Duplikat Bahtera Nabi Nuh Resmi Menuju Israel

Selasa, 27 November 2018 - 17:44 WIB
Duplikat Bahtera Nabi Nuh Resmi Menuju Israel
Duplikat Bahtera Nabi Nuh Resmi Menuju Israel
A A A
AMSTERDAM - Pengusaha kaya raya kebangsaan Yahudi, Johan Huibers membangun kapal besar yang diklaim duplikat bahtera (perahu) Nabi Nuh AS. Kapal besar ini telah berlayar di Sungai Maas, Belanda menuju Israel.

Johan membangun perahu selama lima tahun lebih yang lalu dengan bahan-bahan sesuai yang tercantum dalam Alkitab , kapal setinggi 390 kaki, lebar 75 kaki berbahan dasar 12.000 pohon kayu. BACA: Misi Israel Intip Keistimewaan Kakbah dari Bulan Banjir Dukungan

Dan sekarang, kapal itu untuk membawanya ke tempat kelahiran Yesus Kristus setelah mengumumkan rencana untuk berlayar ke Israel.
Duplikat Bahtera Nabi Nuh Resmi Menuju Israel

“Tujuan yang saya untuk membawa kapal bahtera ini ke Israel. Ini adalah salinan dari kapal Tuhan. dan akan membawanya ke tanah Tuhan. Saya mencintai tanah Israel, saya mencintai negara ini, saya mencintai rakyat." tutur Johan seperti dilansir Daily Star Selasa (27/11/2018)

Johan berbicara menunjuk ke salinan Alkitabnya dan berkata: "Mungkin terdengar menakutkan, tapi saya percaya semua yang tertulis di alkitab,"

Johan menyatakan bahwa dia membangun bahtera untuk menunjukkan bahwa Tuhan ada, mengungkapkan hanya tujuh orang yang membangunnya selama empat tahun, hal ini menunjukkan bahwa sangat mungkin Nabi Nuh dapat membangun perahu besar pada zaman Alkitab.

Dalam riwayatnya, Nabi Nuh diperintahkan Tuhan untuk membangun sebuah bahtera karena banjir akan melanda. Dia disuruh membawa setiap pasangan hewan—jantan dan betina—yang hidup di darat atau pun yang terbang, sehingga spesies mereka bisa bertahan dan bereproduksi setelah banjir reda.
Duplikat Bahtera Nabi Nuh Resmi Menuju Israel

Cerita “Bahtera Nuh” diduga terjadi 10.000 tahun yang lalu.

Kabar yang mengaitkan dengan Nabi Nuh bukan yang pertama, sebelumnya dosen Turki bernama Dr Yavuz Ornek mengklaim bahwa teknologi modern sudah ada pada saat itu.

Dosen Ilmu Kelautan di Istanbul University itu mengatakan, Nabi Nuh saat itu sudah memiliki ponsel atau telepon genggam.

“Nuh menggunakan teleponnya untuk menelpon anaknya saat dia berada sekian kilometer jauhnya dari dia,” kata Ornek. Namun, akademisi Turki itu tidak menyebutkan apakah ponsel Nabi Nuh berjenis smartphone atau ponsel flip.

”Ada gelombang setinggi 300 sampai 400 meter dan putra Nabi Nuh berada beberapa kilometer jauhnya. Alquran mengatakan bahwa Nuh berbicara dengan anaknya. Tapi bagaimana mereka bisa berkomunikasi? Apakah itu sebuah keajaiban? Bisa jadi. Tapi kami yakin dia berkomunikasi dengan anaknya melalui telepon genggam,” kata Ornek

Pendapat unik tentang kisah Nabi Nuh tidak sampai di situ. Dia juga mengklaim bahwa bahtera tersebut dibangun dengan menggunakan pelat baja, bukan kayu. Bahkan, kata dia, kapal tersebut menggunakan energi nuklir.

”Saya seorang ilmuwan, saya berbicara untuk sains,” kata Ornek menegaskan kapasitasnya untuk mendukung klaim unik itu.

Dalam kitab suci, banjir kala itu surut setelah 40 hari 40 malam. Menurut Ornek, Nabi Nuh tidak menggunakan burung merpati seperti yang dikatakan dalam Alkitab untuk mengecek kondisi banjir. Sebagai gantinya, dia menggunakan pesawat tak berawak.

”Begini, mengapa Anda mengirim seekor merpati saat ada teknologi canggih yang tersedia?,” ujar Ornek ketika penyiar TRT skeptis tentang klaimnya tanpa ada bukti ilmiah.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6672 seconds (0.1#10.140)