Berencana Jelajahi Mars, NASA Mulai Uji Coba Roket Baru
loading...
A
A
A
NEW YORK - NASA semakin serius dalam mewujudkan misi ke planet Mars. Dikabarkan bahwa Lembaga Antariksa Amerika Serikat itu sudah memulai uji coba roket baru yang diluncurkan dari planet lain.
Dihimpun dari Gizmodo, Rabu (16/8/2023), tim di belakang Mars Ascent Vehicle (MAV) baru-baru ini menguji motor roket padat tahap pertama dan kedua di ruang vakum yang mensimulasikan suhu dingin di Mars.
Menurut NASA, tes ini dilakukan sebagai langkah penting dalam proses pengambilan sampel bebatuan di planet Mars.
"Tes ini menunjukkan bangsa kita memiliki kapasitas untuk mengembangkan kendaraan peluncuran yang cukup ringan untuk sampai ke Mars dan cukup kuat untuk menempatkan satu set sampel ke orbit untuk dibawa kembali ke Bumi,” kata manajer propulsi MAV di NASA, Benjamin Davis.
“Perangkat keras memberi tahu kami bahwa teknologi kami siap untuk melanjutkan pengembangan," lanjutnya.
Untuk diketahui, NASA sendiri memang tengah berfokus untuk menjalankan misi yang vukup komplek yang diberi nama Mars Sample Return. Ini melibatkan armada pesawat ruang angkasa, termasuk pengorbit, pendarat, dua helikopter, dan roket.
Untuk menguji MAV, tim menyiapkan motor pengembangan yang akan membantu mereka menyesuaikan desain sebelum mulai membangun yang sebenarnya. Motor pengembangan SRM2 diuji pada 29 Maret di fasilitas Northrop Grumman sementara SRM1 diuji pada 7 April di Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California.
SRM1 ditempatkan di ruang vakum dengan suhu -4 derajat Fahrenheit (-20 derajat Celcius) untuk mensimulasikan kondisi di Mars. Agar motor roket dapat bertahan dari dingin yang ekstrem, tim harus melengkapinya dengan nosel bola yang terperangkap dengan garis pemisah supersonik sebagai lawan dari nosel motor roket padat gimball biasa, yang tidak dirancang untuk iklim Mars.
Nosel adalah tabung berbentuk khusus yang mengalirkan gas panas, dan digunakan sebagai bagian dari mesin roket untuk menghasilkan daya dorong dengan mempercepat pembuangan panas.
Selama pengujian, nosel splitline supersonik mencapai tingkat kesiapan teknologi keenam dari sembilan berdasarkan skala yang dikembangkan oleh NASA. Desain nosel baru masih akan menjalani lebih banyak pengujian untuk, memastikannya dapat menangani guncangan dan getaran intens saat peluncuran.
Dengan pengujian baru saja dilakukan, sampel Mars diharapkan tiba di Bumi pada awal 2030-an, meskipun misi tersebut berada di bawah pengawasan setelah melampaui anggaran dan menghadapi kemungkinan penundaan.
Dihimpun dari Gizmodo, Rabu (16/8/2023), tim di belakang Mars Ascent Vehicle (MAV) baru-baru ini menguji motor roket padat tahap pertama dan kedua di ruang vakum yang mensimulasikan suhu dingin di Mars.
Menurut NASA, tes ini dilakukan sebagai langkah penting dalam proses pengambilan sampel bebatuan di planet Mars.
"Tes ini menunjukkan bangsa kita memiliki kapasitas untuk mengembangkan kendaraan peluncuran yang cukup ringan untuk sampai ke Mars dan cukup kuat untuk menempatkan satu set sampel ke orbit untuk dibawa kembali ke Bumi,” kata manajer propulsi MAV di NASA, Benjamin Davis.
“Perangkat keras memberi tahu kami bahwa teknologi kami siap untuk melanjutkan pengembangan," lanjutnya.
Untuk diketahui, NASA sendiri memang tengah berfokus untuk menjalankan misi yang vukup komplek yang diberi nama Mars Sample Return. Ini melibatkan armada pesawat ruang angkasa, termasuk pengorbit, pendarat, dua helikopter, dan roket.
Untuk menguji MAV, tim menyiapkan motor pengembangan yang akan membantu mereka menyesuaikan desain sebelum mulai membangun yang sebenarnya. Motor pengembangan SRM2 diuji pada 29 Maret di fasilitas Northrop Grumman sementara SRM1 diuji pada 7 April di Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California.
SRM1 ditempatkan di ruang vakum dengan suhu -4 derajat Fahrenheit (-20 derajat Celcius) untuk mensimulasikan kondisi di Mars. Agar motor roket dapat bertahan dari dingin yang ekstrem, tim harus melengkapinya dengan nosel bola yang terperangkap dengan garis pemisah supersonik sebagai lawan dari nosel motor roket padat gimball biasa, yang tidak dirancang untuk iklim Mars.
Nosel adalah tabung berbentuk khusus yang mengalirkan gas panas, dan digunakan sebagai bagian dari mesin roket untuk menghasilkan daya dorong dengan mempercepat pembuangan panas.
Selama pengujian, nosel splitline supersonik mencapai tingkat kesiapan teknologi keenam dari sembilan berdasarkan skala yang dikembangkan oleh NASA. Desain nosel baru masih akan menjalani lebih banyak pengujian untuk, memastikannya dapat menangani guncangan dan getaran intens saat peluncuran.
Dengan pengujian baru saja dilakukan, sampel Mars diharapkan tiba di Bumi pada awal 2030-an, meskipun misi tersebut berada di bawah pengawasan setelah melampaui anggaran dan menghadapi kemungkinan penundaan.
(wbs)