Bertaburan Batu Permata, Planet K2-18b Penuh Air seperti Bumi
A
A
A
LONDON - Para peneliti dari University College London menganalisis data dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan menemukan Planet yang mirip dengan bumi yakni K2-18b
Planet yang mirip Bumi yang memiliki batu rubi dan safir yang melimpah. Penemuan yang telah dilaporkan oleh Royal Astronomical Society tersebut bermula saat para astronom menyelidiki kondisi dan jenis kimia dari planet berbatu.
Dr Tsiaras dan anggota tim UCL lainnya mengembangkan algoritma untuk menganalisis data yang telah diambil dari atmosfer K2-18b.
Hasilnya mengungkapkan molekul uap air serta menyoroti keberadaan hidrogen dan helium di atmosfer planet ini
"Ini bukan hanya karena super-Bumi seperti K2-18b adalah planet paling umum di galaksi kita, tetapi juga karena bintang yang lebih kecil dari Matahari kita - adalah bintang yang paling umum."
Dilansir dari The Sun, penelitian ini dilakukan oleh astronom Amy Bonsor dari University of Cambridge. Studi yang dilakukan Bonsor menunjukkan bahwa bahan seperti kalsium dan aluminium lazim ditemukan di planet berbatu.
Penelitian itu mengantarkan Bonsor menemukan HD219134b, sebuah planet yang penuh dengan batu rubi dan safir. Planet ini disebut juga Super Earth karena punya kemiripan dengan Bumi, tetapi 10-20 persen lebih padat dari Bumi.
Super Earth terletak di 21 tahun cahaya dari rasi bintang Cassiopedia. Orbitnya hanya berlangsung tiga hari untuk sekali mengelilingi bintang induknya.
Peneliti mengatakan, suhu tinggi dan tingkat konsentrasi kalsium aluminium membuat terjadinya proses pembuatan batu permata.
"Sebuah kelas baru dari exoplanet berbatu yang terbentuk dari sejumlah besar kalsium, aluminium dan oksidasi. Terlebih, planet ini terbentuk sangat dekat dengan bintang induknya," ujar Bonsor.
Tak puas, tim peneliti berencana untuk mencari lebih banyak kandidat planet ekstra surya yang memperlihatkan jenis komposisi kimia serupa. Rencana itu mendapat tanggapan dari misi PLATO, sebuah survei planet ekstra surya yang dipelopori oleh Badan Antariksa Eropa.
"Akan bagus untuk melakukan pencarian ini, akan ada beberapa sistem yang mulai muncul dari pencarian tersebut untuk menemukan exoplanet berbatu," ujarnya.
Bonsor mengatakan, ini salah satu cara untuk memodelkan bagaimana koleksi primitif dari bahan-bahan ini perlahan tumbuh dan berkembang menjadi sebuah planet utuh.
Penelitian ini dapat menjelaskan bagaimana sebuah planet seperti Bumi terbentuk, dan apakah tata surya bisa menciptakan Super Earth permata yang berharga. “Paling tidak, saat ini kita tahu bahwa ada planet lain di luar sana yang berkilauan cerah dengan batu merah dan biru," ujarnya.
Planet yang mirip Bumi yang memiliki batu rubi dan safir yang melimpah. Penemuan yang telah dilaporkan oleh Royal Astronomical Society tersebut bermula saat para astronom menyelidiki kondisi dan jenis kimia dari planet berbatu.
Dr Tsiaras dan anggota tim UCL lainnya mengembangkan algoritma untuk menganalisis data yang telah diambil dari atmosfer K2-18b.
Hasilnya mengungkapkan molekul uap air serta menyoroti keberadaan hidrogen dan helium di atmosfer planet ini
"Ini bukan hanya karena super-Bumi seperti K2-18b adalah planet paling umum di galaksi kita, tetapi juga karena bintang yang lebih kecil dari Matahari kita - adalah bintang yang paling umum."
Dilansir dari The Sun, penelitian ini dilakukan oleh astronom Amy Bonsor dari University of Cambridge. Studi yang dilakukan Bonsor menunjukkan bahwa bahan seperti kalsium dan aluminium lazim ditemukan di planet berbatu.
Penelitian itu mengantarkan Bonsor menemukan HD219134b, sebuah planet yang penuh dengan batu rubi dan safir. Planet ini disebut juga Super Earth karena punya kemiripan dengan Bumi, tetapi 10-20 persen lebih padat dari Bumi.
Super Earth terletak di 21 tahun cahaya dari rasi bintang Cassiopedia. Orbitnya hanya berlangsung tiga hari untuk sekali mengelilingi bintang induknya.
Peneliti mengatakan, suhu tinggi dan tingkat konsentrasi kalsium aluminium membuat terjadinya proses pembuatan batu permata.
"Sebuah kelas baru dari exoplanet berbatu yang terbentuk dari sejumlah besar kalsium, aluminium dan oksidasi. Terlebih, planet ini terbentuk sangat dekat dengan bintang induknya," ujar Bonsor.
Tak puas, tim peneliti berencana untuk mencari lebih banyak kandidat planet ekstra surya yang memperlihatkan jenis komposisi kimia serupa. Rencana itu mendapat tanggapan dari misi PLATO, sebuah survei planet ekstra surya yang dipelopori oleh Badan Antariksa Eropa.
"Akan bagus untuk melakukan pencarian ini, akan ada beberapa sistem yang mulai muncul dari pencarian tersebut untuk menemukan exoplanet berbatu," ujarnya.
Bonsor mengatakan, ini salah satu cara untuk memodelkan bagaimana koleksi primitif dari bahan-bahan ini perlahan tumbuh dan berkembang menjadi sebuah planet utuh.
Penelitian ini dapat menjelaskan bagaimana sebuah planet seperti Bumi terbentuk, dan apakah tata surya bisa menciptakan Super Earth permata yang berharga. “Paling tidak, saat ini kita tahu bahwa ada planet lain di luar sana yang berkilauan cerah dengan batu merah dan biru," ujarnya.
(wbs)