Moncong 9M730 Burevestnik Diarahkan ke Kiev, Ukraina di Ambang Kiamat
loading...
A
A
A
MOSCOW - Rusia dikabarkan tengah merencakan menggunakan senjata paling mematikannya untuk mengakhiri perang dengan Ukraina.
Seperti dilansir dari BBC, Badan Nuklir Rusia, Rosatom State Atomic Energy Corporation, membenarkan bahwa sejumlah tenaga ahli mereka tengah menguji mesin bertenaga nuklir. Namun tidak ada informasi yang lebih rinci terkait program itu.
Rusia baru-baru ini juga mencoba misil nuklir bernama Burevestnik. Meski begitu, otoritas Rusia tidak memaparkan secara detail sistem yang mereka terapkan dalam uji coba gagal itu.
Hal itu terkuak usai, sebuah ledakan diikuti peningkatan radiasi selama 40 menit di Severodvinsk, kota yang berjarak 40 kilometer dari pusat kota Nyonoksa, basis uji coba roket Rusia.
Pejabat kota Severodvinsk menyatakan, radiasi di wilayah mereka mencapai 2 microsievert per jam, sebelum akhirnya kembali normal ke angka 0,11 microsievert.
Tingkat radiasi itu dianggap terlalu rendah untuk memicu gangguan kesehatan.
Beberapa pakar di Rusia dan negara Barat memperkirakan uji coba itu berkaitan dengan misil 9M730 Burevestnik, yang secara harafiah berarti burung laut.
Mark Galeotti, peneliti terkemuka Rusia di Royal United Services Institute, menilai tenaga penggerak nuklir dalam misil itu mengalami hambatan teknis.
"Ada pertentangan antara kecepatan dan bobot sistem. Risiko dari misil yang mengeluarkan radioaktif berhembus ke mana pun ia berhembus," kata Galeotti kepada BBC.
"Sistem baru ini merupakan pengembangan dari era Soviet. Mereka dikeluarkan dari rak penyimpan dan diberi sejumlah teknologi baru," tuturnya.
Tenaga penggerak nuklir misil Burevestnik, merujuk pernyataan Putin, dapat melontarkan senjata itu tanpa batasan jarak.
Namun ledakan di Nyonoksa diprediksi melibatkan sistem senjata lain yang memungkinkan misil itu mengangkut hulu ledak nuklir:
Presiden Rusia, Vladimir Putin, pernah menyebut negaranya sedang membuat misil yang dapat meluncur tanpa batasan jarak.
Seperti dilansir dari BBC, Badan Nuklir Rusia, Rosatom State Atomic Energy Corporation, membenarkan bahwa sejumlah tenaga ahli mereka tengah menguji mesin bertenaga nuklir. Namun tidak ada informasi yang lebih rinci terkait program itu.
Rusia baru-baru ini juga mencoba misil nuklir bernama Burevestnik. Meski begitu, otoritas Rusia tidak memaparkan secara detail sistem yang mereka terapkan dalam uji coba gagal itu.
Hal itu terkuak usai, sebuah ledakan diikuti peningkatan radiasi selama 40 menit di Severodvinsk, kota yang berjarak 40 kilometer dari pusat kota Nyonoksa, basis uji coba roket Rusia.
Pejabat kota Severodvinsk menyatakan, radiasi di wilayah mereka mencapai 2 microsievert per jam, sebelum akhirnya kembali normal ke angka 0,11 microsievert.
Tingkat radiasi itu dianggap terlalu rendah untuk memicu gangguan kesehatan.
Beberapa pakar di Rusia dan negara Barat memperkirakan uji coba itu berkaitan dengan misil 9M730 Burevestnik, yang secara harafiah berarti burung laut.
Mark Galeotti, peneliti terkemuka Rusia di Royal United Services Institute, menilai tenaga penggerak nuklir dalam misil itu mengalami hambatan teknis.
"Ada pertentangan antara kecepatan dan bobot sistem. Risiko dari misil yang mengeluarkan radioaktif berhembus ke mana pun ia berhembus," kata Galeotti kepada BBC.
"Sistem baru ini merupakan pengembangan dari era Soviet. Mereka dikeluarkan dari rak penyimpan dan diberi sejumlah teknologi baru," tuturnya.
Tenaga penggerak nuklir misil Burevestnik, merujuk pernyataan Putin, dapat melontarkan senjata itu tanpa batasan jarak.
Namun ledakan di Nyonoksa diprediksi melibatkan sistem senjata lain yang memungkinkan misil itu mengangkut hulu ledak nuklir:
Presiden Rusia, Vladimir Putin, pernah menyebut negaranya sedang membuat misil yang dapat meluncur tanpa batasan jarak.
(wbs)