya dari semua buaya di seluruh sub-Sahara Afrika.
Saat ditemukan bagian kepala buaya tersebut hanya tinggal tersisa pecahan tengkorak, rahang bawah, gigi lepas, dan osteodermata atau tulang-tulang kecil. Yang menarik kesembilan kepala buaya itu ditanam berdampingan dengan makam dua orang pejabat penting Mesir kuno di era Mentuhotep II.
Dr Patryk Chudzik dari PCMA mengatakan mengubur hewan-hewan di komplek pemakaman sebenarnya tidak asing di budaya Mesir kuno. Hanya saja biasanya hewan-hewan tersebut telah lebih dulu menjalani mumifikasi .
Hewan-hewan yang diawetkan juga tidak hanya sebatas buaya. Ada juga hewan-hewan lain seperti anjing, kucing, singa, kuda, dan burung.
Namun mengubur kepala buaya utuh tanpa mumifikasi baru ditemukan saat ini. "Penemuan sisa-sisa makhluk sungai yang tidak dimumikan ini, terbatas pada kepala dan kulitnya, sangat luar biasa. Faktanya, sisa-sisa reptil suci dikuburkan di katakombe yang disiapkan secara khusus,” jelas Dr Patryk Chudzik.
Dalam analisa mendalam dia mengatakan sembilan kepala buaya itu tidak ditanam setelah komplek pemakaman jadi. Alih-alih kesembilan kepala buaya itu dikubur bareng dengan dua tokoh Mesir kuno tersebut melalui sebuah ritual khusus.
Dia juga mengatakan penanaman sembilan kepala buaya tersebut tidak berkaitan dengan kelompok masyarakat Mesir Kuno yang memuja Dewa Sobek. Diketahui Dewa Sobek di Mesir Kuno adalah penguasa air yang memiliki tubuh manusia dengan kepala buaya. Dewa Sobek diyakini sebagai sosok yang membawa kesuburan terhadap tanah Mesir.
Tidak main-main sembilan kepala buaya itu menurut situs University of Warsaw merupakan bagian tubuh dari kepala buaya Sungai Nil (Crocodylus niloticus). Spesies itu dianggap yang terbesar dan paling berbahaya dari semua buaya di seluruh sub-Sahara Afrika.
Saat ditemukan bagian kepala buaya tersebut hanya tinggal tersisa pecahan tengkorak, rahang bawah, gigi lepas, dan osteodermata atau tulang-tulang kecil. Yang menarik kesembilan kepala buaya itu ditanam berdampingan dengan makam dua orang pejabat penting Mesir kuno di era Mentuhotep II.
Dr Patryk Chudzik dari PCMA mengatakan mengubur hewan-hewan di komplek pemakaman sebenarnya tidak asing di budaya Mesir kuno. Hanya saja biasanya hewan-hewan tersebut telah lebih dulu menjalani mumifikasi .
Hewan-hewan yang diawetkan juga tidak hanya sebatas buaya. Ada juga hewan-hewan lain seperti anjing, kucing, singa, kuda, dan burung.
Namun mengubur kepala buaya utuh tanpa mumifikasi baru ditemukan saat ini. "Penemuan sisa-sisa makhluk sungai yang tidak dimumikan ini, terbatas pada kepala dan kulitnya, sangat luar biasa. Faktanya, sisa-sisa reptil suci dikuburkan di katakombe yang disiapkan secara khusus,” jelas Dr Patryk Chudzik.
Dalam analisa mendalam dia mengatakan sembilan kepala buaya itu tidak ditanam setelah komplek pemakaman jadi. Alih-alih kesembilan kepala buaya itu dikubur bareng dengan dua tokoh Mesir kuno tersebut melalui sebuah ritual khusus.
Dia juga mengatakan penanaman sembilan kepala buaya tersebut tidak berkaitan dengan kelompok masyarakat Mesir Kuno yang memuja Dewa Sobek. Diketahui Dewa Sobek di Mesir Kuno adalah penguasa air yang memiliki tubuh manusia dengan kepala buaya. Dewa Sobek diyakini sebagai sosok yang membawa kesuburan terhadap tanah Mesir.
(wsb)