NASA Temukan Bongkahan Es Persegi Datar di Pantai Timur Antartika
A
A
A
WASHINGTON - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan sebuah potongan es berbentuk persegi sempurna dengan sudut 90 derajat.
Potongan es persegi tersebut berada di tengah hamparan es di pantai timur Antartika. Bongkahan yang nampak seperti irisan kue tersebut pertama kali dibagikan melalui akun Twitter @NASA_ICE.
Citra udara itu tertangkap oleh ilmuwan NASA bernama Jeremy Harbeck. Saat itu dia menjelajahi Antartika pada 16 Oktober dengan menggunakan pesawat khusus.
Pesawat yang menjalankan misi bernama Operation IceBridge ini dirancang untuk mengamati perubahan tingkat es yang memengaruhi iklim Bumi di beberapa gletser. Gletser yang dibidik ada di benua paling ujung dari Kutub Selatan.
Harbeck mengatakan, sebenarnya dia lebih tertarik untuk menangkap foto gunung es A68. Gunung es yang berbentuk datar (tabular) dan dianggap sebagai fenomena yang berbeda dengan gunung es pada umumnya.
"Saya pikir gunung es persegi panjang ini secara visual menarik dan cukup fotogenik. Jadi sembari iseng, saya mengambil beberapa foto," ucap Harbeck dikutip dari blog resmi NASA.
Ahli glasiologi University Maryland, Kelly Brunt, mengatakan, proses pembentukannya hampir mirip dengan kuku yang tumbuh terlalu panjang, lalu retak di bagian ujungnya. Bongkahan tersebut sering berbentuk geometris.
"Sebenarnya hal yang membuat temuan ini tak biasa karena bentuknya yang persis segi empat, datar (tabular)," tambahnya.
Setelah dipelajari, bongkahan es ini berasal dari lempengan es Larsen Ice Shelf yang runtuh di Semenanjung Antartika. Namun menurut Brunt, dari foto yang beredar itu sulit untuk mengetahui berapa ukuran es tersebut.
Beberapa ahli memperkirakan panjangnya sekitar 1,6 kilometer. "Yang baru ini belum diukur dan sulit untuk mengukur ukurannya hanya dari foto ini. Tapi ini bahkan hampir mendekati ukuran itu," ujarnya.
Seperti umumnya gunung es, diperkiran bongkahan es persegi yang terlihat ini baru 10% dari ukuran sebenarnya. Sedangkan sisanya 90% ada di bawah air.
Apapun bentuknya, fenomena ini menandakan perubahan iklim terus menghangatkan suhu di kutub. Para ilmuwan semakin khawatir bahwa Antartika akan meleleh.
Potongan es persegi tersebut berada di tengah hamparan es di pantai timur Antartika. Bongkahan yang nampak seperti irisan kue tersebut pertama kali dibagikan melalui akun Twitter @NASA_ICE.
Citra udara itu tertangkap oleh ilmuwan NASA bernama Jeremy Harbeck. Saat itu dia menjelajahi Antartika pada 16 Oktober dengan menggunakan pesawat khusus.
Pesawat yang menjalankan misi bernama Operation IceBridge ini dirancang untuk mengamati perubahan tingkat es yang memengaruhi iklim Bumi di beberapa gletser. Gletser yang dibidik ada di benua paling ujung dari Kutub Selatan.
Harbeck mengatakan, sebenarnya dia lebih tertarik untuk menangkap foto gunung es A68. Gunung es yang berbentuk datar (tabular) dan dianggap sebagai fenomena yang berbeda dengan gunung es pada umumnya.
"Saya pikir gunung es persegi panjang ini secara visual menarik dan cukup fotogenik. Jadi sembari iseng, saya mengambil beberapa foto," ucap Harbeck dikutip dari blog resmi NASA.
Ahli glasiologi University Maryland, Kelly Brunt, mengatakan, proses pembentukannya hampir mirip dengan kuku yang tumbuh terlalu panjang, lalu retak di bagian ujungnya. Bongkahan tersebut sering berbentuk geometris.
"Sebenarnya hal yang membuat temuan ini tak biasa karena bentuknya yang persis segi empat, datar (tabular)," tambahnya.
Setelah dipelajari, bongkahan es ini berasal dari lempengan es Larsen Ice Shelf yang runtuh di Semenanjung Antartika. Namun menurut Brunt, dari foto yang beredar itu sulit untuk mengetahui berapa ukuran es tersebut.
Beberapa ahli memperkirakan panjangnya sekitar 1,6 kilometer. "Yang baru ini belum diukur dan sulit untuk mengukur ukurannya hanya dari foto ini. Tapi ini bahkan hampir mendekati ukuran itu," ujarnya.
Seperti umumnya gunung es, diperkiran bongkahan es persegi yang terlihat ini baru 10% dari ukuran sebenarnya. Sedangkan sisanya 90% ada di bawah air.
Apapun bentuknya, fenomena ini menandakan perubahan iklim terus menghangatkan suhu di kutub. Para ilmuwan semakin khawatir bahwa Antartika akan meleleh.
(mim)