NASA Lakukan Uji Coba Parasut Supesonik untuk Mendarat di Mars
A
A
A
NEW YORK - Nasa berhasil menguji parasut supersonik yang dirancang untuk mendaratkan wahana rover berikutnya ke Mars.
Peluncuran suborbital yang dilakukan dari Wallops Island di Virginia ini dirancang untuk meniru kondisi yang mungkin saja dialami parasut selama pendarata di Mars.
Selain itu para ilmuwan yang trgabung juga mempelajari parasut dan data yang dikumpulkan selama penerbangan untuk memastikan sistem akan berfungsi seperti yang diharapkan.
"Ini benar-benar tes kekuatan untuk wahana Mars 2020," kata Jeremy Hill seorang insinyur mesin dikutip dari laman Space, Sabtu (8/9/2018).
"Kami ingin berada sedekat mungkin dengan lingkungan Mars," tambahnya.
Peluncuran yang dilakukan pagi tadi waktu setempat adalah bagian dari Eksperimen Penelitian Eksperimental Parasut Supersonik NASA (ASPIRE). Program ini membangun parasut yang dapat melekat pada atmosfer Planet Merah yang renggang dengan cukup baik untuk menyangga pendaratan robotik, khususnya bagi wahana Rover Mars milik NASA, yang dijadwalkan diluncurkan tahun 2020.
Parasut yang dimaksud bukanlah parasut pada umumnya yang digunakan untuk skydriver, namun parasut ini dirancang 10 dan 20 kali lebih besar dari parasut terestrial untuk melindungi rover selama pendaratan.
Parasut ini berbobot 90 kg dan dikemas sangat rapat sehingga saat parasut mendarat hanya butuh waktu setengah detik untuk menyebar dan karena penyebarannya yang sangat cepat itu yang membuat ASPIRE menjadi parasut sueprsonik.
Setelah peluncuran pagi ini, parasut akan diambil dari Samudera Atlantik dan dibawa kembali oleh insinyur untuk dipelajari guna memastikan perangkat tersebut dirancang dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan selama ujicoba yang baru dilakukan.
Hill menjelaskan bahwa ada lebih dari satu juta jahitan di parasut, yang dibuat sebagian dari Kevlar dan tim ingin melihat parasut ini layak tidak untuk digunakan dipendaratan Mars 2020 berjalan l
Peluncuran suborbital yang dilakukan dari Wallops Island di Virginia ini dirancang untuk meniru kondisi yang mungkin saja dialami parasut selama pendarata di Mars.
Selain itu para ilmuwan yang trgabung juga mempelajari parasut dan data yang dikumpulkan selama penerbangan untuk memastikan sistem akan berfungsi seperti yang diharapkan.
"Ini benar-benar tes kekuatan untuk wahana Mars 2020," kata Jeremy Hill seorang insinyur mesin dikutip dari laman Space, Sabtu (8/9/2018).
"Kami ingin berada sedekat mungkin dengan lingkungan Mars," tambahnya.
Peluncuran yang dilakukan pagi tadi waktu setempat adalah bagian dari Eksperimen Penelitian Eksperimental Parasut Supersonik NASA (ASPIRE). Program ini membangun parasut yang dapat melekat pada atmosfer Planet Merah yang renggang dengan cukup baik untuk menyangga pendaratan robotik, khususnya bagi wahana Rover Mars milik NASA, yang dijadwalkan diluncurkan tahun 2020.
Parasut yang dimaksud bukanlah parasut pada umumnya yang digunakan untuk skydriver, namun parasut ini dirancang 10 dan 20 kali lebih besar dari parasut terestrial untuk melindungi rover selama pendaratan.
Parasut ini berbobot 90 kg dan dikemas sangat rapat sehingga saat parasut mendarat hanya butuh waktu setengah detik untuk menyebar dan karena penyebarannya yang sangat cepat itu yang membuat ASPIRE menjadi parasut sueprsonik.
Setelah peluncuran pagi ini, parasut akan diambil dari Samudera Atlantik dan dibawa kembali oleh insinyur untuk dipelajari guna memastikan perangkat tersebut dirancang dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan selama ujicoba yang baru dilakukan.
Hill menjelaskan bahwa ada lebih dari satu juta jahitan di parasut, yang dibuat sebagian dari Kevlar dan tim ingin melihat parasut ini layak tidak untuk digunakan dipendaratan Mars 2020 berjalan l
(wbs)